Seven

11 2 0
                                    

Don't forgot to vote and comment😁
Happy Reading!!























"Lo sama Deo gimana?" Alora bertanya untuk memcahkan keheningan di antara mereka.

Alora dan Naya masih duduk berdua di perpustakaan karena bel memang belum berdering.

Naya mendongak menatap Alora, "Untuk kesekian kalinya aku bilang, aku enggak suka sama deo." Ia berkata seperti itu, tetapi ia tersenyum, memperlihatkan deretan giginya. Membuat Alora menatapnya dengan curiga.

"Enggak suka apa suka?" katanya dengan mata terpicing.

Naya tertawa setelah mendengar itu, "Suka." katanya.

Alora jadi ikut tertawa sekarang "Beneran suka?" Ia bertanya.

Naya mengangguk untuk menanggapinya, "Tapi jangan bilang siapa siapa. Aku baru ngomong ini ke kamu sama keyla." Alora mengangguk dengan semangat.

Mereka sekarang jadi mendongeng Deo. Ghibah nggak sih jadinya? Enggak deng, kan cerita pdkt-an nya Naya sama Deo.

Bel masuk sudah berbunyi tapi mereka masih duduk dan terus mendongeng karena tidak sadar. Mereka baru sadar saat Bel pulang berdering dan Naya mengambil ponselnya untuk melihat sudah jam berapa.

"Loh, udah jam setengah tiga." katanya, terkejut.

Alora membelalakkan matanya ke Naya, "Bohong banget." katanya tak percaya, tapi setelah itu ia mengambil ponselnya juga untuk melihat jam. Naya benar, sekarang sudah jam setengah tiga.

Mereka saling pandang lalu tertawa, "Ini jatuhnya, kita bolos ya?" Tanya Alora.

Naya mengangguk anggukan kepalanya, "Iya nih, dimarahin Keyla, pasti aku."

"Yaudah yuk, pulang."

Naya sudah berdiri, ia menarik tangan Alora agar berdiri juga dan berjalan keluar dari perpustakaan. Naya tidak mengembalikan buku tadi karena sudah mengatakan ke penjaga kalau bukunya akan selesai ia baca dalam beberapa hari. Alora diam-diam kagum kepadanya, bisa membaca buku hanya dalam waktu beberapa hari, apalagi buku yang di pinjam Naya itu tebal.

Mereka baru setengah jalan ke koridor kelas mereka saat melihat Ellara dan Mikeyla menghampiri mereka dengan muka cemas. Tangan mereka masing masing membawa tas milik Alora dan Naya.

"Kalian kemana aja?" Tanya Mikeyla.

Naya mengangkat kedua bahunya dan menjawab, "Perpustakaan."

"Ngapain?" Ellara bertanya.

"Nemenin dia," Naya mengedikkan kepalanya ke Alora "Nangis."

Ellara sekarang menatap Alora dengan memicingkan matanya sementara gadis itu menunduk.

Ellara mengangkat dagu nya dan membuat Alora menatapnya "Kenapa lo nangis?"

Alora menggeleng "Enggak."

Ellara semakin memicingkan matanya saat mendengar itu, membuat Alora takut dan mengalihkan pandangan.

"Aru lagi?" Tanya Ellara sambil mengangkat satu alisnya. Alora tidak menjawabnya.

Melihat itu Ellara beralih menanyai Naya dan diangguki dengan mantap oleh gadis itu.

"Kenapa Alora nangisin Aru?"

Naya menggeleng, "Enggak tau. Dia enggak cerita."

Ellara sudah menatap Alora lagi dan sudah membuka mulutnya untuk berkata, sebelum mendengar seseorang memanggilnya. Ia menoleh dan melihat Aru, Agam, dan Deo sedang berjalan menuju ke arah mereka.

Say you love meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang