4

882 101 8
                                    

"Maaf, seharusnya kuberi mereka pelajaran lebih dari ini, Bos." Ucap Saebyok dengan kepala tertunduk. Tidak berani menatap Shioh yang kini duduk di kursi kerjanya dengan mulut terkatup rapat. Saebyok benar-benar terintimidasi saat ini.

"Dimana barang kita?" Tanya Shioh akhirnya.

"Sebagian sudah mereka distribusikan, sisanya berhasil kami amankan. Mereka hanya berpura-pura saat kita datang dan akhirnya mereka menusuk kita." Jelas Saebyok.

"Kejar sampai dapat." Saebyok hanya mengangguk mendengar titah Bosnya.

Shioh beranjak, "secepatnya." Ucapnya sebelum akhirnya keluar ruangan meninggalkan Saebyok yang tergesa dibelakangnya mengikuti.

----

"Kita lolos. Tapi aku tidak yakin ini akan bertahan lama."

Sebuah suara terdengar di tengah ruangan sepi. Seorang lelaki bertubuh gempal dengan rambut cepak berdiri di tengah ruangan yang luas namun minim penerangan. Lelaki itu menyesap rokok ditangan kanannya dengan gelisah. Tangan kiri memegang ponselnya yang menghubungkan lelaki itu dengan seseorang di seberang sana.

"Kita harus bagaimana?" Lanjut lelaki itu.

"Kau yakin?" Lanjutnya dengan menginjak puntung rokok yang sudah tinggal busa itu. "Kau akan baik-baik saja? Aku khawatir padamu." Lanjutnya.

"Baiklah." Seketika sambungan telepon terputus. Lelaki bertubuh gempal itu menjatuhkan diri di sofa usang di pojok ruangan. Tangannya mengusap wajahnya yang terlihat lelah namun kekhawatiran lebih tampak disana.

Kekhawatiran yang sia-sia karena orang yang membuatnya seperti itu nyatanya malah acuh dengan keadaan. Dia tidak tahu apakah harus mengikuti saran orang itu atau tidak.

Kuharap aku memutuskan hal yang benar.

----

"Hongshi.. Kau dimana?"

Hyeyoung terlihat sibuk berkeliling rumah superbesar milik Shioh itu. Mencari kucing kesayangan sang empunya rumah. Begitulah kesehariannya dalam bekerja menjaga Hongshi. Tapi kali ini kenapa Hongshi sulit sekali ditemukan. Tidak biasanya dia begitu.

Hyeyoung terus menyisir rumah hingga sampai di sekitar kamar Shioh. Dia melihat Gyuri sedang membersihkan perabot serta hiasan-hiasan di dinding di depan kamar Shioh.

"Gyuri, apa kau melihat Hongshi?" Tanyanya.

"Tidak nona. Anda sudah mencarinya di balkon?" Gyuri balas bertanya.

"Balkon? Bukankah harus lewat kamar ini jika ingin kesana?" Kata Hyeyoung sambil menunjuk kamar Shioh.

Gyuri mengangguk, "iya nona. Hanya itu jalan satu-satunya. Dan biasanya Hongshi menunggu Tuan disana saat dia merindukan Tuan."

"Lalu apa kubiarkan saja Hongshi disana?"

"Anda sudah mencarinya di taman depan?"

"Sudah, tidak ada disana."

"Kalau begitu semua keputusan ada ditangan anda, nona." Ucap Gyuri lalu melanjutkan kegiatannya tanpa menghiraukan Hyeyoung yang masih bingung.

Ucapan Gyuri sama sekali tidak membantu. Kalau Hongshi benar ada di balkon, Hyeyoung akan lega. Namun bukankah ia perlu memastikan? Akhirnya ia beranjak pergi. Dia berjalan menuruni anak tangga dengan sedikit terburu-buru, berjalan cepat menuju taman depan. Kini Hyeyoung berada tepat di bawah balkon kamar Shioh. Namun tidak melihat tanda-tanda kucing oranye gemuk itu.

Dengan tubuh gemuk seperti itu, harusnya Hongshi terlihat. Kemana ya dia? Padahal aku ke toilet tidak sampai 10 menit. Hah.

MINE (Byeon Wooseok, Kim Hyeyoon AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang