Dulu, saat Aidan menyatakan perasaanya, Arsena begitu bahagia karena ia tidak jatuh cinta sendirian, pikirnya begitu. Tapi, seiring berjalannya waktu ia merasa jika hanya ia yang berjuang sementara Aidan tak menunjukkan effort nya sedikitpun.
Dulu juga Arsena tak mempermasalahkannya, asal ia bisa bersama Aidan, orang yang ia sukai maka semuanya akan baik-baik saja. Dulu ia berpikir begitu.
Tak memperdulikan juga teman-teman Aidan yang menatap nya tak suka setiap kali ia bergabung dengan mereka, atau warga sekolah yang selalu mengejeknya karena menjadi kekasih dari seorang Aidan Ravindra, lelaki sempurna yang pernah ada.
Hubungannya sudah 1 tahun, tapi tak ada kemajuan sedikitpun, seolah hubungan nya hanya sebuah kata tanpa makna.
Puk.
Arsena terlonjak kaget saat seseorang menepuk bahu nya.
"Pagi-pagi ngelamun, mikirin apaan sih" ucapnya yang duduk di sebelah Arsena.
"Enggak, cuma mikirin tugas" balas Arsena yang kini sibuk mencoret-coret kertas, agar terlihat sibuk di mata teman kecilnya ini.
"Alah, sok-sokan sibuk" nyinyir Farhan membuat Arsena terkekeh pelan.
"Oh iya, gue ngeliat Aidan di parkiran sama Laura" celetuk Farhan membuat kegiatan Arsena berhenti.
Laura...
Gadis itu...
Gadis itu adalah setengah nyawa Aidan. Itu yang Arsena tau.
Laura adalah hidup Aidan, cinta Aidan, dan nafas Aidan.
Semua orang tau termasuk Arsena yang baru tau 2 bulan terakhir ini. Bodohnya ia justru menutup mata dan telinganya. Mengabaikan rasa sakit hatinya, rasa sesak dadanya, dan rasa yang tak bisa ia jelaskan setiap kali mata jernihnya menatap dimana sosok Aidan menatap penuh cinta pada Laura, berbeda saat Aidan menatap nya, tatapan biasa layaknya seorang teman.
Seperti yang ia lihat saat ini. Di depan sana ia melihat Aidan yang menatap Laura teduh, tersenyum lembut, bahkan memperlakukan Laura seperti seorang ratu, begitupun teman-teman Aidan yang meratukan Laura di pertemanannya.
Arsena tak pernah berkomentar dan Aidan jelas tak niat menjelaskan.
Di lihat saja sudah terjawab, jika posisi Laura jauh di atas Arsena.
Arsena menunduk, mencoba mencoret-coret kertas yang ada di hadapannya. Sementara Farhan yang sejak tadi memperhatikan Arsena dan Aidan menghela nafasnya pelan. Ia mengelus punggung Arsena pelan, dan yang Arsena lakukan hanya memberikan senyuman tipis.
Aidan melirik sekilas kekasihnya, hanya seperkian detik lalu pamit ke kelasnya.
"Aidan sama Laura manis banget sihh"
"Iya bangett, masa mantan kaya gitu"
"Definisi cinta Aidan habis di Laura ya gini"
"Setuju, sisanya Aidan mah cuma ngelanjutin hidup"
"Ahahaha"
Arsena mencoba menutup kedua telinganya rapat-rapat. Sudah biasa, omongan seperti ini sudah sering ia dengar, tapi tetap saja ia tak suka. Fakta jika cinta Aidan habis di Laura mantan nya adalah fakta yang tak pernah bisa ia terima seumur hidupnya.
Jika..
Jika memang Aidan tak pernah jatuh cinta padanya lalu kenapa waktu itu ia datang dan menyatakan cintanya. Mengatakan jika ia memiliki perasaan pada Arsena dan ingin Arsena menjadi kekasihnya. Kenapa harus mengatakan kebohongan seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
See You Aidan!
Não FicçãoDisini hanya Arsena yang berjuang sendirian. Sementara dia.... Bertarung antara memilih kekasih yang tak ia cintai, atau mantan yang ia tunggu