Tetesan air mulai berjatuhan, gerimisnya mulai berubah menjadi deras seiring derasnya air mata yang berjatuhan dari manik hijau emerald itu.
Tatapannya terpaku pada lima kuburan yang masih baru, lima marga Adarico terpampang apik dibatu nisan tersebut. Tangan pemuda bermanik hijau itu memegang erat payung yang melindungi dirinya beserta sang adik dari derasnya air hujan.
"Kak, kita pulang ya? Disini dingin kak." ajak adiknya dengan manik perak yang menatap polos dirinya.
Thorn Dean Adarico, pemuda berusia 16 tahun itu tersenyum kecil sambil mengangguk pelan. Ia merendahkan tubuhnya dan menatap sang adik dengan lembut, "Kita pamitan dulu ya sama kakak yang lain? Mulai hari ini, kita ga bakal ketemu mereka lagi loh. Ayo, izin dulu buat pergi." ucapnya dengan pelan.
Sang adik menatap bingung sang kakak, "Kenapa kakak yang lain ga ikut kita pulang aja kak? Disini dingin, mereka bakal kedinginan kalau tinggal disini kak." jawab sang adik setengah merengek.
Thorn menggeleng dengan senyumnya yang masih bertahan diwajah lesu itu, "Ga bisa Solar sayang, kakak kita udah punya rumah baru, dan disini rumah baru mereka. Sekarang pamitan dulu ya sama mereka? Kita ga bakal sering ketemu mereka lagi." ucap Thorn lagi dengan tangan yang mengelus rambut halus sang adik.
Solar Frey Adarico, si bungsu keluarga Adarico yang berusia 6 tahun itu menatap polos sang kakak, dirinya hanya mengangguk dan menatap lima kuburan didepannya, "Halo kak Alin, kak Upan, kak Gemgem, kak Laze, dan kak Icy! Solar pamit buat pulang dulu ya? Disini dingin karena hujan, kata kak Thornie ini rumah baru kalian, semoga kalian nyaman ya disini. Kami pulang dulu, Solar janji kok bakal sering datang kerumah kalian! Nanti kalau Solar mampir kesini kita main bola sama-sama lagi ya? Dadah semuanya." pamitnya.
Thorn menutup matanya erat, dirinya berusaha mati-matian menahan air mata yang hendak jatuh setelah mendengar kalimat terakhir sang adik, "Oke, kalau gitu kita pulang yuk? Nanti kakak masakin kamu ayam goreng, mau?" ajak Thorn setelah dapat mengendalikan dirinya, ia menggenggam tangan kecil sang adik dengan erat. Menoleh kebelakang sesaat dan mengangguk sambil menatap lima kuburan itu dengan sendu, "Thorn pulang dulu ya kak, sampaikan salam kami sama ayah dan bunda." gumamnya sebelum melangkah menuju mobil yang terparkir apik di parkiran komplek kuburan itu.
Dua makhluk berbeda usia itupun meninggalkan area kuburan dan kembali kerumah dengan aman. Setelah sampai kerumah pun Thorn menepati janjinya pada si bungsu dan memasak ayam goren dengan hatinya yang masih retak.
Keduanya menikmati ayam goreng itu dalam heningnya meja makan malam itu, 'menyesakkan kak.'
.
.
.
.
."KAKAK! AKU UDAH BILANG BERKALI-KALI JANGAN IKUT CAMPUR URUSAN SEKOLAH AKU. KENAPA SIH SUKA BANGET IKUT CAMPUR? AKU BENCI SAMA KAKAK!" teriak pemuda bermanik perak pada sang kakak yang baru pulang kerja itu.
Thorn hanya menutup matanya dengan erat setelah mendengar teriakan sang adik pada dirinya, dirinya hanya bisa menghela napas kasar sambil mengikuti sang adik kearah dapur, "Solar, maafin kakak. Kakak ga bermaksud buat ikut campur sama urusan sekolah kamu, kakak cuma khawatir sama kamu Solar. Akhir-akhir ini kamu jarang dirumah, bahkan sesekali kamu ga tidur dirumah Solar. Kakak cuma takut terjadi apa-apa sama kamu, maafin kakak kalau sekiranya kakak udah terlalu berlebihan." gumam Thorn dengan manik hijaunya yang menyendu.
Solar yang tampak sedang meminum air dingin itu menghentakkan gelasnya dengan kuat, pemuda berusia 17 tahun itu menghela napas kasar, "Aku udah bilang kak, dua minggu lagi ada acara disekolah aku. Kakak tau kalau aku ketua osis, semua hal harus aku kontrol kak. Aku berusaha segini banyaknya buat mengharumkan nama sekolah, aku ga minta kakak buat peduli sama aku tapi aku cuma minta kakak buat percaya sama aku. Cuma itu kak, aku cuma butuh kepercayaan kakak." ucap Solar panjang, emosi yang tadinya membuncah seketika menurun setelah melihat wajah kusut sang kakak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another life
FanfictionOneshoot elemental. Cus kesini cinta, hati-hati juga yaa? ada unsur angst disini hahaha