Happy reading~
.
.
.GREB!
"Lo itu milik gue, ngerti?" Si perempuan tersipu malu, "mentang-mentang udah sah ya, Pak?" Katanya seolah mengejek. Seakan kejadian tadi bukan masalah besar bagi sang suami. Mereka baru saja menikah seminggu yang lalu.
Posisi mereka cukup intim sekarang. Sang suami menempelkan tubuhnya pada istrinya. Sedangkan istrinya tengah menahan beban tubuhnya di meja makan belakangnya. Romantis sekali.
Si pria tersenyum miring, "cantik." Tangan kekar itu menyelipkan rambut si wanita di belakang telinga. "Oh, jelas. Kan istrinya Jefar." Si wanita mengejeknya kembali.
"Kamu serius cemburu sama Rendy? Dia sepupu aku, Jef. How cute you are," lanjutnya, membuat pria itu menggeram. Dia benci sekali setiap istrinya bertatapan dengan pria lain. Terlebih dia tidak tahu jika pria tadi adalah sepupu istrinya. Dasar posesif.
Pria itu semakin memangkas jarak, "gue serius." Dalam hati dia menahan malu karena ternyata Rendy adalah sepupu istrinya. Bukan Jefar namanya jika tidak kepalang cemburu begitu.
Wanita itu tertawa. Meski dalam keadaan dekat tanpa celah seperti itu, dia tidak takut sama sekali. "Sekarang aku yang tanya," wajah si wanita berubah serius.
"Siapa cewek yang masuk ruangan kamu kemarin? Bajunya ketat banget. Kamu selingkuh ya?!" Jefar sedikit terkejut, "nggak, babe. Dia sekretaris baru gue--"
"Pakai aku!" Si wanita memajukan wajahnya, menantang. Jefar reflek memundurkan wajahnya, "I-iya. Maksudnya, dia sekretaris baru ku, Rena." Jujur, Jefar takut akan di hukum istrinya untuk tidur diluar. Tapi sungguh, dia tidak selingkuh atau semacamnya.
Kemudian, telepon berdering. Jefar segera menyambar ponselnya. "Halo?" Rena--istrinya itu mengerutkan kening. "Baik, baik. Siap. Besok jam 10 pagi di kafe. Baiklah." Kemudian telepon terputus.
Berjalan mendekat, Rena merasa penasaran. "Siapa?" Tanpa menoleh, laki-laki itu masih menghadap ponselnya. Mengetikkan sesuatu di sana, "Klien. Mau minta tolong besok."
Selesai dengan ponselnya, Jefar memandang Rena dengan pandangan curiga. "Apa?" Merasa tidak mel akukan kesalahan, Rena kebingungan.
Langkah kakinya mendekat kembali pada istrinya. Reflek, Rena mundur perlahan hingga menatap dinding dapur, "baju kamu. Sengaja mau goda aku?"
Jari telunjuknya menyentuh tali baju di bahu istrinya. Sungguh, malam ini Rena cantik bukan main. Seolah Rena sengaja menggoda suaminya itu.
Kedua bahunya maju-mundur bergantian, menggoda Jefar dengan gerakan manjanya itu. "Kamu laper nggak? Mau makan aku nggak?"
Suara sok imut itu benar-benar membuat Jefar kehilangan akal sehatnya. Terutama saat dengan sengaja tangan Rena mengusap lembut rahang tegasnya. Jefar ingin Rena sekarang juga.
Senyuman menggoda itu, gerakan tubuhnya itu. Ah... Jefar jadi pusing. Matanya memandang lekuk tubuh wanitanya. Wanita yang dia cintai tiga tahun terakhir ini. Bahkan sebelum menikah, dia sudah jatuh cinta sangat dalam akan wanitanya.
"Kemari kau, Rena," dia menarik kasar tangan Rena, membuatnya terkejut. "Aw, Jefar ih." Rengeknya gemas tapi tetap menuruti keinginan suaminya.
Malam yang indah bagi pasangan muda ini.
-o0o-
"Saya minta tolong untuk cari dan bunuh wanita ini," seorang pria dihadapannya dalam sebuah kafe, menyodorkan foto wanita cantik. Jefar menatapnya, dia terkejut setengah mati.
"Rena? Apa maksud Anda ingin membunuh istri saya?!" Jefar kepalang emosi. Pria dihadapannya tak kalah terkejut, "ah... dia istrimu. Haha."
"Apa alasan Anda, tuan? Ada hubungan apa diantara kalian?!" Laki-laki itu tertawa lirih. Seolah tenang dan ini hal konyol, "kau yang kenapa. Bisa-bisanya merebut cinta pertamaku," Kali ini dia tiba-tiba serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerpen
Short StoryCerpen dari berbagai genre. Update sesuai mood Nana yaw^^