Bab 18. Ketoprak

995 125 15
                                    

Ganti judul ya guys

Pagi sudah mulai menyambut dengan tidak lelahnya. Pula dengan Marsha yang bersemangat di pagi hari ini, bahkan ia bangun sangat pagi. Tidak biasanya.

Setelah mandi dan memakai baju yang masih ada di tas besarnya, ia keluar kamar. Mulai melakukan tugasnya di rumah ini.

Setidaknya, ketika ia diberikan fasilitas yang sangat bagus oleh orang yang baru dikenalnya, dia bisa tahu diri. Membersihkan rumah atau setidaknya bisa menjaga kenyamanan rumah beserta orang yang ada di rumah ini.

Saat ia melewati kamar Ferrel alias kamar tamu, ia berhenti. Tidak berani untuk masuk. Beberapa kali tangannya sudah siap memutar engsel pintu, namun terhenti
sebab ragu dengan apa yang ia rasakan.

"Sekarang atau nanti, sama aja Marsha. Mau bagaimanapun caramu menghindarinya, kamu akan tetap bertemu dengannya. Lebih baik memulai sedini mungkin."Putusnya.

Marsha memutar engsel pintu. Saat pintu sudah berhasil terbuka, membuatnya sedikit kaget sebab sudah melihat Ferrel yang berdiri di
depan pintu dengan penampilan yang sedikit membuat Marsha penasaran.

"Kamu gak tidur, ya?" Tanya Marsha.

Ferrel mengelak. "Gak kok. Malah aku lelap banget tidurnya. Kenapa?"

"Kamu terlihat kusut. Matamu terlihat sayu, rambutmu agak kusut, bahkan wajahmu juga kelihatan lelah. Tapi, sepertinya kamu mau kuliah, ya?"

Ferrel hanya mengangguk tipis. Dia
mengajak Marsha keluar dari kamar itu, turun ke lantai bawah.

"Aku mau kuliah, sekalian bekerja. Aku ada pemotretan hari ini dan
kayaknya aku gak pulang. Kalau kamu perlu sesuatu, bisa kasih tahu aku supaya nanti aku bisa pesankan ojek online untuk mengantarmu."

"Tidak perlu." Tolak Marsha.

"Kalau begitu, kamu tunggu aku sebentar ya. Aku buatkan sarapan untukmu supaya gak keliatan lemas gitu. Katanya nanti ada pemotretan, tapi mata kamu sayu gitu. Tunggu ya?!" Ferrel tetap menggelengkan kepalanya.

"Nanti aku sarapan di kampus aja. Aku udah telat dan gak punya waktu lebih lagi. Jangan keluar rumah, ya. Tetap di dalam biar Arman gak usik kamu lagi" Kata Ferrel.

Dia terlihat terburu-buru keluar dari rumah. Bahkan jaketnya pun belum terpasang sempurna. Marsha yang melihatnya hanya bisa terdiam,
tidak tahu mau mengatakan apa atas hal ini.

Sebelum kaki Ferrel benar-benar keluar dari rumahnya, ia kembali berbalik untuk menemui Marsha.

"Ingat, jangan keluar rumah. Kalau ada sesuatu, langsung telpon aku.
Kamu bisa makan ataupun nonton tv
sepuasnya. Kalau kamu pengen cemilan, katakan padaku supaya nanti ada ojek online yang datang mengantarkannya untukmu. Oke?!"

Marsha tak kunjung menjawab. Dia masih menatap Ferrel yang kini berdiri menunggu jawabannya.

"Oke kan, Marsha?" Tanya Ferrel memastikan lagi.

Dan apa jawaban Marsha?. Dia hanya
mengangguk tipis, namun semuanya sudah menjawab apa yang ditanyakan oleh Ferrel. Kini, pria itu bisa tenang meninggalkan rumah.

*****

Selesai kelas dan mengumpulkan tugasnya, kini saatnya Ferrel meninggalkan kampus. Ada jadwal penting yang harus ia selesaikan
untuk menggantikan kejadian beberapa hari sebelumnya. Ia harus melanjutkan proses pemotretan dan ini sifatnya WAJIB.

"Rel, lo gak bawa bekal lagi?" Tanya
Zean.

Zean akan ikut bersama Ferrel untuk
pemotretan. Sebelumnya, Ferrel sempat menolak, namun temannya yang satu ini sangatlah cerewet bahkan mengalahkan tawaran ibu-ibu di pasar. Sampai membuat
Ferrel tidak bisa menolak permintaan
temannya yang satu itu.

PACARKU TERNYATA ADIK ANGKATKU (FreSha) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang