5. Rahen

34 18 5
                                    

Assalamu'alaikum.. How's ur day??

---------------

Happy Reading 🌷

Siang ini jalanan ibukota sangat padat, ditambah lagi cahaya matahari yang sangat terik. Membuat beberapa orang mengumpat diantara kemacetan lalu lintas. Ini adalah hal biasa untuk dilihat semua orang.

Walaupun kedua orang ini sudah berada didalam ruangan ber-ac, tetap saja matahari masih terasa menyelip diantara sela sela ventilasi. Membuat Zizy harus menutup telinga mendengar ocehan gadis didepannya.

"Ya Allah ya rohman, ini kenapa panas nya nyengat banget dimuka ya Allah," Hera mengibaskan kedua tangannya didepan wajah. Berusaha menghilangkan rasa panasnya.

Zizy tak memedulikan Hera yang mengoceh. Netra coklat gelapnya memandangi seluruh penjuru cafe didekat kampus. Cafe ini di desain se-cozy mungkin. Zizy saja sampai tidak bosan melihatnya. Karena tema cafe ini mayoritas cream coklat dan putih, membuat nyaman dipandang.

Mata kuliah Zizy dan Hera hari ini di mulai jam delapan pagi sampai jam sepuluh, lalu akan ada lagi dijam dua sore. Itulah yang membuat Zizy dan Hera memilih untuk disekitaran kampus saja. Karena tidak ingin bolak balik. Berhubung sekarang masih jam sebelas siang.

"Zy, lo kok nggak pernah gerah ya, pake hijab mulu. Gue aja yang nggak pake hijab se-gerah ini," ujar Hera sambil memandangi Zizy dengan ekspresi aneh.

Sebelum menjawab, Zizy meminum orange juice nya terlebih dahulu.
"Ya enggak lah, kan udah terbiasa."

"Huft, kapan ya gue siap pake hijab?" Hera menghembuskan nafasnya kasar. Wajah gadis itu murung seketika.

"Ra, nutup aurat itu kewajiban, bukan kesiapan," kata Zizy yang berhasil menohok Hera.

"Tapi kalo akhlak gue ngga bener gimana? Nanti orang orang malah nyalahin hijab gue lagi," Hera memanyunkan bibirnya sambil mengaduk ngaduk minumnya dengan sedotan.

Saat kedua ujung bibir Zizy terangkat, sebuah lesung kecil di pipi kirinya terlihat.
"Lo kira gue udah bener? Ra, gue manusia penuh dosa. Semua manusia pasti punya kekurangan. Dan, hanya orang bodoh aja yang jadiin hijab sebagai cover seseorang. And, only stupid people use the hijab as someone's cover. Baik buruknya sifat manusia, bukan karena hijabnya, penampilannya atau apapun itu. Hijab is identity. Our identity as Muslims," jeda sejenak untuk Zizy mengambil nafas.

"Gue tau di zaman ini kebanyakan nya orang ngeliat kita dari cover. Karena sekali lagi, cover bukan segalanya. Di islam udah dijelasin kan aurat perempuan itu darimana sampai mana? gue aja heran, kok banyak orang yang ngga melakukan itu.

-Maaf, bukannya gue ngajarin. Karena gue juga manusia penuh dosa. Gue cuman mengingatkan, jangan sampai kalian menutup aurat disaat kalian udah ngga bernafas," lanjut nya.

Hera berpikir sejenak. Gadis itu sangat membenarkan semua perkataan Zizy. Dia pun tidak tersinggung akan itu. Karena, dia mengakui kalau dia sangat salah. Dan hanya orang yang tidak berpikir saja yang akan menyangkal itu semua

"Tapi gue bener bener masih ada setannya Zy, masih belum bisaaa," rengek Hera. Gadis itu menatap Zizy dengan sedih.

Zizy balas menatap Hera penuh pengertian. Tidak mudah merubah seseorang. Bahkan Zizy merasa dia memang tidak pantas mengatakan hal itu, kala dia pun masih banyak keburukan disegala sisi.

LOVE AWARENESS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang