3. Orang Spesial

16 2 0
                                    

"Mungkin ada kalanya usaha menghianati hasil. tapi ingat, yang bersungguh-sungguh tentu akan mendapatkannya."

~ShilvaUtr~

🍀🍀🍀

"Saya pacarnya Adia"

Perasaan Harsa campur aduk. Nyaris saja Harsa lupa bagaimana caranya membuat Teh panas.

"Impian saya sih, itu" Lanjutnya.

"Mungkin suatu saat nanti," Kembali bersuara lelaki itu, membuat Harsa panas sendiri, padahal keadaan sedang hujan.

Harsa meyakinkan dirinya bahwa di depannya adalah orang yang sedang membual. Nyaris saja Harsa mengajaknya bergelut secara jantan.

"Mas lagi bikin Teh panas, ya?"

Harsa mengangguk kecil.

"Boleh minta tolong?, tolong bikin satu buat saya!"

Tanpa Harsa mengiyakan, orang itu sudah mengklaim dengan yakin bahwa Harsa akan membuatkan Teh untuknya.

Ada apa dengan Harsa, mengapa dirinya jengkel pada orang itu. Harsa pikir orang itu memiliki aura gelap yang kuat. Jika saja boleh, Harsa ingin menjauhkan orang ini dari Adia. Bukan apa apa, hanya saja aura gelapnya nyaris membuat Harsa ingin menonjok nya sekarang juga.

Berbahaya, orang itu memiliki niat berpacaran dengan Adia.

"Saya Sebastian Noval Leon, biasa di panggil Abas,"

Nyaris saja Harsa membuat Teh panas dengan  Air dingin. Harsa ingin tergelak sepuasnya, tetapi tidak bisa.

"Iya, salam kenal, Mas"

"Tadi nama Mas nya siapa?"

"Harsa"

"Nama lengkapnya?"

"Emran Dhiau Harsa"

"Imron Diau Harsa?"

"Emran, Mas."

Abas hanya membulatkan bibirnya membentuk huruf O. Dengan kepala yang mengangguk.

"Namanya unik, saya panggil Mas Imron aja, gimana?"

"Terserah Mas nya, tapi saya biasa di panggil Harsa"

"Ih Mas mah, lebih bagusan Imron atuh, Imron lebih Matching,"

Ini orang siapa sih? Pikir Harsa.

Dengan keras Harsa menerka nerka bahwa Abas ini adalah teman Adia. Tapi apakah benar? Bagaimana mungkin seorang Adia memiliki teman Orang Spesial seperti Abas.

"Manis"

Harsa menoleh, mendapati Abas memandangnya dengan alis yang turun naik.

Abas ini sedang menggodanya?. Harsa bertanya dalam hati. Membayangkannya saja membuat Harsa bergidik ngeri.

"Teh nya" Tutur Abas. "Imron udah ge-er, ya?"

Demi apapun Harsa ingin pulang, tidak mengobrol dengan Adia tidak masalah. Tapi setidaknya tidak bertemu orang spesial ini.

"Maaf Mas, saya masuk dulu" Harsa sama sekali tidak berniat mengajak Abas masuk rumah.

"Saya gak di ajak, Mas Imron?"

Baru saja berbalik badan, Harsa berhenti begitu saja, kembali berbalik dan mengajak Abas masuk. Jujur, tidak enak juga sebenarnya.

Abas mengekor di belakang Harsa menuju ruang tengah.

Dhiau HarsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang