Eight

13 2 0
                                    

Don't forgot to vote and comment😁
Happy Reading!!

















"Gam, gue mau nanya, boleh?" Tanya Alora.

Siang itu ia sedang duduk bersama Ellara, Agam, dan Mikeyla di kantin. Tidak ada Naya, Deo, dan Aru karena kedua lelaki itu sedang berlatih basket sedangkan Naya tidak tau kemana.

"Tanya aja." Agam berkata dengan mulutnya yang dipenuhi dengan Mie Ayam milik Ellara.

Alora tersenyum lalu mengambil ponsel yang ada di sakunya dan menunjukan sebuah foto yang adalah foto polaroid milik Aru "Ini Willona?" Tanyanya.

Agam menatap lama ponsel Alora lalu bergantian menatap ponsel dan gadis itu, "Lo liat?"

ya, kalau nggak liat dia nggak bakal foto kali, Gam.

Alora mengangguk "Jadi ini Willona?" Alora bertanya lagi.

"Iya, itu Willona." Agam menjawab.

Alora baru mau membuka mulut untuk bertanya lagi, tapi Agam malah berdiri.

"Gue mau nusul Aru sama Deo, jangan kangen ya, Ell." Ia berkata seperti itu kepada Ellara dan setelahnya pergi meninggalkan mereka.

"Rese banget, sih, cowok lo." Alora berkata kesal kepada Ellara setelah Agam sudah tidak kelihatan.

"Jangan salahin gue lah, anjir." Balas Ellara, tak kalah kesal.

Mereka fokus lagi pada Mie Ayam dan tidak berkata apa-apa. Alora malas karena Agam pergi begitu saja, Ellara malas karena Alora menyalahkan dirinya atas kepergian Agam, sedangkan Mikeyla hanya menatap kedua gadis itu dengan malas dan tidak berkata apa-apa.

Mereka masih terus diam hingga lima menit lebih sampai Mikeyla melihat tiga orang cowok sedang berjalan menuju ke arah mereka.

"Itu Agam dateng lagi." Mikeyla berkata sambil menunjuk tiga cowok yang adalah Agam, Aru, dan Deo itu.

Alora dan Ellara menoleh ke arah yang ditunjuk Mikeyla.

"Naya mana?"

Kata yang terucap dari bibir Deo itu langsung membuat ketiganya menatap malas dirinya.

dateng dateng nanyain gebetan

Enggak salah sih, sebenarnya. Cuman malesin aja kan ya.

"Enggak tau." Mikeyla menjawab dengan malas "Perpustakaan mungkin" Ia melanjutkan setelah melihat muka cemas Deo.

Deo hanya mengangguk dan duduk di sebelah Mikeyla.

"Yang, pesenin bakso dong." celetuk Agam kepada Ellara membuat cewek itu menatap tajam dirinya.

"Lo punya kaki, Lo punya tangan, Lo punya otot, Lo punya tulang, Lo punya nyawa. Pesen sendiri." Ellara membalas dengan ketus.

"Galak banget sih, yang." Agam menatap ngeri Ellara "Lo nggak kasian sama pacar lo yang ganteng ini?" Ia melanjutkan sambil memeluk Ellara dan menyenderkan kepalanya ke bahu gadis itu.

Kalau kalian kira Ellara bakal luluh, itu salah besar. Ellara masih tetap menatap tajam cowok itu dan tidak menurut untuk memesankan bakso kepadanya, tapi ia membiarkan Agam memeluknya.

Teman-teman mereka menertawakan kedua sejoli itu.

"Gue aja yang pesenin, deh." kata Aru lalu berdiri dan pergi untuk memesan baksonya.

Ia kembali setelah beberapa menit sambil membawa nampan yang berisi tiga mangkuk bakso dan tiga gelas es teh.

Mereka baru setengah jalan memakan bakso mereka saat Agam melihat Naya sedang masuk ke dalam kantin bersama satu orang cowok. Baksonya yang belum terkunyah sampai langsung masuk ke tenggorokan karena kaget.

Say you love meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang