Nine

13 2 0
                                    

Don't forgot to vote and comment😁
Happy Reading!!

















"Heh, Anjing!"

Agam mengumpat keras-keras. Padahal Mamanya sedang ada dirumah, tapi tidak masalah karena beliau pasti tidak mendengar. Tapi bukan itu masalahnya. Aru baru saja datang ke kamar dia sambil di papah Deo.

"Lo kenapa?" Ia bertanya pada Aru ketika ketiga cowok itu sudah duduk di karpet.

Tapi Aru tidak mendengarkan Agam. Ia terus menggumamkan nama seseorang sejak tadi.

"Willona.."

"Dia kenapa, De?" Agam beralih bertanya kepada Deo dan tidak menghiarukan gumaman Aru. Sejujurnya ia sangat kesal kalau tiba-tiba Aru mabuk ke rumah dia dan ngucapin nama Willona terus.

"Gue temuin dia di depan rumah lo sambil peluk-peluk pagar, kaya orang gila. Tapi enggak tau kenapa bisa begini" Jelas Deo.

"Yeuu, kalau itu mah udah jelas."

Iya jelas. Soalnya Aru udah beberapa kali begini. Kalau mabuk pasti Deo yang temuin lagi pelukin pagar rumah Agam. Dan penyebabnya selalu sama, Willona.

"Ambilin air, gam"

Agam menurut. Dia mengambil botol minum di meja dan masuk ke kamar mandi untuk mengisi botol itu dengan air. Setelahnya, ia menyiramkan air itu ke wajah Aru. Biasanya kalau udah gitu langsung sembuh.

"Dingin, Anjing!" Kan.

"Kenapa lagi lo kali ini?" Agam mengabaikan umpatan Aru.

Aru mengusap kasar wajahnya dan bersandar ke ranjang "Willona putus sama Doni," Ia menjelaskan.

"Terus kenapa lo yang mabuk?" Deo bertanya dengan bingung. Dia benar kan? Kalau Willona putus sama Doni kenapa Aru yang mabuk?

"Gue takut Willona kenapa-napa." Aru berkata dengan wajah cemas.

Agam melongo saat mendengar itu tapi tidak berkata apa-apa.

"Gimana kalau Willona nangis nangis? Gimana kalau Willona mabuk? Padahal si Doni tau Willona suka banget sama dia, malah ditinggal. Mana di tinggalnya selingkuh lagi."

Agam tidak kaget saat mendengar ocehan Aru itu. Sebenarnya dua hari lalu ia pernah melihat Doni ke pasar malam bersama cewek. Tapi itu bukan masalahnya kan? Masalah utamanya ada di Aru.

"Kenapa lo masih peduli?" Agam marah sekarang sebelum Deo sempat mencegah, "Kenapa lo masih peduliin cewek brengsek kaya dia? Apa urusan lo dia di selingkuhin? Lo harus inget kalau lo ditinggal juga karena dia selingkuh!"

Aru mengernyit. Kenapa setiap kali dia mabuk karena Willona Agam selalu marah?

"Salah?" Tanyanya. Nada dia santai, tapi muka dia menyiratkan kemarahan "Gue salah cemasin Willona?"

"Iya! Gue bakal selalu jawab iya kalau lo tanya itu."

Aru tidak menjawab.

"Ini alasan lo tonjok Doni kemarin kan?" Deo bertanya dan dibalas anggukan dari kepala Aru.

"Lo mau tonjok dia sampai babak belur, cewek brengsek itu juga nggak akan peduli." Agam menyahut lagi. Deo melempar pandang dingin kepadanya, seolah berkata 'jangan besarin masalah bisa nggak?'.

"KENAPA LO SELALU PANGGIL DIA CEWEK BRENGSEK?!" Aru membentak dengan tak terima ke cowok itu.

"KARENA DIA EMANG BRENGSEK! LO HARUSNYA MIKIR ANJING! TOLOL BANGET SIH!" Agam balas membentak.

Deo menghembuskan napasnya kasar. Selalu begitu. Setiap Aru mabuk karena Willona pasti akhirnya bakal membuat Aru dan Agam saling bentak.

"APA YANG NGEBUAT LO NGOMONG KAYA GITU?!"

Say you love meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang