MBC 5

537 77 14
                                    

✖➕✖

"Gue bisa bantuin untuk memenuhi semua rasa penasaran lo kok ca". 

Kalimat yang Marvel lontarkan itu terus berputar di dalam pikiran Aca, sampai ia tidak sadar sedang menekan tombol A terlalu lama pada keyboard laptopnya, sehingga banyak huruf A muncul pada tugas skripsinya.

Menyadari ada yang aneh dengan Aca, Lilina segera menyadarkannya dengan berteriak "CA!" sambil memegang pundaknya.

"ha?" seketika Aca pun tersadar dari lamunannya.

Aca terlihat linglung, apa yang gadis itu pikirkan.

"lo kenapa sih?, lihat noh sekripsi lo!" seru Lilina menunjuk menggunakan dagunya agar Aca melihat ke layar laptopnya.

Sontak Aca menolehkan pandangannya  ke layar laptop "haa engga" ucapnya sambil menggelengkan kepalanya.

'bodohnya Aca' Gadis itu bergumam pada dirinya sendiri.

"kalo ada apa-apa cerita ca" ujar Lilina kepada sahabatnya.

Sekarang Aca dan Lilina tengah di perpustakaan kampus untuk mengerjakan tugas akhir mereka.

Awalnya, Aca tidak ingin pergi ke mana-mana karena mengingat mood-nya sedang tidak stabil. Tetapi, Lilina memaksanya untuk datang menemaninya, hitung-hitung mencari angin segar di luar daripada suntuk di rumah, tukasnya.

Ini sudah 3 hari sejak perkataan yang Marvel ucapkan dan terus terbayang-bayang menghantui dirinya, dan selama itu juga ia tidak bertemu dengan Marvel. Aca terlalu malu untuk menampakkan wajahnya di depan Marvel setelah apa yang mereka lakukan tempo hari lalu.

Jujur, Aca sangat syok atas kejadian tersebut, namun dirinya juga tidak menolak akan hal itu dan entah mengapa ia malah suka?.

Aca, ini bukan hal yang benar ingat Jourell.

Tidak ingin memusingkan hal tersebut terlalu lama, segera ia singkirkan di dalam pikirannya dan kembali fokus pada pekerjaan utamanya saat ini.

"engga ada kok li" Sangkal Aca, tidak mungkin ia ceritakan pada Lilina hal yang mengganggu pikirannya, kalau Marvel mungkin mengajaknya untuk bersenang-senang atau bisa disebut FWB.

Tidak, tidak 'mungkin' tapi dapat dipastikan 'iya'.

Waktu sudah menunjukkan bahwa Aca dan Lilina harus segera mengakhiri kegiatan mereka, selain itu otak Aca dan Lilina sudah ngebul setelah berkutik terlalu lama dengan skripsi, mau tidak mau mereka harus menyudahi kegiatan mereka. 

"haaa capek gue"Lilina berkata saat ia meregangkan otot-ototnya.

Biasanya Aca merespons celotehan Lilina, tetapi kali ini berbeda. Aca lebih banyak diam dan hanya menjawab seadanya.

"diem mulu lo ca, kesambet lama-lama" kesal Lilina dengan sikap Aca hari ini.

"biarin kalo gue kesambet kan yang repot lo" sahut Aca dengan pandangan usil.

"ye sialan lo" protes gadis berambut pendek itu.

"congor lo asal ngomong aja sih, lagian gue gak kenapa-kenapa kok" Aca memastikan pada sahabatnya ia baik-baik saja. 

"yaudah yuk cabut, udah sore" seru Aca mengejak Lilina untuk segera bergegas pergi dari perpustakaan. 

Setelah keluar dari perpustakaan, mereka pun berpisah. Lilina pulang ke kostnya dengan berjalan kaki, sedangkan Aca pulang ke rumah menggunakan ojek online. Namun, hal yang tidak terduga terjadi ketika ojek yang ia naiki tiba-tiba berhenti di pinggir jalan.

"eh kenapa pak?" tanya Aca kepada driver karena motornya tiba-tibe berhenti. 

"aduh maaf kak sepertinya ban motornya bocor" sang driver berkata. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MARVEL : MY BOYFRIEND'S COUSINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang