"Aku nggak salah liat kan, sayang?. Itu mobil Ferrel, kan?" Tanya Gracia ketika dirinya dan suaminya baru sampai di depan rumah.
Namun, Gracia begitu senang ketika
menemukan mobil Ferrel yang terparkir di depan rumahnya."Iya. Dia sudah janji akan pulang dan kita sendiri tahu kalau dia tidak akan berbohong, kan?" Jawab Sean. Ia memarkirkan mobilnya asal,
tahu kalau istrinya ini sudah
sangat tidak sabar untuk masuk ke dalam rumah. Seakan-akan kakinya sudah siap turun dari mobil dan berlari masuk ke dalam, menghampiri sang putra pertamanya."Hati-hati, sayang!" Teriak Sean.
Ia pun geleng-geleng kepala melihat Gracia yang begitu antusias masuk ke dalam rumah.Hal ini bermula ketika Ferrel memutuskan untuk hidup mandiri, tinggal di rumah sendiri. Di usianya yang masih muda meski sejak kecil sudah didik keras oleh Sean untuk menjadi pria yang tangguh dan
menjadi pemimpin dalam perusahaannya,tetap saja hati seorang ibu tak bisa di
bohongi. la akan tetap menganggap anak-anaknya seperti masih bayi, meski mereka sudah tua sekalipun.Ceklek.
Dengan sangat hati-hati, Gracia masuk ke dalam kamar Ferrel yang bertema, hanya mendapatkan pencahayaan dari lampu tidur
yang redup."Putraku.." Gumam Gracia, mendekati Fertel,
Mendekati Ferrel putra pertamanya. Dengan senyuman yang tak pernah pudar, Gracia memperbaiki letak selimut dan memastikan kembalinya suhu ruangan itu. Ia berusaha
membuat putranya merasa nyaman.Gracia naik ke tempat tidur, ikut berbaring dengan Ferrel. Dia tidur menyamping, mengusap rambut putranya.
"Kenapa kamu kurusan, Nak? Kamu kayaknya nggak jaga pola makan. Udah mama bilang, jangan jauh-jauh dari kami. Rumah ini sepi kalau nggak ada kamu, Sayang." Gumam Gracia pelan seraya tangan yang tak henti-hentinya mengusap rambut sayang Ferrel.
Padahal, percuma saja dia melakukan hal ini sekarang karena tidak akan ada yang menjawabnya. Ferrel masih terlelap, masih nyaman dengan mimpinya.
"Sayang?" panggil Sean.
Cinta menoleh ke arah pintu. la melihat Sean yang mendekatinya. Pria itu juga melakukan hal yang sama, hanya saja dia berjongkok di dekat istrinya.
"Dia mungkin sedang tidur. Biarkan saja dia. Kamu juga harus beristirahat sepertinya. Ini sudah malam," kata Sean.
"Lihatlah, anak kita kurusan. Aku sudah bilang sama kamu untuk tidak memberinya izin tinggal sendiri. Akibatnya, dia tidak memperhatikan dirinya sendiri!" Ujar Gracia, agak kesal. Ia sampai menabok bahu
suaminya."Sssttttt.... Ferrel sedang tidur. Sebaiknya kita keluar dan berantem di luar saja. Sayang nanti Ferrel terganggu tidurnya." Bisik Sean, membuat Cinta tertawa.
Bagaimana mungkin dia semakin
menantang istrinya untuk bertengkar di luar. Namun, pada kenyataannya, betapa hebatnya pertengkaran mereka, siapa pun yang menjadi pihak yang salah, yang akan
minta maaf hanya satu orang. Lebih
tepatnya adalah SEAN ARDIAN NATIO. Dia selalu mengalah pada istrinya."Ayo kita keluar. Besok kita bicara dengan Ferrel." Ujar Sean pelan-pelan, membantu istrinya bangun.
Dia juga yang memperbaiki
kembali selimut dan mengecup singkat kening putranya. Sean dan Gracia keluar dari kamar Ferrel.
Sean menggenggam erat tangan Gracia. Namun, bukannya ke kamar, Gracia malah beranjak ke dapur."Kita belum makan. Aku masaknya sebentar, sayang.'" Ucap Gracia.
"Ikut!"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
PACARKU TERNYATA ADIK ANGKATKU (FreSha)
RomanceBagaimana perasaan kalian kalau dijadikan bahan taruhan oleh pacar sendiri dan harus jatuh ke tangan pria yang sama sekali tidak kalian kenal?. Lalu setelah itu, satu-satunya orang yang kalian sayang meninggalkan kalian untuk berjuang sendirian di d...