Mighty Warriors datang untuk membuka pintu-pintu ketidakmungkinan di dunia dengan perasaan. Mighty Warriors menunjukkan bahwa setiap perasaan yang di miliki sangatlah berharga. Menceritakan setiap pilu dan bahagia melalui warna, tulisan dan suara. M...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pagi ini matahari begitu terik. Sinarnya masuk melalui celah-celah jendela. Sinar mataharinya begitu menyilaukan mata. Setelah mendapatkan informasi dari Bernie mengenai seseorang yang dirinya cari. Jesse berjalan dengan terburu-buru. Tak lupa pula ia juga menghubungi Ryu untuk segera datang ke Mansion miliknya.
BRRAAAK
Pintu kamar terbuka sempurna dengan keras sehingga menimbulkan bunyi yang menggema disana. Winter yang baru saja keluar dari Walk In Closet tersentak kaget.
-
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Sayang...." (Panggil Jesse. Kemudian berjalan mendekati istrinya itu)
"Iya, ada apa..? Kenapa kau mengejutkan ku seperti itu..?" (Winter menatap bingung dan baru saja mengganti pakaiannya)
"Apa jadwal pemeriksaan kandungan bisa di tunda dulu..?" (Jesse pun bertanya)
"Entahlah. Apakah kau tidak bisa mengantarkanku.?" (Jesse menangguk tidak yakin)
"Baiklah. Aku mengerti. Selama aku hamil kau selalu menemaniku" (Tutur Winter)
"Aku sudah meminta Ryu untuk mengantarmu periksa kandungan" (Usul Jesse)
"Apa kau keberatan..? Hanya sekali ini saja. Kedepannya aku akan selalu menemanimu memeriksa anak kita ini..!!" (Sambungnya kembali sembari mengusap perut Winter yang membuncit. Winter pun terkekeh melihat wajah bersalah Jesse)
"Tidak masalah. Lagi pula Ryu adalah sahabatmu" (Winter pun mengusap pipi Jesse)
"Pho sudah menghubungi Chishiya untuk menamanimu" (Usap Jesse lagi)
"Atau kau bisa menghubungi Nalinthip...?" (Tanya Jesse. Keduanya keluar dari kamar)
"Nalinthip sudah bekerja seperti biasa" (Winter membalas pelukan Jesse)
"Mungkin aku akan mengunjunginya nanti di perusahaan" (Usul Winter lagi)
"Baiklah. Lakukan yang membuat mu senang" (Mereka melepaskan pelukannya)
