• PROLOG •

85 11 0
                                    

• • •

Bryatta Dierja hanya ingin tenang.

Di pesta pernikahan Samuel, itu adalah pertama kalinya Bryatta bertemu dengan Heidy Pramudia, si mata empat yang naif. Entah kesialan macam apa yang menimpa hingga niat baiknya malah berbalik membawa kesialan. Malam itu, ia bermalam dengan Heidy di sebuah hotel kecil.

"Tapi lo juga pintar ciuman, nggak?"

"Hah? Gue ... belum pernah ciuman."

Rasa malunya semakin besar ketika mengingat kalau dirinya adalah sumber segala masalah. Ia hanya ingin pergi menjauh dari Heidy. Namun, sepertinya Tuhan berkata lain.

"Itu anak saya."

Tubuhnya membatu ketika melihat seorang lelaki datang dari arah anak tangga. Tubuhnya jangkung, ditutupi kemeja biru muda dan celana bahan yang disetrika licin. Jangan lupa kacamata hitam dan bulat yang familier.

"Namanya Heidy."

Sial! Bryatta tak bisa kabur.

Belum lagi wanita itu datang dengan sebuah permintaan yang terdengar sulit untuk bisa dikabulkan.

"Bryatta, terima kasih karena kamu sudah mau membantu saya. Akan ada imbalan yang akan kamu terima, jadi jangan khawatir dan lakukan tugas kamu dengan baik."

• • •

FATEFULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang