CHAPTER 12

58 8 0
                                    

Selamat membaca, sayang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca, sayang.

****


Seorang perempuan berusia dua puluh lima tahun mengambil ponsel miliknya yang bergetar.

Satu sudut bibirnya tertarik seksi ke atas begitu lirikan matanya menatap satu notifikasi sebuah pesan.

Zergio
Temui aku dipantai malam ini, maka 40.000 euro menantimu .

Ah sial, jika begini Levansha tidak punya alasan untuk tak datang. Tumpukkan uang menunggu, tidak sopan rasanya menolak nilai harta.

Kedua ibu jari tangan milik Levansha menari lihai di atas keyboard ponsel, ia mengetik balasan pesan.

Me
Pantai mana?

Zergio
Belum tau. Nanti akan langsung kukirim saja lokasinya.

"Dia mengajak ke pantai tetapi belum tau pantai mana yang akan di datangi, dasar bocah gila. Tetapi mengapa dia ingin ke pantai pada malam hari? Ah, mungkin simulasi bunuh diri." Levansha terkekeh geli.

Sejujurnya, jauh di lubuk hati terdalam milik perempuan tersebut, dia sudah bisa menerima kehadiran Zergio disisinya. Tetapi yang menjadi tanda tanyanya adalah, sebagai apakah Levansha harus menganggap Zergio?

Levansha akui, kehadiran Zergio di hidupnya seperti memberikan sebuah warna baru baginya.

Zergio itu menyebalkan, sering membuat jengkel dan beresiko membuat darah tinggi, tapi anehnya, Levansha suka.

*****

Sesuai kesepakatan, Levansha benar-benar datang ke pantai yang di minta oleh Zergio dengan menggunakan mobil miliknya.

Perempuan itu berjalan dengan santai pada malam hari ini mencari keberadaan Zergio.

"Hei bocah gila." Levansha tersenyum cerah dan langsung duduk di samping Zergio.

"Sudah kutransfer."

Tiga kata tersebut mampu membuat senyuman Levansha semakin melebar. Perempuan itu berkata, "Nikmatnya memiliki pohon uang pribadi."

Zergio tidak tersinggung, laki-laki itu terkekeh pelan.

"Mengapa kau meminta kudatang ke pantai pada malam hari begini?" Kali ini Levansha kembali membuka obrolan.

"Aku pernah dengar, kalau kata teman Indonesiaku, jika ingin tau perempuan itu masih murni atau tidak, ajaklah dia ke pantai pada malam hari."

DASSELBETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang