Bab 16. Ketahuan?

474 68 2
                                    

"Kamu gak perlu tahu!" Jawab Ferrel
seperlunya dan keluar dari mobil segera.

Langkah Ferrel senantiasa
diperhatikan oleh Marsha. Kini, dia sendirian di dalam mobil. Membunuh kebosanan dengan cara memainkan ponselnya, meski hanya berputar dengan scrolling media sosial saja.
Hingga jemarinya spontan berhenti ketika melihat postingan terbaru dari Arman yang memperlihatkan kebersamannya dengan seorang perempuan, mengobati lukanya
yang bisa diyakini seratus persen akibat pertengkarannya dengan Ferrel tadi.

"Memang dasar buaya banget kamu, Arman!. Tadi kamu mau perkosa aku, sekarang malah mesra-mesraan dengan perempuan lain." Kesal Marsha. "Mungkin benar kata Ferrel, kamu memang bangs*t!" Lanjutnya.

Moodnya benar-benar sudah hancur
karena melihat foto itu. Melempar
ponselnya ke tempat duduk Ferrel
sebelumnya, mencoba melupakannya
kilasan itu.

"Huft.... Gak salah aku putus sama dia. Tapi tetap saja aku tidak terima kalau dia menjadikanku bahan taruhan. Aku doakan semoga gak ada perempuan yang mau sama pria selicik dia!" Gumamnya kesal.

***

Sedangkan di dalam rumah, sudah ada keluarga yang berkumpul layaknya reuni.

Saat Ferrel masuk ke rumahnya, bertepatan dengan Michie yang berlari menyambutnya, sedangkan di belakangnya ada Grecie yang
mengejarnya. Duo kembar itu memang selalu bertengkar, tidak kenal tempat.

"Kak Ferrel, balas kak Grecie. Dia isengin Michie terus!" Michie mengadu pada Ferrel.Bersembunyi dibalik balik punggung kakak tertuanya.

"Curang banget kamu, Michie!. Ingat ya perjanjian kita, gak boleh bawa-bawa kak Ferrek. Karena aku yakin, salah atau enggaknya, kamu yang akan didukung sama dia."

Oh iya disini Grecie cowok ya krn author gatau mau kasi nama apa jadi tetep aja Grecie wkwk

Lanjut

Grecie tidak terima. Michie ataupun Grecie masih bertengkar layaknya Tom and Jerry, dengan tubuh Ferrel yang menjadi penghalang mereka.
Mencoba tetap sabar, nyatanya hal itu tidak berlangsung lama dalam kamus Ferrel. Pada akhirnya, Ferrel melihat papanya yang terus menatap mereka tanpa berniat untuk melerai si kembar.

"Pa, coba lerai mereka berdua. Aku lelah nih, baru pulang kuliah."
Ujar Ferrel, sedikit berbohong.

Sean mengangguk dan tersenyum, pula dengan Gracia yang tersenyum geli melihat pertengkaran mereka.

"Michie, Grecie, kesini nak!. Jangan
berantem terus. Kasihan kak Ferrel baru pulang kuliah. Setelah ini kita pergi beli es krim dengan syarat duduk manis di samping mama papa." Kata Gracia.

Sontak, keduanya langsung berhenti, namun tidak sampai mendekati orangtua mereka. Cemberut adalah gaya Michie, sedangkan menjadi dingin dengan kekesalan yang tertahankan adalah tipikal Grecie.

"Mama mau bela Michie?" Tanya Grecie.

Mendapatkan pertanyaan seperti itu, Gracia bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri mereka. Ia tak mau salah satu anaknya salah paham, apalagi pada kembarannya sendiri.

"Siapa yang bela Michie, sayang?. Mama hanya gak mau kalian berdua malah bertengkar di rumah kakak kalian. Lihat, kakak kalian terlihat lelah. Dia pasti ingin istirahat, tapi kalian malah menyambutnya
dengan ribut. Kalian mau kak Ferrel tambah lelah?"

Michie ataupun Grecie menggeleng lemah.

"Nanti aku gak ditraktir lagi" Celetuk Michie.

"Nah!"

"Kalau gitu, kalian duduk manis di dekat papa. Jangan berantem."

Si kembar nurut apa yang dikatakan oleh Gracia. Mereka menuju Sean, meski sedikit mengulang hal yang sama dengan berlomba lari. Tingkah si kembar hanya membuat Sean, Gracia ataupun Ferrel sampai
menggelengkan kepala keheranan.

"Mama sama papa ngapain kesini?" Tanya Ferrel. Dia kembali dingin, mode on. Gracia tersenyum hangat pada putra pertamanya.

"Salah kalau kita ke sini?" Tanya Gracia.

Tentu saja Ferrel menggeleng. Hanya saja memang ada hal yang ia sembunyikan dan tidak bisa ia bongkar ke keluarganya, meski
itu ke mamanya sekalipun.

"Kalian tidak salah, tapi setidaknya kalian bisa telpon aku dulu. Aku kan bisa beliin kalian makan di jalan. Aku sudah lama tidak menyetok bahan makanan di rumah." Alibi Ferrel.

"Mama sudah menduganya. Karena itu, mama sudah membelikan bahan-bahan untuk kamu memasak. Tapi sepertinya kamu berbohong deh sama mama." Ferrel gugup.

"Kenapa mama bisa ngomong
gitu?" Tanya Ferrel.

"Semoga mama gak curiga kalau sudah ada orang lain yang tinggal di sini, lebih-lebih lagi orangnya adalah Marsha. Mereka gak boleh tahu kalau aku bawa cewek ke rumah."Kata Ferrel dalam hati.

Gracia menunjuk beberapa sudut di rumah Ferrel sembari berkata,

"kamu bilang kalau rumahmu tidak terurus. Kamu juga bilang hampir tidak pernah masak di rumah. Tapi
apa? Mama malah menemukan rumah dalam keadaan super duper rapi seperti ini, bahkan mama juga menemukan banyak alat-alat masak yang basah. Seperti baru dipake.
Tidak hanya itu, ada sisa masakan juga di kulkas dan di atas meja makan." Ungkap Gracia, semakin membuat Ferrel gugup.

"Please, semoga mama gak curiga lebih dari ini."Batin Ferrel. Matanya bergerak gelisah, tidak bisa tenang.

"Kamu bawa cewek ke rumah, ya?" Tanya Gracia langsung, to the point.

Ferrel sontak menggeleng.

"Mustahil, ma!" Bantah Ferrel.

"Ah, masa?. Kamu gak bohong kan sama mama?." Tanya Gracia sekali lagi, memastikan.

"Enggak, ma. Suer!" Gracia pura-pura percaya, meski itu sangat kentara.

"Sebenarnya mama gak masalah
sih kalau kamu bawa cewek ke rumah, asalkan kamu tahu batasan antara perempuan dan laki-laki. Jangan bertindak hal yang akan membuatmu menyesal sendiri. Dan yang paling penting, kalau kamu ada pacar, boleh dong kamu kenalkan sama mama dan papa. Apalagi sama adik-adik mu. Mereka juga ingin tahu. Sekaligus membuktikan pada kami kalau kamu memang pria."

"Maksud mama apa? Jadi selama ini mama gak pernah anggap aku pria?" Ferrel sedikit tersinggung.

"Bukan gitu. Hanya saja, kamu tidak pernah pacaran. Kamu terlalu workaholic seperti papamu, sampai lupa kalau kamu juga butuh seorang perempuan. Tapi, mama sangat serius. Kalau kamu punya perempuan yang membuatmu nyaman dan menerima kamu apa adanya, kenalkan pada mama. Mama tidak hanya menganggapnya sebagai calon menantu, tapi sebagai putri mama. Mama sangat serius dengan hal ini." Ferrel membungkam.

"Aku punya seorang perempuan seperti yang mama katakan, tapi aku tidak tahu apakah dia mau denganku atau tidak." Pikir Ferrel.

"Kamu pasti lelah. Istirahat lah. Mama akan masak untuk kalian." Gracia menepuk pelan bahu Ferrel dan beranjak menuju dapur.

Tatapan Ferrel tertuju pada luar rumahnya, tepatnya pada mobilnya dimana di dalam sana ada perempuan yang ia sembunyikan.

***

"Mama, ada baju cewek di kamar kak
Ferrel!" Sorak Michie heboh.

Hehe ketahuan gak nih?

PACARKU TERNYATA ADIK ANGKATKU (FreSha) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang