'Idol'

21 1 0
                                    

Happy reading~
.
.
.

"Aku mau putus," hening kemudian. Seorang laki-laki dengan kaus hitam dan celana pendek coklatnya itu termenung di kasurnya. "Ada apa?"

Tanya si pria dengan nada lembut khas dirinya, "aku capek, aku udah ga kuat sama kamu." Lagi, dia termenung. Ada apa sebenarnya dengan si gadis?

Apa ada sesuatu yang menyakitinya?

Atau jangan-jangan... dia telah menyakiti perasaannya?

Menghela napas, dia mencoba memahami keadaan. Tiga tahun berpacaran itu tidaklah mudah bagi mereka. "Katakan, di mana salahku, hm? Ayo, akan ku perbaiki semua."

Dia masih berharap. Namun sayangnya, gadis di seberang sana sudah lelah setengah mati. "Aku capek, Jaem. Aku capek di hina fans mu,"

Ah... ternyata ini masalahnya.

Tersenyum lega, setidaknya pria ini tidak perlu merasa sangat bersalah, "hey... kau tahu? Aku juga lelah soal itu. Tapi kita bisa bertahan. Mereka mulai bisa menerima sekarang,"

Diseberang sana, gadis dengan baju tidur birunya itu meneteskan air mata. Dia bingung. Bingung harus bagaimana lagi menghadapi fans fanatik dari kekasihnya.

Na Jaemin, seorang idol ternama yang namanya kini sedang naik daun. Pria Na itu sedang ada dipuncak karirnya hanya karena mini album yang ia keluarkan setelah lima tahun debut.

Terdengar suara isakan si gadis di seberang sana, membuat Jaemin khawatir. "Tapi banyak yang menghujatku. Kau tahu postingan terakhir instagramku?"

Jaemin tidak menjawab. Dia sempat melihatnya, postingan bergambar bunga Lily putih darinya. Dia memposting dengan lagu bertemakan cinta.

"Mereka... menghujatnya. Mereka pikir aku tak pantas mendapatkan itu. Aku frustasi, Jaem." Lanjut si gadis. Suaranya terdengar gemetar diseberang sana. Jaemin berpikir, "kamu buat akun baru saja, sayang. Atau kamu privat akun instagram mu. Aku... minta maaf. Akan ku pinta agensi agar mereka berhenti mengganggu mu,"

Sejujurnya, gadis itu tak mau hubungan mereka terputus. Hanya saja, mau bagaimana lagi?

Beruntung alamat rumahnya tidak tersebar.

"Na... kangen," laki-laki itu tersenyum lembut, dia yang awalnya duduk kini berbaring dikasurnya. Siap mendengar segala kata-kata rindu kekasihnya. "Sabar, ya? Minggu depan aku free. Kita bisa berkencan ke mana--"

"Hey, kau ini seorang idola. Ingat, Na. Jadi aku mau kita menghabiskan waktu di apartemen mu atau apartemen ku."

"Baik, baik... siap, nona Hwang,"

"Aku serius!"

"Kau pikir selama tiga tahun ini aku sedang mempermainkan mu?"

"NA JAEMIN!"

Pria itu tergelak kemudian. Mirae--gadis ini benar-benar lucu. Dia bisa membayangkan bagaimana ekspresi kesal gadisnya sekarang.

"Iya iya... ngomong-ngomong, aku besok akan konser di Busan. Ingin datang?" Perempuan itu menimang dagu sejenak. "Nggak deh, Na. Aku masih repot di sini. Kapan-kapan aja, ya?"

"Oke, sayang. Apapun itu, kau bisa mendapatkan tiket konser gratis ku kapanpun kamu mau,"

-o0o-

"Pagi, Bu dokter,"

"Pagi, dokter Hwang."

"Halo, dokter!"

"Hai, dokter Mirae!"

Sapaan masih terus berlanjut sepanjang perjalanan menuju ruang pribadi perempuan ini. Jam masih menunjukkan pukul enam pagi, itu artinya dia bisa sarapan dulu di ruangannya.

Kumpulan CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang