Ketika membuka pintu utama, tampak Bang Leon sedang duduk di kursi ruang tamu. Bella menghela napas. "Adek pulang," ucapnya seraya melangkah cepat menuju kamarnya, ia tak mau Bang Leon melihat pipinya yang masih memerah.
"Kenapa sore banget pulangnya?"
Langkah Bella terhenti. "Tadi Adek belajar kelompok dulu."
"Sama Rendy?"
Ada jeda cukup lama sejak pertanyaan itu dilontarkan, Bella menghela napasnya. "lya...."
Jantung Bella berdebar kencang, kala Bang Leon berdiri, dan ia mendengar langkah kaki mendekatinya. "Adek, hadap sini."
"Adek capek, mau ganti baju, terus tidur-"
"Hadap sini kata Abang."
Bella menghela napas, lalu pelan-pelan memutar tubuhnya, dengan kepala yang masih tertunduk. Namun ia merasakan jemari Bang Leon kini sudah berada di dagunya, lalu membuat ia mendongak.
"Pipinya kenapa merah?"
"Jatuh-"
"Ditampar? Sama siapa? Rendy?"
"Bukan," Bella menggeleng ribut. "Tadi ada kesalahpahaman aja, terus-"
"Terus kamu ditampar? Sama temennya Rendy? Atau pacarnya Rendy?"
"Temen Rendy."
Rahang Bang Leon tampak mengeras. "Temen mana yang bersikap kaya gini? Pasti pacarnya, 'kan? Cowok kaya Rendy, mustahil bisa cukup dengan satu orang, Dek." Lalu Bang Leon memutar tubuhnya. "Jangan kamu deket-deket lagi sama Rendy, ini baru ditampar, besok-besok, bisa aja kamu dibunuh sama mereka."
"Bang, nggak semua geng motor itu buruk-"
"Mereka sama, Dek!" Bang Leon kembali memutar tubuhnya, menghadap Sang adik. "Jangan naif kamu, cuma karena satu orang bersikap baik sama kamu, kamu anggap semuanya juga baik. Mereka monster! Monster yang suka bunuh orang tanpa mikir dua kali." Dan setelahnya Bang Leon berlalu pergi, ke kamarnya.
Air mata Bella tumpah, ia sungguh tak menyangka jika Bang Leon bisa sampai semarah ini dengannya.
Bella lantas juga masuk ke dalam kamarnya, menangis di sana seraya memeluk erat bantal gulingnya.
*****
Rendy
ren
06.23pagi cantik, aku udah mau otw jemput kamu
06.23ren, jgn jemput di depan rumah
06.23tunggu di pos satpam aja
06.23loh kenapa?
06:23masih ada abang di rumah, kamu tunggu di sana aja, biar aku jalan ke sana
06.24ngga, apaan, masa aku jemput kamu di sana
06.24abang Ig marah banget, plsss ren, dengerin aku kali ini
06.24tapi bel, ga banget aku jemput di sana
06.24kali ini aja, yaaa? besok abang udah balik kerja lagi kok
06.25yaudah, aku jalan sekarang
06.25iyaa, hati"
06.25Sejujurnya, Bella tak enak harus membuat Rendy menjadi menunggu di pos satpam, namun tidak ada cara lain, masih ada Bang Leon di rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sinestesia
Teen FictionNiat Rendy untuk mendekati dan menjadikan Bella sebagai pacar itu sungguh-sungguh dari dalam hatinya, tapi sang gadis yang ia dekati malah berpikir jika Rendy hanya menjadikannya taruhan. Rendyansyah Erlangga. Rendy tidaklah menyerah untuk mendapatk...