SEMBUH (masalah baru)

1.9K 152 4
                                    

Kejadian malam itu berhasil ditangani oleh Mbah Toyok, kemungkinan besar ada yang jatuh sakit salah satunya seperti Nemo.

Tak lama dari itu, Faisal datang ke basecamp untuk menemui Nemo. Ketika dia melihat Nemo, dia langsung turun dari motor dan berlari menghampirinya.

"Mas nem, maaf ya."
"Sumpah aku ga sengaja." Ucap Faisal yang merasa bersalah.

"Udah gapapa, namanya juga gak sengaja." Ucap Nemo menenangi Faisal.
"Tapi sakit juga sih." Lanjutnya sambil tertawa.

"Aish, mas nem maaf ya." Ucap Faisal meminta maaf kembali.

"Iya sal, udah dimaafin itu." Sahut Yoyok.

"Ah mosok?" Sahut Boy menakut-nakuti Faisal.

"Ish, anehh." Ucap Faisal sedikit kesal.

"Gak lah sal, aku maafin kok." Ucap Nemo sambil ngerangkul Faisal.

"Makasih ya mas nem." Ucap Faisal berkali-kali menyalimi tangan Nemo.
"Yaudah aku pergi dulu." Faisal berlari ke motornya dan memakai helm.

"Cerewet." Teriak Boy.

"Nanti pulang belikan roti bakar ya." Ucap Faisal sembari pergi.

"IYAA." Sahut Boy pasrah melihat kelakuan adiknya.

"Kelakuan adekmu, Boy Boy." Ucap Joko sambil tertawa.

"Oh, siapa ya? Yang dulunya kalo berantem jambak-jambakan?" Ucap Ado mengerjai Boy.

"Kampret mas Ado." Sahut Boy sambil melempar bantal ke Ado.

Pada sore hari, tepatnya disanggar. Terlihat enam orang lelaki yang asik bermain-main sembari tertawa.

"Kita ganti permainan, Play and STOP aja." Ajak Faizin.

"Caranya?" Sahut kelima temannya.

"Kalo Play kalian bisa gerak, kalo Stop kalian gabisa gerak." Jelas Faizin.

"OHH, AYO AYO!!" Sahut Putra yang berteriak.

"Duhh, kampret." Ucap Irfak yang memegangi telinganya.

"Faizin dulu yang jadi." Ucap Ferrie dan Reza.

"Oke, kalian bebas mau ngapain nanti aku yang merintah." Ucap Faizin memulai permainan.

Selama permainan itu, mereka melakukan banyak hal. Ada yang bermain, memasak, packing dan lain-lain.

"Tinggal berapa Fer?" Tanya Irfak yang sedang memacking.

"Dua lagi." Sahut Ferrie.

"Irfak, Ferrie stop!!" Perintah Faizin yang tiba-tiba datang.

Seketika mereka pun membeku. Tampak muka mereka sangat kesal.

"Zin, kita ini lagi packing lho." Gumam Ferrie.

"Emang kampret ni anak." Gumam Irfak.

Setelah beberapa detik, Faizin merasa puas dengan semuanya.

"Play!!" Perintahnya.

*BUGGG*
Bunyi bantal mengenai kepala Faizin yang dilemparkan oleh Irfak.

"Argh, sakit pek." Rintih Faizin sembari berjalan menghampiri Wahid yang sedang asik bermain game.

"Estes buta map!!" Teriaknya kesal.
"Bawah cok!!" Lanjutnya.

"Wahid, stop!!" Perintah Faizin.

Wahid pun membeku mengikuti perintah Faizin.

"Faizin!!" Gumamnya kesal.

"Hahaha, kamu diserang." Tawa jahat Faizin.

"Awas kamu abis ini." Ucap Wahid dengan mata yang sedikit plerak-plerok.

Tak lama kemudian...

"Play." Ucapnya lalu melarikan diri.

"Awas kamu ya." Wahid mengejar Faizin.

_DEFEAT_
Suara itu berasal dari ponsel Wahid. Seketika langkahnya terhenti.

"Kan! Defeat gegara kamu!!" Ucapnya pasrah.

Faizin mengabaikan Wahid, dia berlari menghampiri Putra yang lagi memasak mie.

"Ngapain kamu?" Tanya Faizin.

"Ini lagi ngebuangin air rendaman mie." Jawab Putra.

"Oh gitu, stop!!" Ucap Faizin.

"Zin, jangan sekarang!!" Gumamnya membeku.

"Syukurin, hahaha." Ledek Faizin.

Terlihat, separuh mie telah terbuang sia-sia.

"Cepetan zin, jatuh semua nanti." Gumam Putra kesal.
"Wooo gathel og!!" Teriaknya.

"Play." Ucap Faizin sambil tertawa.

Setelah itu, dia pun berpindah ke Reza yang sedang memakan coklat.

"Eumm enak." Ucap Reza memamerkan coklatnya.

"Stop." Perintah Faizin.

Reza membeku, Faizin pun mengambil coklat yang berada ditangan Reza.

"Jangannn." Gumam Reza sambil melotot melihat kearah coklatnya.

"Eumm enak." Ledek Faizin.
"Play." Ucap Faizin lalu pergi.

Singkat cerita, waktu adzan isya' dikumandangkan. Bobby yang pada saat itu ingin mengambil air wudhu pun berjalan kekamar mandi.

Sesampainya disana, dia terkejut melihat istrinya memakai sarung sambil mandi air bunga melati. Tanpa basa-basi, dia berlari memanggil Ado.

"Mas ado!! D-dyah!!" Teriaknya lalu berlari kembali dengan diikuti oleh Ado.

Ado melihat Dyah yang berjalan memasuki kamar dengan disusuli sosok perempuan cantik dibelakangnya.

"Wut??" Panggil Ado.

Dyah pun menoleh sehingga terjadinya tatapan mata diantara mereka. Seketika sosok cantik yang berada dibelakang Dyah, kini berubah menjadi sosok yang sangat menyeramkan.

"Astagfirullahaladzim!!" Teriak Ado dan Bobby.

Ado langsung menangani Dyah dengan dibantu oleh Bobby. Tak lama dari itu, Eka datang dan ikut membantu.

"Wut bangun wut!!" Ucap Eka sambil menangis berusaha membangunkan sahabatnya.

Dyah pada saat itu sudah tak sadarkan diri, bisa dibilang pingsan.

"Sayang bangun." Ucap Bobby sembari menggoyang-goyangkan badan istrinya.

"Sudah!! Kalian semua keluar dari sini!!" Perintah Ado.

"Gak!! Aku akan menjaga istriku!!" Bantah Bobby.

"Sama!! Aku gak akan keluar dari sini demi sahabatku!!" Bantah Eka.

"Nemo?" Ado menoleh kearah Nemo yang sepertinya daritadi ikut bersama.

"Maaf mas ado, kali ini aku akan tetap disini." Bantah Nemo.

"Tapi ini terlalu berbahaya, nyawa ancamannya!!" Bentak Ado.

"Kalo Bobby rela mempertaruhkan nyawa demi Dyah, maka aku juga rela mempertaruhkan nyawa demi Eka!!" Bentak Nemo.

"Yasudah, kalo ada apa-apa panggil aku."

Ado tak memiliki cara lain selain membiarkan mereka tetap disana.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
ig : amicallll
tt : fans_gwsm_15

Jangan lupa vote, salam srooootoopp👐

𝑺𝒊𝒏𝒅𝒆𝒏 𝑴𝒂𝒈𝒉𝒓𝒊𝒃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang