Salah satu hal yang membuat kita sedih adalah orang yang kita percayai dan kita anggap keluarga ternyata dia yang menjatuhkan kita sendiri.
Ternyata benar hidup itu tidak perlu terlalu berharap kepada manusia.
~mustika2601~Tidak terasa sudah empat hari Mahesa, Alena dan Gino untuk menyelesaikan masalah perusahaan di luar negeri.
Selama empat hari ini juga mereka sangat sibuk, sehingga tidak ada waktu bermain-main untuk mereka bertiga.
Saat ini di ruangan Mahesa, Mahesa melihat ke arah Alena yang ada di sampingnya yang sedang memeriksa beberapa file.
Merasakan ada tatapan tajam di sampingnya Alena langsung melihat ke arah Mahesa.
"Kenapa pak?" Tanya Alena sambil mengangkat satu alisnya melihat ke arah Mahesa.
"Kamu gak capek?" Tanya Mahesa.
"Gak, ini kan emang pekerjaan saya." Lanjut Alena sambil tersenyum.
"Kalau kamu capek, istrahat aja biar saya sendiri yang melanjutkan ." Ucap Mahesa menatap kearah Alena.
"Gak usah pak, ini sudah pekerjaan saya." Ucap Alena kesal. "Mendingan bapak jangan menatap saya terus, saya jadi gak fokus." Lanjut menatap tajam ke Mahesa.
"Saya merasa bersalah mengajak kamu ke sini, karena beberapa hari ini kamu kurang istirahat dan terpaksa ikut bekerja lembur dengan saya dan karyawan lainnya." Ucap Mahesa merasa bersalah.
"Saya kan memang karyawan bapak, jadi gak usah gak enak gitu pak." Balas Alena pura-pura tidak tahu maksud Mahesa.
"Capek saya ngomong sama kamu." Ucap Mahesa kesal. "Coba saya lihat apa aja yang sudah siap kamu lakukan." Lanjut Mahesa berjalan ke arah Alena.
"Siapa yang nyuruh bapak ngomong sama saya." Ucap Alena dalam hati menatap Mahesa tajam yang sedang berjalan ke arahnya.
"Lihat nya biasa aja." Ucap Mahesa dan berdiri di samping Alena sambil memeriksa file yang telah selesai Alena periksa. "Hal-hal ini kamu gak perlu untuk di tandai dan perhatikan lagi kata-katanya dan....., silahkan kamu periksa lagi."lanjut Mahesa menjelaskan dengan serius sehingga membuat Alena terdiam dan memperhatikan penjelasan Mahesa dengan serius.
"Baik pak." Ucap Alena mengambil yang telah di koreksi Mahesa dan Alena merasa lega karena ternyata tidak terlalu banyak yang harus kembali dia ulang, memperhatikan lagi file yang di tandai Mahesa ternyata memang lebih tepat dari pada apa yang dia lakukan.
Catatan kecil yang di tulis Mahesa di tempat yang salah memudahkan Alena untuk melanjutkan pemeriksaan file yang belum dia periksa.
Setelah beberapa menit Alena memeriksa filenya, akhirnya selesai juga.
"Akhirnya siap juga." Ucap Alena menghala nafas lega dan bersandar di kursi serta menutup matanya karena kelelahan.
Mendengar suara Alena, Mahesa menetap Alena dengan merasa bersalah. "Setelah ini Kamu boleh pulang duluan ke hotel, kamu gak usah ikut lembur malam ini." Lanjut Mahesa setelah melihat sekarang sudah jam 15.00.
"Tapi pak bukannya masih banyak yang harus di selesaikan." Bantah Alena melihat ke arah Mahesa yang menatapnya. "Saya jadi gak enak kalau saya juga gak ikut lembur." Lanjut Alena merasa bersalah dan badannya juga sudah kelelahan.
"Kamu istirahat aja, jangan terlalu banyak berpikir." Ucap Mahesa. "Saya akan menyuruh sopir untuk mengantar kamu langsung ke hotel." Lanjut Mahesa yang tidak mau di bantah melihat raut wajah kelelahan dari Alena.
Setelah selesai berbicara Mahesa kembali berjalan ke tempat Alena dan membantu Alena membereskan meja Alena yang berantakan. "Kamu duduk aja, biar saya yang membereskan ini." Ucap Mahesa dan melihat Alena yang akan berdiri dari tempat duduknya.
![](https://img.wattpad.com/cover/359527069-288-k289867.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Jadi Sekretaris CEO
FantasyBagaimana jadinya kalau kalian menjadi Alena yang tiba-tiba bangun ada di pertemuan rapat dan semua mata tertuju pada kalian. Terutama bos kalian sendiri yang menatap kalian dengan dingin. Alena yang sedang sibuk mencari pekerjaan, malah tiba-tiba m...