02

2.4K 268 48
                                    

Arsena sudah di parkiran bersama Farhan, padahal Arsena bisa menunggu Aidan sendiri dan Farhan bisa pulang lebih dulu, tapi yang namanya Farhan dan sifat keras kepalanya itu Arsena jelas kalah.

Akhirnya mereka nunggu di bangku parkiran sambil sesekali cerita banyak hal.

"Pokoknya kita harus ke bioskop buat nonton Avatar, gue gak sabar Sen !" Pekik Farhan tak sabar. Rencana untuk pergi menonton ini memang tidak bisa instan karena Farhan cukup sulit keluar rumah, memiliki orang tua yang posesif sungguh menyulitkan kehidupan Farhan tentu saja, berteman dengan Arsena saja karena orang tua mereka temenan, kalau tidak maka Farhan akan sendirian seumur hidup, kemana-mana di ikuti bodyguard seperti rentenir yang nagih hutang. Benar-bener membuat nya risih.

"Arsena" Arsena dan Farhan menoleh, Aidan datang.

"Ayo, Lo duduk di belakang Laura di depan, dia gak bisa duduk di belakang soalnya" ucap Aidan membuat Arsena terdiam dan Farhan yang sudah mendidih raut wajahnya.

"Lo-"

"Iya gak papa kok" potong Arsena cepat, ia berbalik menatap Farhan.

"Sekarang kamu pulang, sopir kamu udah nungguin dari tadi, aku juga mau langsung pergi" ucap Arsena membuat Farhan harus menelan bulat-bulat amarahnya.

Aidan brengsek.

Setelahnya Arsena segera masuk kedalam mobil dan Farhan yang menghela nafas menatap kepergian mobil Aidan.

"Sena.. Sena.. gue bisa kok jadi dominan buat Lo kalau Lo mau" ucap Farhan sedih.

"Lo boti kalau Lo lupa" celetuk Henry yang berjalan melewatinya membuat Farhan mendelik.

"Berisik Herry Potter !" Pekik Farhan kesal.

Sementara itu, keheningan menyelimuti mereka, tidak... hanya Arsena yang memilih diam sementara Aidan dan Laura berbincang dengan seru, bukan apa, Arsena hanya merasa ia tak pantas untuk ikut bergabung dalam obrolan mereka. Lagian ia juga tak begitu paham dengan pembicaraan keduanya. Jadi diam adalah opsi yang paling baik.

"Oh iya, Arsena mau beli alat lukis kan" ucap Laura berbalik menatap Arsena dan Aidan yang juga melirik lewat kaca dashboard.

"Iyaa" balas Arsena tersenyum.

"Gramedia ?" Arsena kembali mengangguk.

"Bagus !! Kalau gitu gue ikut ya, mau liat-liat siapa tau ada barang bagus yang bisa gue beli" ucap nya menatap Arsena penuh permohonan sementara Arsena bingung, bukannya tadi Laura sendiri yang bilang kalau Aidan mungkin ingin memiliki waktu berdua dengannya tapi kenapa sekarang....

"Boleh, kamu boleh ikut, lagian di rumah juga kamu sendiri kan mending ikut kita" belum sempat Arsena menjawab, suara Aidan sudah lebih dulu terdengar.

Arsena menatap Aidan yang ternyata pria itu juga tengah menatap nya.

Arsena memilih memalingkan wajahnya.

Setiap detik bersama Aidan, adalah setiap detik memakan luka.

Tak lama mereka sampai di Gramedia, setelah memarkirkan mobil, kembali Laura dengan antusias nya bahkan sampai merangkul lengan Aidan mesra dan Arsena yang hanya bisa menatap nya dari belakang.

Merasa jika Arsena tak mengikuti mereka, Aidan lantas menoleh, melihat Arsena yang diam termenung di belakang nya.

"Arsena, ayo" Arsena mengangguk dan mengikuti mereka.

Arsena segera menuju ke tempat yang menjual berbagai peralatan lukis, matanya berbinar senang, ini adalah surga dunia, apalagi ia yang memiliki hobi melukis sungguh sangat senang berada di hadapan cat dan kuas dengan berbagai jenis ini.

See You Aidan!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang