CHAPTER 16

48 6 0
                                    

Happy reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading!

***

Alih-alih merasa marah ataupun tersinggung dengan tuduhan yang di berikan Violet padanya, Zergio justru tertawa pelan.

"Kakak ipar, tega sekali kau menuduhku." Zergio pasang wajah memelasnya, seperkian detik kemudian dia kembali tertawa.

Violet bergeming, menatap lelaki yang lebih muda darinya itu dengan datar. "Bagaimana bisa aku percaya padamu? Kau juga sama seperti Levansha, bagaikan memiliki dua kepribadian."

Jangan di kira Zergio itu adalah anak polos baik-baik, jika pada waktu tertentu, dia justru menjelma seperti binatang yang tidak memiliki otak.

Violet di goda di pusat perbelanjaan pada waktu itu,
dan pada keesokan harinya ada sebuah paket dengan isi kepala laki-laki yang merayunya. Pengirimnya tidak perlu di cari,
di depan mata, Zergio Steele.

"Percayalah, Kak, bukan aku pelakunya. Mana minat diriku dengan tiga orang sialan itu. Mereka terlalu menjijikkan sampai aku langsung mual hanya dengan memikirkannya." Zergio sampai bergedik geli begitu ingat Albert yang tega memperkosa putrinya sendiri.

"Kalau bukan kau siapa lagi memangnya?!" Tanya Violet ketus.

Bak orang normal, Zergio memasang tampang anak baik-baiknya seperti biasa.
"Aku tau pelakunya, tapi aku memilih diam saja, okey?"

Kening Violet mengerut.
"Kau tau? Bagaimana bisa?"

"Tentu saja aku tau. Dan bagaimana aku bisa tau itu tidaklah penting. Karena bagiku mereka pantas mendapatkannya. Malahan itu kurang," balas Zergio.

Melihat wajah Violet yang kentara sekali penasarannya membuat Zergio berdecak malas. Ia membisikkan suatu kalimat
untuk Kakak iparnya itu. "Asal kau tahu saja, dia orang yang aku dan Levansha kenal."

*****

Flashback pukul 02.19 di kediaman keluarga Albert.

Sosok manusia berjalan pelan di dalam rumah ini. Matanya menyiratkan kemarahan dan wajah datar nampak bengis.

Rumah ini sudah sepi karena penghuninya telah tertidur lelap tanpa tau bahwa maut akan menjemput.

Sebuah pedang samurai yang mengerikan begitu tajam di seret hingga menimbulkan suara gesekan pada lantai. Bunyinya pelan, tapi menakutkan.

Pedang ini belum pernah dia gunakan sebelumnya.

Spesial, hanya darah orang-orang kejam dirumah inilah yang akan membalurinya.

DASSELBETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang