Malam

209 12 1
                                    

Warning typo bertebaraaan :v

"Zel maaf ya gue ngga bisa turun beberapa hari ini, huh.. anak-anak gue sakit biasanya mereka tiga ngga bakalan sakit gara-gara pergantian musim"

"Yah gak apa-apa sis sekarang gimana keadaan mereka?"

"Udah baikan tapi gue ngga tega ninggalin mereka"

"Lo udah ijin? Mereka udah bisa makan?"

"Udah zel, mereka baru ada nafsu makan sedikit, setelah gue paksa"

Kasian, single parent di usia muda. Pantas dia memerluka tubuh gendut yang kuat.

"Ya udah urus aja mereka tiga sampai penyakit Demam berdarahnya sembuh. Gue gak apa-apa kok ngeladenin itu dokter psiko"

"Ia hahaha gini nih kalo ada anak kembar 3 sakit satu sakit semua"

Gue ngga bisa bayangin jadi dia.

"Ya udah gue mau berangkat kerja dulu ya, salam buat triplets ya"

"Ia zel. Semangat yaaa"

--------------------------

Tiba lah di rutinitas kehidupan gue yang melelahkan NGEBUJUK Agghhh.. lebih baik gue berkutat dengan sejuta ketikan ngehadep komputer yang ngga bisa kabur dari pada ini orang yang kerjaannya ngilang terus.

"Selamat pagi mbak apa dokter.."

"Dokter Ray sedang ada pertemuan di luar kota mba"

Mbak ini udah benar-benar hapal tujuan gue kesini.

"Oh, terimakasih mba kalau ada kabar lain mohon beritahu saya"

Ya sudah 3 hari semenjak kejadian pingsan gue dan si gendut siska ngebuat itu dokter makin murka dengan kami, serius ini nyebelin banget dengan keadaan yang ngga menghasilkan apa-apa ngeliat muka itu dokterpun gue ngga pernah, apa dia menghindar?

Hezzz

Malam ini ngga tau kenapa tiba-tiba gue pengen ke club, ia lantaran setress dengan tidak ada kemajuan dalam pekerjaan dokter ini, atau gue kambuh emang sih selama tinggal di Jakarta gue rutin ikut 'Yoga' sehingga Diri-gue-yang-ke-dua jarang untuk datang. Tapi 3 hari belakangan aku benar-benar tidak punya waktu buat yoga, obat dari dokterku di sana tidak pernah di kirim semenjak pindah ke Jakarta. Aku takut dengan pengiriman obat itu Papah dan mamah tahu penyakitku, aku benar- benar belum siap memberitahu mereka.

DAN semenjak kepindahan ku di Jakarta aku benar-benar berubah 180 derajat! seperti:

1. Aku memakai kawat gigi, karena dulu aku punya gingsul dan Reyhan *mantanku* sangat menyukai senyum dari gingsulku. Dan gue benci semua yang dia suka jadi gue putuskan untuk menurunkan GINGSULnya sekalian merapikan gigiku.

2. TIDAK PERNAH pakai MAKE UP lagi, pekerjaan gue yang sibuk dan Jakarta yang panas membuat kulit gue sensitif make make up, alhasil gue cuma pake bedak bayi tipis. Yaaks buka Sthephany banget, tapi mau gimana lagi kulit gue bakalan jadi tumbalnya kalo gue pake make up.

3. Kuncir kuda, model rambut versi kepanasan. Gue cuma staff biasa dan ruangan ngga full AC belum lagi 'Misi dokter gila' ini alhasil hidup gue di outdoor ngejar dia kesana-kemari kaya penguntit ngikutin jadwal itu dokter psiko.

4. Pakaian murahan, ini yang paling freak banget kawat gigi gue yang bikin gue jadi buruk rupa aja lebih mahal dari baju kerja gue selemari penuh ini. Ya, gila aja masa staff pake baju branded.

5. Kaca mata, yang ini cuma males aja pake kontak lens.

6. yang buka gue banget muka Ramah, tapi mau gimana lagi, gila aja bawahan 'staff biasa kaya gue' sok-sok an angkuh, yang ada bisa di pecat gue.

OKAY GUE secara sengaja atau tidak sengaja berubah menjadi cewek yg totaly Cupu

Biasanya di kehidupan mewah gue dulu, gue pake barang Branded, wajah angkuh, make up tebal *kadang sampe Rio ngga kenal gue* kontak lens, gingsul. Totaly diffrent? Yeah itu Stephany dari keluarga kaya Hartanto

dan si cupu ini adalah Hazelia ananda new identitas, new live.

Kadang gue mikir kenapa gue mau ngelakuin semua hal gila ini, ya jawabannya move on (?) Gue cuma pengen sibuk dan ngga di kenal lagi, punya kehidupan normal, bergaya cupu yang katanya gampang dapat teman setia. Dan tidak di sakiti lelaki lagi. Yeah Move on!!

Mungkin karena gaya gue makanya itu dokter ngga mau ngelirik gue dan menghindar karena jijik sama cewe cupu kaya gue. Mungkin*

Dan di sinilah gue Club malam dengan pribadi gue yang ke 2, gue berjalan mesuk kedalam Club malam ini, Jakarta malam hari dingin juga (?) Entah diri-ku-yang-ke-dua ini menggerakkan hatiku kesini memakaikan aku dress ketat, sexy dan menggoda diatas lutut , high hells yang tinggi, make up ku yang dewasa, rambut terurai di curly, lensa kontak, dan perilaku liarku.

Dentuman musik mengalun di seluruh ruangan. Ku pesan minuman beralkohol lagi dan lagi aku tidak peduli beberapa mata lelaki hidung belang menatapku, akupun turun ke lantai dansa dan menari tanpa peduli lelaki memegangiku. Ya, aku sudah di bawah pengaruh alkohol.

Awalnya banyak lelaki mengelilingiku mencoba memilikiku tapi perlahan-laha semua menjauh tergantikan dengan seorang lelaki bertubuh tinggi, tegap, dan besar menarik ku mendekatinya. Aku benar-benar bosan di sini dengan kondisi mabuk kutepis tangan lelaki itu saat berusaha melingkarkan tangannya di pinggulku namun dia menarikku dan melumat bibirku dan melepasnya "Senang berkenalan dengamu" seolah-olah ciuman itu seperti salaman -__- dia ingin melanjutkan hal itu lalu tanganku dengan manisnya menampar lelaki itu. Ku dengar bunyi riuh mengejek lelaki itu dari pojok tempat duduk mungkin itu teman-temannya.

Kutinggalkan lelaki itu dengan keadaan setengah mabuk sambil mendatangi bartender memesan minuman lagi. Lelaki itu menarik tanganku lagi saat aku mencoba minum, ku tepis tangannya dan kabur sambil membawa botol minuman yang belum sempat kuminum.

Ku kendarai mobilku dengan keadaan setengah mabuk ini, aku benar-benar tidak tau sudah sampai mana.

Ku masukkan kunci rumahku tapi tidak bisa ku temukan di mana letak lubang kuncinya akhirnya ku gedor-gedor rumahku ini.

"Wooy bukaaa, bukaaaa, buka kaga lo, dimana sih kuncinyaa aggghh"

Aksi teriak-teriakku di depan rumah ini ku lakukan ya supaya tetangga lain pada keluar rumah dan bantuin gue. Tapi ngga ada yang bantuin gue, akhirnya gue tidur di depan pintu karena kelelahan.

-------------

Rayhan pov

Malam ini aku teringat dengan bahan seminarku yang tertinggal di ruangan praktek, dan terpaksa mengambilnya tengah malam. Saat sampai, aku benar terkejut di depan pintu aku melihat sesosok wanita dengan rambut panjang dan bibir belepotan merah-merah darah, tertidur di depan pintu masuk. Ku beranikan diri mendekatinya, kulihat seksana mana ada hantu pakaiannya ketat gini, ku cium aroma bau alkohol di dekat wanita ini, ia fix dia wanita setress mungkin galau atau apapun itu hingga mabuk-mabukkan.

Berusaha tidak memperdulikan wanita setress yang tertidur ini, aku buka pintu masuk dan saat terbuka seseorang menarik kakiku, ya Tuhan uji nyalikah ini? Wanita ini membuat badanku sebagai tumpuannya untuk berdiri dengan sempoyongan wanita ini bediri dan masuk ke dalam, mencari sofa dan tertidur, apa-apaan ini? Di pikir ini rumahnya seenaknya tidur.

Ku ambil berkas-berkasku secepat mungkin, dan sekarang aku yang kebingungan melihat wanita itu apa aku harus membawanya atau mengacuhkannyan. sekarang aku benar-benar pusing.

Voment.. voment.. voment :*

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 26, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bipolar Disorder in loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang