Halilintar dan dunianya

351 42 2
                                    

Aku saranin kalian baca ceritanya sambil dengerin lagu ini <⁠(⁠ ̄⁠︶⁠ ̄⁠)⁠>

Happy reading cinta🤍
.
.
.
.
.

"Bagiku duniaku adalah adik-adikku, mereka harta yang paling berharga bagiku. Tawa mereka seakan iringan melodi yang melantun merdu ditelingaku, tangis mereka seakan neraka bagiku."

Ada senyum tipis yang terukir di wajahnya dengan tatapan sendu yang tak terbaca.

"Mereka satu-satunya rumah tempatku kembali, tempat dimana aku bersandar, tempat dimana aku mencurahkan keluh kesahku. Mereka permata bagiku, mereka bahkan lebih berharga dari jantungku.

Taufan, dia selalu ceria. Kemanapun dirinya pergi, ia selalu membawa suasana hangat disekitar dirinya. Dia memang sedikit nakal, tapi aku selalu rindu dengan kenakalan dirinya."

"Taufan! Balikin topi gue."

"Ga mau, ambil sendiri dong. Punya kaki sama tangan 'kan?" sahut suara dengan nada ceria yang menggelitik sukma.

"Oh, mau main-main lu ya. Siap-siap aja lu kalau ketangkep, jangan panggil gue Halilintar kalau kaki lu ga gue patahin." ucap Halilintar dengan bengis.

Taufan semakin tertawa kencang, "Coba aja kalau bisa."

"Sini lu!"

"Hahaha, GEMPAAA!"

Halilintar tertawa kecil akibat kilasan balik yang membayangi dirinya, tangannya saling bertaut untuk menyalurkan rasa hangat di dalam dinginnya udara malam yang mengelilingi dirinya.

"Gempa, dia adik yang terbaik didunia ini. Aku selalu bertumpu padanya, senyum hangatnya selalu terkembang setiap kali ia merasa senang. Gempa juga terkadang suka marah jika salah satu dari kami buat salah, tapi jika salah satu dari kami terpuruk, dia selalu menyambut kami dalam pelukan hangatnya, sekarang aku selalu merindukan pelukan itu."

"Kak, lagi ada masalah ya? Kakak mau cerita?"

Kepala dengan topi hitam-merah itu menoleh dengan cepat, tatapannya menyendu dengan tangan yang ia genggam seerat mungkin, "Kakak gapapa, Gem."

Gempa duduk disamping Halilintar, mereka berdua menikmati angin malam yang berhembus di depan teras rumah mereka. Pemuda dengan netra emas itu tersenyum lembut, "Ini masalah Solar tadi ya? Maafin Solar ya kak? Mungkin dia capek sama tugas sekolahnya, makanya dia jadi lebih sensitif."

"Tapi kakak cuma khawatir Gem, hampir tiap hari dia pulang larut terus, kakak cuma takut dia kenapa-napa Gem." sanggah Halilintar cepat.

"Aku tau, tapi cara kakak salah. Kakak tau sendiri kan kalau Solar paling ga suka urusan sekolahnya diganggu, dengan kakak datang ke sekolahnya kayak tadi bisa aja bikin dia kesal. Tapi terlepas dari itu aku minta maaf atas nama Solar, maaf ya kak?" ucap Gempa lagi sambil memegang tangan Halilintar erat.

Halilintar mengangguk, "Kamu ga perlu segitunya Gem, kalian adik aku dan aku bakal maafin apapun kesalahan kalian. Tolong sampaikan maaf aku ke Solar juga ya Gem? Aku cuma bisa berharap sama kamu."

Another life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang