Jari telunjuk kecil itu mulai bergerak perlahan, pertanda komanya selama dua minggu akan segera berakhir.
Beberapa menit kemudian kelopak mata mulai terbuka, dan Chiquita sudah sadar sepenuhnya. Ia mengangkat tangan kanan, melihat jarum infus yang menempel pada punggung tangannya, lalu matanya menatap sebuah monitor yang berada di sebelah kiri brankarnya, garis-garis itu tampak tenang.
Rasanya sangat sunyi, sepertinya tidak ada orang lain di ruangan ini. Matanya menelisik seluruh ruangan yang hanya berisi satu tempat tidur, tidak ada pasien lain di ruangan ini. Yang artinya ini adalah ruangan VIP.
Chiquita penasaran, siapa yang telah menyelamatkan dirinya dan membawanya ke rumah sakit. Apakah si pemilik mobil yang menabrak dirinya, ataukah orang-orang sekitar yang saat itu menghampiri dirinya saat sudah sekarat.
Perasaan aneh lainnya mulai bermunculan, Chiquita memang hanya melihat dirinya sendiri di ruangan ini, tapi kenapa ini sangat sunyi. Maksudnya, dia tidak mendengar suara apapun, bahkan suara monitor yang mengontrol kondisi jantungnya.
Matanya menatap pada jam dinding yang masih berputar, dirinya mencoba untuk mendengarkan suara detik-detik yang bergeser dari jarum jam, namun tidak ada hasil. Kemudian ia mengangkat tangan kirinya, dan membanting kuat pada tempat tidur, sama saja, tidak ada suara apapun. Apa yang sebenarnya terjadi?
Chiquita berusaha sekuat tenaganya untuk mendudukkan dirinya.
Ia menatap sebuah gelas yang berada di atas meja, tepat di sebelah kanan. Lagi dan lagi ia mengangkat tangannya yang belum sepenuhnya memiliki tenaga, kemudian ia mengambil gelas yang masih terisi penuh, lalu melemparnya ke lantai. Dan hasilnya masih sama, tidak ada suara yang terdengar.
Chiquita menyentuh kedua telinganya, menjentikkan jari tepat di samping telinganya, tapi masih dengan hasil yang sama, tidak terdengar suara barang sedikit. Chiquita juga merasa aneh pada telinganya, seperti ada sesuatu yang menutup telinganya sampai ia tidak bisa mendengar suara apapun.
Air mata mulai mengalir membasahi pipinya, ia takut. Chiquita sangat takut dengan apa yang terjadi pada dirinya, ia mulai memikirkan hal negatif. Namun ia terus patahkan pikiran negatif itu dengan melempar-lempar barang yang ada di atas meja.
Chiquita menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Beberapa teriakan yang ia lontarkan juga tidak bisa didengarnya sendiri.
Seseorang merengkuh tubuhnya, saat Chiquita membuka matanya, ia melihat dokter Hanbin dengan hanya menggunakan kemeja dan jeans tanpa jas putih kebanggaannya.
Saat menunggu Chiquita di depan ruangannya, Hanbin yang sedang tertidur mendengar beberapa benda yang terbanting, hingga pecahan gelas. Awalnya ia mengabaikan, karena dipikirnya itu berasal dari kamar di depannya. Namun saat mendengar suara isakan dan teriakan Chiquita, Hanbin langsung tersadar dan buru-buru membuka pintu kamar rawat Chiquita.
Ruangan berantakan dan Chiquita yang tampak hancur. Ternyata suara-suara itu bukan berasal dari ruangan depan, tapi dari ruangan Chiquita sendiri.
Hanbin berjalan berhati-hati karena takut terkena pecahan beling yang berserakan, perlahan namun pasti, laki-laki itu merengkuh tubuh Chiquita penuh sayang. Tangannya mengusap lembut surai gadis itu.
Hanbin bertemu tatap dengan mata Chiquita, tatapan itu rapuh dan hancur. Suara isakan yang terpenggal dan air mata yang tidak berhenti membuat hati Hanbin sakit, kedua ibu jari tangannya menyeka air mata yang mengalir melewati pipi Chiquita, dan ia juga mencium lembut dahi Chiquita.
Melihat Chiquita hancur, sama saja dengan melihat dirinya dulu. Rasanya Hanbin ingin memberikan kasih sayang lebih pada Chiquita saat itu, dimana saat Chiquita merawat ibunya sendiri di rumah sakit selama kurang lebih dua tahun.
Tapi saat ibu Chiquita meninggal, Hanbin tidak lagi melihat Chiquita datang ke rumah sakit. Ia ingin melihat wajahnya lagi, ia ingin berkunjung ke tempat tinggal gadis itu, namun Hanbin tidak tahu keberadaannya. Ternyata Tuhan mengabulkan keinginannya, tapi bukan dengan cara baik.
Saat itu, setelah dirinya pulang dari rumah sakit. Ia berjalan melewati jalan raya, sebenarnya ia hanya ingin mencari makanan untuk dibawa pulang. Karena sudah bosan dengan makanan kantin rumah sakit, alhasil Hanbin mencari makanan di luar.
Kakinya berhenti ketika melihat sekumpulan orang-orang di ujung jalan, sebuah mobil bak juga terparkir asal di jalan. Karena penasaran, Hanbin menghampiri lokasi untuk melihat detailnya.
Dan saat melihat melihat orang yang terbaring dengan darah yang terus mengalir adalah Chiquita, matanya membelalak. Beberapa kali dirinya mengucek matanya hanya sekadar untuk memastikan ulang bahwa yang barusan ia lihat adalah Chiquita, wali dari salah pasiennya yang sudah meninggal dunia.
Kakinya lemas, bahkan hampir tidak kuat menopang badannya sendiri. Kemudian datanglah mobil ambulans, tanpa berpikir panjang, Hanbin langsung mengeluarkan kartu tandanya, dan memberitahu pada paramedis bahwa dia adalah paman gadis itu.
Itulah sebabnya kita sebagai manusia jangan terlalu banyak keinginan, terkadang keinginan yang sangat diinginkan bisa berdampak buruk bagi orang lain.
***
Ini sudah suapan yang ketiga kalinya di tolak oleh Chiquita. Gadis itu terus menerus menggeleng saat Hanbin ingin memasukkan sesuap makanan ke dalam mulutnya.
Hanbin juga kehabisan akal, 1001 cara telah ia lakukan agar Chiquita mau makan, tapi semuanya gagal. Mulai dari membeli ayam goreng, Ramyeon, Bibimbap, Kimbap, bahkan Tteokbokki tidak ada satupun yang mau dimakan Chiquita. Hanbin juga membeli beberapa roti dengan varian berbeda, dan juga beberapa kotak susu, tapi semuanya tidak disentuh oleh Chiquita.
Mata Chiquita memang terlihat sudah tidak memiliki harapan, namun dengan sepenuh hati, Hanbin ingin membantu menghidupkan harapan itu. Hanya jika Chiquita mau memakan beberapa suap makanan, barulah dia bisa memulai aksinya.
Membuat Chiquita agar mau makan membuat dirinya ingin makan juga, Tteokbokki dengan Mozzarella terlihat begitu menggiurkan. Mungkin memakan makanan ini lebih baik, daripada harus membuangnya.
Tanpa berlama-lama, Hanbin mulai menikmati Tteokbokkinya. Matanya berbinar karena mengetahui rasa yang begitu lezat dari makanan khas Korea Selatan ini. Pedas dan manis bercampur menjadi satu, dengan tekstur kenyal Tteok yang membuat ketagihan.
Ternyata pemandangan itu sangat menggiurkan bagi Chiquita, yang sebelumnya tidak memiliki nafsu makan, kini timbul saat melihat Hanbin makan dengan sangat begitu nikmat.
Chiquita mengetuk pundak Hanbin yang masih berada di sisi brankarnya dan makanan yang berada diatas brankarnya.
Hanbin yang sadar langsung menatap Chiquita, dan Chiquita memberikan kode bahwa dia juga ingin Tteokbokki dengan bahasa isyarat. Hanya menunjuk pada Tteokbokki, lalu seperti memasukkan makanan kedalam mulutnya.
Tentunya hal itu langsung dipahami Hanbin, ia memberikan semua Tteokbokki kepada Chiquita. Dan Chiquita makan dengan sangat lahap.
Saat Chiquita berhenti, Hanbin menatap bingung, ternyata Chiquita menyuruhnya untuk memakan Ramyeon.
Pemandangan di depannya sungguh menyakitkan, Chiquita tidak lagi menggunakan mulutnya untuk berbicara, tetapi dengan bahasa baru, yaitu bahasa isyarat. Mata Hanbin berkaca-kaca saat menyeruput kuah Ramyeon, ia berusaha sekuat mungkin agar air mata itu tidak jatuh dan membuat Chiquita merasa terluka.
Hanbin berjanji, mulai saat ini sampai kedepannya, dialah yang akan menjaga dan melindungi Chiquita. Hanbin akan berusaha menjadi pelindung yang baik bagi Chiquita, dia akan menjaga Chiquita sebagaimana dirinya menjaga keluarganya sendiri.
***
Jangan lupa vote ya!!
Kalian baca ini waktu lagi apa?
YOU ARE READING
Silence [on hold]
FanficDunia bahkan akan tetap berputar, walaupun keadaan kita sangat terpuruk. Terlebih saat kita menjadi makhluk paling menyedihkan, dunia tidak akan berhenti barang sejenak hanya untuk membiarkan kita bernapas. Sama seperti hidup yang kita jalani, semu...