𝙋𝙖𝙧𝙩 𝟒 𝘼𝙉𝘿𝙍𝙊𝙈𝙀𝘿𝘼

34 4 3
                                    

𝑺𝑬𝑩𝑬𝑳𝑼𝑴 𝑲𝑨𝑳𝑰𝑨𝑵 𝑩𝑨𝑪𝑨 𝑷𝑨𝑹𝑻 𝑺𝑬𝑳𝑨𝑵𝑱𝑼𝑻𝑵𝒀𝑨, 𝑱𝑨𝑵𝑮𝑨𝑵 𝑳𝑼𝑷𝑨 𝑩𝑼𝑨𝑻 𝑽𝑶𝒀𝑬 𝑹𝑨𝑫𝑬𝑵 𝒀𝑨 𝑮𝑼𝒀𝑺
𝑻𝑬𝑹𝑰𝑴𝑨𝑲𝑨𝑺𝑰𝑯








Tiga hari telah berlalu, kini waktunya Ayra untuk setor hafalan yang telah diberikan Raden tempo hari, Ayra kini sedang menunggu ke ndalem untuk menemui Raden.

"Huft akhirnya selesai juga, semoga nggak ada yang salah deh."

"Aminn."ucapnya.

Sesampainya di ndalem Ayra langsung saja mengetuk pintu, namun belum sempat ia mengetuk pintu tapi pintu ndalem sudah lebih dulu terbuka.

Astaghfirullah hal'adzim."

"Afwan Gus."ucap Ayra kaget.

*Turunkan tanganmu."

"Ehh astaghfirullah."dengan cepat Ayra menarik tangannya yang saat ini tepat berada di depan wajah Raden.

Setelah dipersiapkan masuk oleh Raden Ayra pun segera masuk sambil sedikit membungkukkan badannya.

"Bagaimana?."

"Insyaallah Ayra siap Gus."ucap Ayra memantapkan diri.

Kemudian Ayra pun menyerahkan buku yang didalamnya berisi salinan surah Al Baqarah yang ia tulis selama 3 hari.

"Silahkan."

Ayra menarik nafas panjang sebelum ia memulai melafalkan surah tersebut, lantunan ayat demi ayat terdengar sangat indah dan merdu di telinga. Raden pun sedikit tercengang ketika mendengar lantunan surah Al Baqarah yang dilafalkan Ayra.

"Merdu juga suaranya."batinnya.

Tanpa mereka sadari ternyata ada sepasang mata yang memperhatikan mereka dari kejauhan sejak tadi.

"Itu mba Ayra bukan sih."

"Ahh ketutupan badannya mas Den lagi."

"Harus diabadikan nih momen langka, terus tunjukin ke ummi."ucap Jenaya bersemangat seraya mengambil handphone di sakunya.

"Shadaqallahul adzim."ucap Ayra sebagai pertanda setiap kali selesai membaca ayat suci al-qur'an.

"Pripun Gus nopo ada yang salah?."

"Perhatikan lagi pelafalan panjang pendeknya"

"njih Gus"

"Jangan pernah melakukan kesalahan yang sama."

"Njih Gus insyaallah."ucap Ayra sopan.

"Yasudah kembali lanjutkan aktivitas mu"

"Ayra ijin kembali ke asrama njih Gus."

"Assalamualaikum."salam Ayra sambil berjalan keluar dari ndalem.

"Kalau mau ketemuan tuh ngomong aja mas, pakai basa-basi ngasih hukuman segala."ucap Jenaya sambil berjalan menghampiri Raden.

"Sejak kapan kamu ada disitu?."ucap Raden sambil menoleh ke belakang.

"Sejak . . . . Jen denger ada lantunan ayat suci yang merdu."

"Ternyata mba Ayra toh."ucap Jenaya sambil menggoda Raden.

"Tidak sopan."

"Merdu banget ya mas suara mba Ayra."

𝙍𝙖𝙙𝙚𝙣Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang