13

1.2K 71 15
                                    

2011

"Aku pulang!!!" Teriak Hyeyoung ketika memasuki rumahnya yang terlihat sepi.

Hyeyoung celingukan mencari semua orang. Namun tak ada satu pun yang bisa ia temukan. Ia naik ke lantai dua, masih menyapu seluruh area rumah namun juga nihil. Akhirnya ia menyerah, ia masuk ke kamarnya lalu meletakkan tas sekolahnya di meja belajar. Gadis itu kemudian meraih ponsel dengan desain model flip keluaran terbaru dari merk ternama itu. Wajar saja, dia putri keluarga kaya. Meskipun sebenarnya ia tidak terlalu mempedulikan tren, tapi ayahnya selalu memberi hadiah yang bahkan tidak ia butuhkan. Seperti ponsel itu yang merupakan hadiah ulang tahun dari ayahnya. Gadis itu menekan tombol beberapa kali hingga tersambung pada sebuah panggilan.

"Halo. Ibu dimana?"

"Ibu sedang menemani ayah kunjungan kerja, sayang. Kamu tunggu di rumah ya." Jawab ibu Hyeyoung.

"Oh, baiklah. Jangan lama-lama, ibu."

"Tentu sayang. Ibu dan ayah pasti akan segera pulang."

"Hmm. Kalau kakak kemana?"

"Ibu rasa kakak masih di kampus. Jangan menyulitkan kakak ya. Sepertinya kakak sedang sibuk akhir-akhir ini. Jadilah lebih pengertian padanya, sayang."

"Aku selalu pengertian dan menyayanginya, bu.."

"Good girl. Sudah ya, ibu matikan. Love you, my love"

"Love you more"

Dengan begitu sambungan telepon berakhir. Hyeyoung tidak pernah kekurangan kasih sayang, selalu dipenuhi cinta. Hidupnya benar-benar penuh berkah. Bahkan dia tidak ingin menjalani masa depannya. Ia hanya ingin hidup di waktu sekarang, saat semuanya sudah ia miliki. Ia tidak membutuhkan masa depan yang pasti akan membawa perubahan suatu saat. Ia hanya ingin hidup di tengah-tengah orang yang mencintainya seperti saat ini.

Tak lama kemudian, ia kembali menelepon seseorang, "kakak kapan pulang?" Hyeyoung sedikit merajuk begitu telepon tersambung.

"Kenapa? Kau sendirian? Kalau ada mau saja, kau bersikap lembut padaku." Ujar suara dengan baritone rendah itu.

"Aku selalu lembut padamu, bukan, Kak Wonho tersayangku?"

"Hah. Omong kosong. Cepat katakan kau butuh apa? Aku akan segera pulang."

"Yey. Belikan aku es krim vanilla 2, snack coklat 2, permen stroberi 3 bungkus."

"Aku yakin kau akan gemuk bulan depan."

"Ck. Jangan banyak bicara. Aku tunggu di rumah. Terima kasih. Love you, kak." Tanpa menunggu jawaban dari Goo Wonho, kakaknya, Hyeyoung menutup sambungan telepon itu.

Begitulah mereka, saling menggoda dan bahkan bertengkar kadang kala. Tapi mereka begitu saling menyayangi meskipun Wonho bukan kakak kandungnya.

Wonho adalah anak adopsi dari keluarga Hyeyoung. Dulu sebelum Hyeyoung lahir, ibunya terdiagnosis sedikit sulit memiliki keturunan. Dan itu benar terjadi selama enam tahun usia pernikahan orang tua Hyeyoung. Mereka mengadopsi Wonho yang kala itu berusia satu tahun dan kebahagiaan akhirnya melengkapi keluarga mereka. Hingga setahun kemudian kebahagiaan kembali datang kepada keluarga mereka. Ibu Hyeyoung akhirnya hamil dan lahirlah putri cantik mereka yang bernama Goo Hyeyoung.

Keluarga itu semakin bahagia dengan kedua anak mereka yang saling menyayangi meskipun kadang dengan bertambahnya usia mereka, mereka bertengkar dan cekcok hingga membuat ibu mereka menyerah pada kelakuan keduanya. Namun itu tidak berlangsung lama hingga mereka kembali saling memeluk bahkan menangis jika tidak saling bertemu satu sama lain barang sebentar saja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MINE (Byeon Wooseok, Kim Hyeyoon AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang