"TENTANG semua akara yang saling mengejar, namun tak bisa tergapai menyiksa renjana yang begitu dalam dan amerta dalam karyanya."
_Kanaya renjana_Renjana menatap pantulan diri di kaca meja riasnya. Perut yang membuncit dan pipi yang mulai berisi selama beberapa bulan ini. Dia mengelus perutnya lembut saat merasakan tendangan pelan respon dari jiwa kecil di perutnya.
Rasa tak percaya dirinya mendadak berganti dengan senyuman, entah sejak kapan dia mulai terbiasa dengan keadaan nya sekarang, renjana lupa. Yang dia ingat kejadian ini bermula dari 7 bulan yang lalu sebelum kenaikan kelas nya. Semua bermula ketika dia bertemu dengan lelaki itu dalam sebuah jebakan, yang membuat mereka terikat oleh jiwa di perutnya sekarang ini.
Kadang renjana sempat menyesali kejadian yang menimpa nya hingga menghadirkan jiwa kecil di perutnya, seandainya saat itu dia tidak memilih untuk bekerja , mungkin sekarang dia tidak akan seperti ini, andai kejadian itu tidak terjadi pastinya sekarang dia bisa melanjutkan sekolahnya dengan tenang. Batin nya belum siap, bahkan mentalnya pun belum siap untuk kehadiran seorang anak di kehidupannya, dia ingin normal seperti gadis pada umumnya di usianya sekarang.
Merasakan sedikit tendangan di perut, membuat renjana kembali tersadar dari lamunannya, gadis itu mengusap perutnya lembut."Hey, Im okey beby, mama tidak sedih" Ucapnya pelan pada janin di perutnya. Seperti ikatan batin, renjana selalu merasakan bayi nya sadar dengan setiap apa yang dia rasakan, Seperti sekarang. Memikirkan itu membuat renjana teringat bagaimana beberapa bulan yang lalu dia terus mencoba untuk melenyapkan bayinya itu.
Renjana menggigit bibirnya pelan menahan perasaan bersalah di hatinya. "Im sorry Beby , maaf aku selalu mencoba mencelakai mu, aku adalah ibu yang buruk bukan?. "
Ceklek!
Renjana mengangkat pandangannya ke kaca, menatap pantulan seorang lelaki tampan yang memasuki kamarnya .lelaki itu melepaskan jaket hitamnya sebelum menghampiri renjana.
Wajahnya di kaca semakin terpantul jelas, hidung mancung, alis yang tebal, bibir yang sedikit pucat namun tak hitam seperti bibir perokok, dan iris mata hitam pekat yang memabukkan. Lelaki yang ia benci namun sialnya sangat tampan dan sulit lepas.
"Gue ada beliin martabak, makan ya" ucap nya pelan.
Renggala Saka Melviano lelaki blasteran rusia, ayah dari anak yang sedang dia kandung. Renjana menyandarkan kepalanya pada perut keras lelaki itu, terasa samar pahatan kotak di perut Renggala.
Wanita itu menghirup dalam bau yang sangat ia sukai sejak beberapa bulan selama kehamilannya sekarang ini. Bau lelaki itu sangat harum di hidungnya dan itu menenangkan perasaannya yang sedari tadi bercampur aduk.Terasa usapan lembut di puncak kepala renjana.
"mau aku suapin ?" Tawar Renggala selembut mungkin.Renjana mengubah duduknya menyamping memeluk pinggang renggala dan menenggelamkan wajahnya di perut lelaki itu. Renggala dengan sabar mengusap lembut kepala wanitanya itu. Melihat jam yang telah menunjukkan pukul 10 malam membuatnya tak heran dengan sikap manja ibu hamilnya itu.
"Ngantuk?". Tanya nya lembut, samar dia merasakan gelangan lembut dari wanita itu.
Renggala terus mengusap kepala renjana, membiarkan gadis itu memeluknya sampai puas.
Memikirkan dirinya yang akan menjadi seorang ayah beberapa bulang lagi, Renggala tidak dapat menyembunyikan senyumannya. Entah kapan terakhir kali dia tersenyum selebar ini. Dia bahagia?, tentu. Walaupun semua ini terjadi karena ketidak sengajaan, tapi dia tidak pernah menyesalinya. Karna renjana adalah milik Renggala.
Voice nya jangan lupa guys ❤️❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Renggala
Teen FictionMendengar rumor yang mengatakan bahwa Renggala adalah lelaki jahat the real of monster dunia nyata, Renjana benar-benar membayangkan lelaki itu seperti monster di film-film yang dia nonton. Berwajah buruk, memiliki taring, juga memiliki suara sepert...