Senyuman berseri-seri tak luput dari wajah cantik Milea, menggigiti kukunya gemas mengingat kejadian manis nan mendebarkan antara dirinya dan Gerald di dapur.
Gerald sepertinya memang dilahirkan untuk menjadi cowok pemilik love language physical touch sejati, setiap sentuhannya selalu membuat Milea bagaikan melayang di atas awan dengan jantung berdegup kencang. Namun hari ini benar-benar paling mendebarkan dari setiap harinya, nyaris membuat Milea hampir kehilangan kewarasan.
Milea berkipas-kipas menggunakan kedua tangan sendiri sebab seluruh wajahnya memanas mengingatnya.
"Gue dulu berharap punya cowok physical touch, tapi ini physical touch-nya kelewatan sampe bikin gue gila anjir!" Gumamnya pada diri sendiri lalu berteriak tanpa suara, memukul pelan bantal dan menenggelamkan wajahnya di tumpukan bantal-bantal tersebut.
"Lo emang gila, Gerald Kalingga Maheswara!"
•••
Tubuhnya yang masih terasa sangat lemas akibat kecelakaan, sekarang Mela juga di serang rasa kaku dan tegang pada otot perutnya, dia mengalami kram perut. Mela mencari lewat internet, ternyata efek yang muncul setelah menghadapi kenyataan menyedihkan kemarin lusa salah satunya memang kram perut, tapi ini bukan tentang kecelakaan.
Mela memaksakan bangun dari berbaring, bahkan tubuhnya juga tak dapat merasakan kenyamanan kasur yang empuk. Dengan langkah lunglai ia berjalan menuju dapur guna mengambil air putih sebanyak-banyaknya untuk di minum, berharap akan membantu sesuai solusi dari internet juga, minum sekurangnya 2 liter air per hari.
Sembari membawa segelas air di tangan, Mela duduk di teras rumah Gerald dan Milea sendirian mencari ketenangan. Hanya melamun sesekali meminum air sedikit-sedikit, menyadarkannya bahwa hidupnya tak hanya tentang kebahagiaan.
Kesedihan bisa datang kapan saja, tapi ini sungguh menyedihkan.
"Mama, Papa, maafin aku ..." Gumam Mela menundukkan kepala, walau sudah tau mungkin Bagas dan Nadia tidak akan pernah memaafkannya.
Setelahnya Mela meringis pelan sambil meremas perutnya yang kembali terasa kram, dan barulah gadis itu teringat kalau dia juga belum makan. Sudah kram perut, belum makan pula, sungguh sangat menyiksa.
"Mel? Lo kenapa?"
Kepala Mela tertoleh ke samping di mana Gerald menghampirinya dengan dahi berkerut bingung, "Perut lo sakit? Kenapa?" Tanyanya lagi.
"Iya, Kak, perut gue dari tadi kram, tapi bukan dateng bulan. Gue baru inget tadi belum makan juga." Jawab Mela setelah mengangguk lemah.
"Ya udah lo makan gih, gue sama Milea udah selesai makan tadi. Coba perut lo nanti kompres pake air anget, siapa tau manjur." Saran Gerald. Walaupun tidak tau itu akan berhasil atau tidak, tapi siapa tau berhasil kan?
Mela mengangguk paham, bibirnya mengukir senyum tipis. "Iya, Kak, makasih, nanti gue bakal kompres pake air anget. Mmm, kalo gitu gue mau makan dulu ya?" Izinnya yang justru membuat Gerald tertawa.
"Santai aja kali, Mel, pake izin segala." Gerald masih tertawa dengan gantengnya mengundang tawa dari Mela juga, ternyata Kakak iparnya ini orangnya sangat santai dan ramah. "Gih sana, Milea yang masak itu, enak banget." Suruh Gerald mempersilahkan, menunjuk menggunakan dagu.
Mela pun lantas kembali menuju dapur, mendudukkan diri di kursi dan membuka tutup saji, dia penasaran Milea tadi memasak apa.
Ternyata menunya adalah sup bakso, ayam goreng yang dipotong kecil-kecil, dan bakwan. Tanpa berlama-lama Mela segera menaruh lauk itu di atas nasi setelah mengambil piring, menyuapkannya ke dalam mulutnya dan langsung dibuat kagum oleh rasanya. Mela tau dari dulu Milea memang ahli memasak, semua masakan buatannya benar-benar lezat, dia kembali merasakannya setelah sekian lama.

KAMU SEDANG MEMBACA
LACONIC (Revisi Baru Sampe Bab 13!)
Teen Fiction[story 1] TAHAP REVISI (PART AWAL) BACA ULANG BIAR NYAMBUNG. Dijodohkan dan menikah dengan orang yang kita sukai pastinya impian semua orang kan? Gerald telah berhasil menjadi salah satu dari orang beruntung itu yang berhasil hidup bersama dengan M...