Troublemaker

203 10 1
                                    

"HUAAAAA"

"HUAAAAA"

"LARI SIS LARII!!!"

Motherfakaaah HUAAAAAA kenapa pasien RS jiwa ini pada larii dan apa yang ada dipikiran gue sekarang nyuruh si gendut ini lari, bisa lo bayangin lantai RS jiwa ini ikut bergetar seolah-olah gempa, dan sekarang orang-orang gila itu ikut lari mengejar kami.

"Zel gue cape.. zeel berhenti sebentar dong, Zeel .."

"Gak ada waktu berhenti sis, kalo ngga kita bakalan mati di grepe- grepe orang gila itu"

"Zel gue cap..." dan suara terikan siska pun tidak terdengar lagi, kuhentikan langkah ku, kucoba menghadap kebelakang dan apa yang ku lihat siska sudah jatuh pingsan. Aku pun berusaha tidak peduli dengan orang gila yang sedang berlari kesana-kemari di lorong Rumah sakit ini dan aku berlari menghampiri Fransiska yang sudah terkapar di lantai.

"Siskaa bangun... siskaa loe jangan pingsan disini.. sis sumpah gue ngga pernah gendong gajah sis... bangun siss.. !!"

Kurasakan seseorang memelukku dari belakang. Refleks ku guncang badanku supaya bisa terlepas. Ku beranikan diriku melihat kebelakang.

Dan yang kulihat seorang lelaki dengan muka mengerikan memeluk posesif diriku dari belakang.

Dan semua menjadi gelap...

gelap...

gelap...

Dan....

Samar-samar aku dengar suara orang berbicara. Aku ingin membuka mata tapi tidak berani apalah ini orang gila itu? Sekarang dimana aku? Yaa Tuhan aku benar-benar tidak berani untuk membuka mata.

"Siapa mereka ini?"

Seperti suara lelaki? Jangan-jangan orang gila yang memeluku tadi.

"Mereka dari perusahaan editorial yang saya bilang tadi"
Kali ini terdengar suara wanita

"Sudah saya bilang tunggu kenapa mereka tidak bisa sabar"
Kali ini suara lelaki terdengar lebih nyaring

"Maaf pak saya sudah menyuruh mereka menunggu"

"Dasar manusia yang tidak sabaran, apa mereka tidak tahu akibat mereka sekarang pasien kita berkeliaran. Lihat itu si gendut mulai menggeliat tidak jelas, aku yakin bila mereka bangun pasti akan membuat keributan lagi"

Aku sih sudah sadar dari tadi tapi apa boleh buat dari pada aku diomeli sama itu dokter, lebih baik si gendut duluan saja yang sadar. Dan tepat seperti dugaan dokter psiko ini, si gendut itu sadar dan menimbulkan keributan di ranjangnya.

"Aaahh, kepala ku sakit sekali,
HUAAAAA APA INI INFUSS!! HUAAAA ADA JARUM DI TANGAKU!!" Bener kata dokter psiko itu si gendut ini baru bangun sudah bikin ribut.

"HUAA GUE DIMANAA?? HUAAA KENAPA GUE DIRUMAH SAKIIIT!! HUAAA dokternya kok gateng?"

Seriosly sis lo bikin gue malu, untung gue masih pingsan.

"Heii heii sadar nona anda ada di RS jiwa dan tiba-tiba pingsan, sekarang saya harap anda tenang dan Nona yang pura-pura belum sadar di sana, saya harap anda tenangkan nona yang gendut ini"

Aghhh.. bisa di bayangkan betapa malunya gue sekarang, terpaksa gue buka mata dan duduk membenarkan rambutku

"Ya baik sekarang kalian sudah sadar sekarang makanlah, saya yakin kalian belum makan dari tadi"

Kulihat suster datang mengantarkan makanan.

Fransiska gendut bediri dan menunduk sambil memberikan kartu namanya.

Bipolar Disorder in loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang