Bab 3. Mencoba Melupakan Kesakitan

926 134 1
                                    

Ketemu lagi sama author magang

sorry jika selalu telat up nya karna author lagi sibuk belakangan ini
______________________________________

*Selamat membaca*

Lanjut ke ceritanya.

"Cih! Drama sekali!" Ucap Arman.

Ia menendang kaleng itu hingga mengenai betis Marsha yang masih menangis.

Sempat, Ferrel mendengar Marsha meringis kesakitan. Ferrel menatap kaleng itu, tajam.

Ferrel langsung mengambil kaleng itu dan melemparnya ke arah betis Arman.

"Mata dibalas mata, maka apa yang kamu lakukan padanya juga akan akan aku balas sedemikian rupa." Ujar Ferrel, berdiri dengan percaya dirinya di depan Arman yang
meringis kesakitan, memegang betisnya yang sudah kena oleh kaleng itu.

"Bodoh!. Hanya karena seorang perempuan, lo menyiksa teman lo seperti ini?" Tanya Arman.

Ferrel tertawa. Ia menarik kerah baju
Arman hingga pria itu menatapnya. Berhadapan dengan Ferrel yang sudah dikuasai emosi.

"Siapa yang lo sebut teman?. gw dan
Lo sudah lama memutus ikatan
pertemanan itu. Lo sendiri lah yang
memutusnya, Arman. Lo yang menganggu hidup gw, padahal gw udah berusaha sabar untuk tidak membuat lo terluka. Ada apa dengan lo, Arman!" Bentak Ferrel di akhir.

Dulu Ferrel dan Arman teman dekat. Sangat dekat, sampai sering pergi liburan bersama. Namun seiring waktu, tiba-tiba saja Arman
menghindarinya. Menjadikannya sebagai musuh dan setiap hari mencari gara-gara dengannya.

"Indira," ucap Juna.

Ferrel terlihat kebingungan. Dia masih belum mengerti maksud dari perkataan Arman.

"Semua perempuan menyukai lo, termasuk Indira, Padahal lo sendiri tahu kalo gw menyukai Indira, Ferrel!" Bentak Arman.

Ferrel langsung memandang Marsha, yang ternyata menonton perdebatan mereka. Tatapan Marsha berubah, menjadi lebih sedih dari sebelumnya. la bahkan menyembunyikan wajahnya di lipatan kakinya sendiri.

"Bagaimana bisa lo mengaku menyukai perempuan lain di depan pacar lo sendiri, bodoh!" Ujar Ferrel, kelewat emosi.

la seperti berbisik. la semakin menarik kerah Arman sampai pria itu terbatuk-batuk.

"Ambil aja!. Gw gak butuh gadis
sepertinya!. Menyusahkan!" Tangis Marsha langsung meledak.

"Shut up!" Bentak Ferrel.

***
Pertikaian antara Ferrel dan Arman berhasil di lerai, meski Marsha lah yang menjadi korbannya.

Mereka hampir sama baku hantam, namun tubuh Marsha yang menjadi
samsak emosi mereka berdua. la terlempar agak jauh saat mencoba menjadi penengah keduanya.

"Kalau lo emang menyukai seseorang
dalam hidup lo, maka perjuangkan. Jangan mendapatkan hatinya dari hasil perbuatan lo yang kotor!" ungkap Ferrel.

la melengos dari hadapan Arman yang masih diselimuti emosi. la membantu Marsha untuk bangun.

"Tidak terluka, kan?" Tanya Ferrel,
memperhatikan tubuh Marsha yang sekiranya mendapatkan luka lecet akibat perkelahiannya dengan Arman.

Marsha menyentuh lengan Ferrel, menatap pria itu penuh harap.

"Ayo pergi dari sini, sebelum Arman menghancurkan semuanya di sini, termasuk kamu." Ucap Marsha. Matanya sudah berkaca-kaca.

"Ayo!" Ferrel membawa Marsha keluar. Tubuh gadis itu gemetar, membuat Ferrel dengan gentle
membuka jasnya dan menyampir kannya pada bahu Marsha.

PACARKU TERNYATA ADIK ANGKATKU (FreSha) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang