Four

20 3 0
                                    

Don't forgot to vote and comment😁
Happy Reading!!












Alora sedang duduk berdua bersama Ellara di kelas pagi itu. Mereka baru saja berangkat. Alora bermain ponsel. Ia membuka instagram nya dan melihat story instagram dari akun-akun yang ia ikuti. Ia melihat lama story Aru yang adalah vidio dan diisi kata-kata yang berbunyi 'I only love one person, my ex'. Ia juga melihat kalau story itu ia close friend kan. Apa mungkin hanya di bagikan kepadanya? Mungkinkah ini alasan Aru mengatakan "jangan suka sama gue" kemarin? karena dia gagal move on? ia masih melihatnya saat Ellara menyenggol-nyenggol lengannya.
     
"Ada apa sih Ell?" tanya Alora yang merasa terganggu dengan senggolan Ellara.
    
Ellara mengangkat coklat yang diambilnya dari laci dan ia tunjukkan kepada Alora, "Ada coklat di laci gue, padahal gue enggak pernah beli coklat belakangan ini."
    
Alora mengerutkan keningnya lalu mengambil coklat itu dan menjawab "Ada suratnya mungkin, Ell."
    
Ellara mengecek lagi laci mejanya tapi ia tidak menemukan apa-apa. Ia menggeleng ke Alora "Enggak ada, Ra."
    
"Ada yang ngefans kali sama lo." Kata Alora sembari meletakkan coklat ke meja Ellara.
    
Ellara mengangguk dan meletakkan coklat itu ke dalam tasnya. Ia tak mempunyai niatan untuk memakannya karena sedikit takut, tidak ada salahnya berjaga-jaga kan? siapa tau dia mempunyai musuh yang ingin meracuninya dengan coklat itu, meskipun mustahil.
    
Alora menunjukkan kepada Ellara tentang story instagram Aru dan gadis itu langsung menatap sedih Alora.
    
"Kenapa lo natap gue kaya gitu?" Tanya Alora tapi Ellara menggeleng. Jadi tidak jelas kenapa Ellara menatap Alora seperti itu.
    
Bel berdering dan guru matematika mereka masuk. Mereka melewatkan pelajaran dengan mengerjakan latihan soal. Sebentar lagi mereka akan ulangan tengah semester jadi mereka sering sekali mengerjakan soal. Bukan hanya matematika melainkan semua pelajaran. Itu mungkin bisa jadi pengalih perhatian Alora dari Aru, tetapi sayangnya masalah  di roftoop kemarin tidak bisa semudah itu ia lupakan.
   
Bel berdering lagi saat jam sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh. Mereka semua keluar setelah guru mereka keluar. Tapi Ellara dan Alora masih duduk di bangkunya.
    
"Ayolah ra, istirahat dulu." Rengek Ellara.
    
Alora menggeleng "Lo nggak liat soalnya sebanyak ini Ell? Gue harus ngerjain sekarang." katanya tidak menoleh ke Ellara.
    
"Kan tadi Bu Aya bilang buat PR." Kata Ellara.
    
"Lo kalau mau ke kantin duluan aja dah."
    
Ellara menggeleng "Nanti kalau gue di bully gimana?"
    
Alora terperanjat dan menatap Ellara dengan waktu yang sedikit lama "Siapa yang mau bully lo?" Tanyanya.
    
"Orang yang kasih gue coklat tadi." Jawab Ellara.
    
"Itu kan fans lo. Mana mungkin dia mau bully lo." Kata Alora dengan wajah sedikit kesal.
    
"Ihh, siapa tau dari siapa yang mau ngeracunin gue." Kata Ellara ngeri.
    
Alora berdecak "Mana mungkin sih?"
   
"Ayo ke kantin." Ellara mengalihkan topik dan menarik tangan Alora. Alora menurut karena mengatakan tidak ke Ellara memang tidak ada gunanya. Gadis itu pasti akan memaksanya.
    
Mereka pergi ke kantin dan Ellara memesan makanannya lalu duduk di meja yang paling ujung.
    
"Lo beneran nggak mau makan?" Tanya Ellara dan dijawab gelengan dari kepala Alora.
    
"Kenapa sih emangnya?" Alora menggeleng lagi "Karena Aru? Bisa jangan tolol karena cinta nggak ra?" Lanjutnya membuat Alora memukul keras lengannya sampai membuatnya meringis.
    
"Sakit." Keluh Ellara.
    
"Gue enggak mau makan bukan karena Aru. Ini emang gue nggak laper. Gue udah sarapan tadi." jelas Alora.
    
Ellara menggeleng "Bohong, tante Sena chat gue katanya lo enggak sarapan pagi tadi padahal bangun awal."
    
Alora memarahi dirinya sendiri dalam hati. Ia harusnya ingat kalau Ellara dan Mamanya memang sering saling kirim pesan "Gue enggak laper." Alora sekarang mengutuki dirinya dan memarahi perutnya karena malah berbunyi di saat yang tidak tepat.
    
Ellara tertawa "Perut lo enggak ngedukung buat bohong. Gue traktir ya?" katanya.
    
Alora menggeleng "Enggak usah, gue enggak mau makan."
    
"Alora."
    
Suara Bariton yang Alora rasa ia kenal memanggilnya, membuat dia menoleh. Dan ternyata Aru sedang duduk di meja sebelah bersama Agam dan Deo.
    
"I-iya?" Alora bertanya dengan suara tergagap.
    
"Jangan buat diri lo kelaparan gara-gara gue." Kata Aru.

Say you love meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang