chapter 14

574 29 6
                                    

No sensor teks vulgar!

Yaya termenung menatap langit yang sudah berwarna oranye  menandakan hari sudah sore, melalui kaca jendela kamarnya.

Sesekali dia menghela nafas pelan mengingat bagaimana Taufan menolak mengakui bahwa dia benar benar menyukai Taufan.

Yaya tau bahwa dirinya salah karena menindas Taufan karena alasan yang tak jelas, tapi sekarang dia benar-benar tidak bisa membohongi perasaannya sendiri.

Rasa cinta dihatinya mulai bertumbuh dan lama kelamaan akan semakin besar dan pastinya jika terus ditolak, hal itu akan menimbulkan rasa sakit terdalam.

Yaya mengambil ponselnya menatap layar ponselnya , gambar Taufan.. Ya, foto Taufan disana sedang tersenyum lebar dan solat di sampingnya, namun terlihat foto solat telah dipotong sehingga hanya Taufan disana.

Yaya menghela nafas pelan lagi dan berfikir, apakah dirinya harus menyerah begitu saja? Namun disisi lain yaya juga berfikir mana mungkin akan menghilangkan cinta begitu saja tanpa da konflik, itu akan sangat sulit.

Yaya mengusap kepala kerudungnya menghela nafas frustasi, sudah bingung harus berbuat bagaimana lagi.

Tiba tiba dia mendapatkan notifikasi pesan dengan icon telepon berwarna hijau, ya.. Itu whatsapp, dia membuka ponselnya menemukan Taufan mengiriminya sebuah pesan

────────────────── 

Taufan
Online

Yaya.
Temui aku disini

📍location
Ak mau bicara yg soal d sklh td

Sekarang??
√√

Ya.

Otw
√√
──────────────────

Yaya langsung bersiap siap menganti baju dan jilbab yang digunakannya, setelah siap yaya langsung pergi menemui Taufan pada cafe yang sudah Taufan kirimi lokasinya.

Yaya berjalan sambil menatap ponselnya hingga dia sampai didepan cafe yang sudah Taufan beri lokasinya tadi. Yaya melirik beberapa kali hingga dia melihat Taufan sedang duduk dipinggir jendela transparan cafe itu.

"Inikan cafe yang paling mahal di kota ini, kenapa Taufan malah mengajak ku disini? Apa dia ingin ditraktir olehku? Diakan kurang mampu"ucap yaya dalam hatinya

Setelah menyadari akan ucapannya yaya menggelengkan kepalanya pelan, kenapa dia menjadi seperti ini?.

" aku bicara apa sih? " yay menghela nafas pelan lalu membuka pintu cafe dan pergi menuju Taufan.

"Hai.. "Ucap yaya sambil tersenyum kecil

Taufan mendongak dari kaca jendela dan melihat yaya disana, Taufan sedikit mengangkat alis nya lalu balas tersenyum pada yaya mengulurkan tangannya memberi kode agar yaya duduk.

Yaya yang tau apa maksud Taufan hanya mengangguk pelan dan duduk dihadapan Taufan.

" kau terlihat cantik hari ini"ucap Taufan tersenyum kecil dan mengedipkan sebelah matanya.

Yaya sedikit tersentak dengan pujian Taufan dan godaan Taufan, dia merasa pipinya mulai memerah dan memanas. Melihat pemandangan itu Taufan hanya tertawa kecil melihat ekspresi bingung yaya.

Yaya menghembuskan nafasnya pelan berusaha menenangkan diri, pikirannya berpacu pada. Mengapa Taufan menjadi seperti ini? Perasaan waktu aku mengungkapkan perasaanku yang sebenarnya dia menolak sadar dan malah pergi meninggalkan ku, tapi sekarang..

After School Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang