Impian

184 23 3
                                    

Happy reading cinta🤍
.
.
.
.
.

Suara burung saling bersahutan di pagi senin yang indah, manik kuning cerah itu menatap pasti buku yang sedang ia susun kedalam tasnya. Rasa bahagia merasuk kedalam tubuhnya dengan begitu besar.

"Solar, kamu udah siap belum? Kakak cape tau nunggunya." sahut sebuah suara dari balik pintu kamarnya, Thorn.

"Iya bentar kak!" jawabnya dengan nada yang gembira.

Langkahnya tegap, ia kembali menatap pantulan dirinya pada cermin, senyum bahagia kembali terkembang dengan mudah diwajah tampan dengan kacamata visor kebanggaan yang bertengger apik di matanya.

"Pagi semua!" sapanya dengan riang.

Enam pemuda yang tampak asik dengan kesibukan mereka menoleh, kembali menjawab sapaan itu dengan sama riangnya.

"Tumben gembira banget hari ini, ada acara apaan tuh?" tanya pemuda dengan manik oranye yang tampak bersemangat, Blaze.

"Ga ada apa-apa, cuma hari ini tuh hari pengumuman snbp." jawabnya lagi dengan mulut yang sibuk mengunyah sarapannya.

Sebuah suara riang menyahut dengan cepat, "Wah, yang bener hari ini? Semoga lulus ya!" tambah si kakak keduanya, Taufan.

Solar tampak tersenyum lebar, "Makasih kak."

"Nanti jangan lupa kasi tau kami hasilnya ya, abis itu kita pergi makan-makan. Kak Alin yang traktir!" ucap sebuah suara yang terdengar malas, Ice.

Yang disebut langsung menatap si pelaku yang menumbalkan namanya, "Khusus buat kamu bayar sendiri." ucapnya malas.

"Mana bisa gitu kak, aku juga adik kakak tau." tentang Ice.

"Udah-udah, makan sarapan kalian. Ini udah jam berapa?" potong sebuah suara yang terdengar lembut, layaknya seorang ibu yang tengah melerai pertengkaran anaknya, si kakak ketiga, Gempa.

"Tapi kak, kak Alin-" ucap Ice yang terpotong oleh suara Gempa.

"Ice?" panggilnya dengan senyum indah yang bertengger apik di wajah manis itu.

Mereka kembali melanjutkan acara sarapan bersama itu dengan berbagai obrolan ringan yang mengeratkan hubungan persaudaraan mereka.

"Oh iya Solar, kemarin kamu ambil jurusan apa aja?" tanya Gempa dengan lembut.

Solar terdiam sejenak, "Aku milih dua kak, kedokteran sama statistika." jawabnya lagi.

"Hebat! Semoga lulus dengan pilihan yang kamu mau ya!" ucap Thorn dengan cepat.

"Iya kak, semoga aja ya." jawabnya lagi.

Blaze dan Ice mengangguk, sementara Taufan dan Halilintar hanya mendengarkan dengan seksama.

Gempa kembali bertanya dengan tatapan antusias di manik emasnya, "Di univ mana?"

Yang lain dia dan menunggu jawaban Solar dengan penasaran, rasa ingin tau mereka meningkat ketika jawaban Solar tak sama dengan ekspektasi mereka.

"Itu rahasia, nanti kalau udah sah baru aku kasi tau." ucapnya diiringi kerlingan mata.

Mereka semua kembali melanjutkan acara sarapan itu dengan rasa penasaran yang berlebihan. Setelah selesai menyantap hidangan yang ada, dirinya mulai berangkat ke sekolah dengan Blaze, Ice, dan Thorn yang mengantar menggunakan mobil pemberian sang kakak sulung.

Another life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang