call me grandpa

15.1K 701 12
                                    

Bulu mata lentik itu terbuka pelan, namun kemudian kembali menyipit karna merasa sedikit silau, dia mencoba menyesuaikan pandangan dengan pencahayaan lampu di ruangan asing yang tidak dia ketahui itu.

Begitu sadar dirinya berada di tempat asing, Renjana segera duduk, bermacam kemungkinan langsung menyebar di pikirannya, apa dirinya di culik?, tapi melihat berapa perabotan yang terlihat mewah di ruangan itu, rasanya tidak mungkin.

Walaupun dia tidak pernah merasakan bagaimana rasanya di culik, tapi setidaknya Renjana sedikit tau apa yang akan di lakukan penculik dari film-film yang pernah dia nonton. Jika dia di culik seharusnya penculik itu mengikatnya agar tidak dapat kabur, mulutnya di lem atau di bekap agar tidak berteriak dan juga ruangan ini terlalu mewah untuk menjadi tempat tahanan, atau mungkin penculik itu orang kaya, tapi kalau kaya untuk apa repot-repot menculiknya.

Renjana menyentuh perutnya yang terlihat buncit, mengusap lembut di sana dengan mengerutkan kening, kebiasaannya selama beberapa bulan ini saat sedang memikirkan sesuatu. Melihat perutnya yang ia usap, Renjana sadar Hoodie dan seragam sekolah yang terakhir kali ia pakai telah berganti dengan baju piyama hitam.

Renjana menyibak selimut yang menutupi pahanya. Apa jangan-jangan penculik kaya itu melecehkannya.

Tok! Tok! Tok!

Dia segera menoleh ke arah pintu yang di ketuk pelan dari luar.

Klek!

Pintu putih itu di buka dari luar, seorang wanita paruh baya berdiri di sana dengan sebuah Food trolley yang terdapat beberapa makanan, semangkuk potongan buah-buahan, air putih dan segelas susu.

"Permisi nona!" Ucap wanita itu sebelum melangkah masuk.
'Nona?'
"Tuan besar menyuruh anda untuk sarapan" ucap wanita itu, mempersiapkan sebuah meja lipat di atas kasur tepat di depan renjana, kemudian menyajikan sarapan yang dia bawa.

'tuan besar? Siapa?'

Renjana memperhatikan makanan yang di sajikan wanita itu, walaupun dirinya sangat penasaran dengan tuan besar yang di katakan perempuan itu, tapi dia tidak bisa mengabaikan perutnya yang lebih dulu keroncongan saat melihat makanan di depannya yang begitu menggiurkan. Dia perlu mengisi tenaganya terlebih dahulu.

"Ini buat aku semua?" Tanya Renjana memastikan.
Wanita itu tersenyum dan mengangguk, "apa ada menu lain yang nona ingin?"

Renjana tak dapat menyembunyikan senyuman senangnya. Dia menggeleng semangat dengan tatapan yang tak lepas dari makanan yang menggiurkan itu. "gak ada kok, ini udah pas"

Wanita itu mengangguk dan selangkah mundur berdiri tak jauh darinya.

Melihat makanan yang melebihi porsinya Renjana kembali menoleh menatap wanita itu. "Mbak gak ikut makan?, ini banyak loh makanannya! "

Wanita itu tersenyum dan menggeleng singkat. "nona saja yang makan, saya sudah. "

Mendengar jawaban itu Renjana mengangguk saja.
Dia mulai mengambil beberapa makanan yang ingin dia makan. Jika benar dirinya di culik dan di suguhkan makanan seperti sekarang, Renjana tak menyesal, bahkan mungkin nanti dia akan berterimakasih pada orang yang telah menculiknya.

Teringat akan sesuatu, Renjana menoleh menatap wanita asing yang berdiri tak jauh darinya itu, dia menelan kunyahan makanannya sebelum mulai bertanya pada wanita itu. "Mbak!, aku mau nanya yang gantiin baju aku siapa?"

"Saya yang gantiin baju nona " jawab wanita itu.
Renjana mengangguk lega, dia kembali menyuapi ke mulutnya. " Terus yang culik aku siapa?"

"Tuan besar yang membawa nona kesini!, tapi menurut saya tuan besar tidak bermaksud menculik nona" jelas wanita itu.

RenggalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang