KENDI YANG PECAH (munculnya gerbang ghaib)

1.2K 70 8
                                    

Malam ini, adalah malam ke-4 mereka melakukan penelusuran. Memang dari awal mereka ingin menghentikan segalanya tetapi disisi lain mereka juga memikirkan bagaimana nasib Dyah.

"Ini kapan selesainya?" Irfak mengeluh sembari duduk berjongkok.

"3 hari lagi kan selesai, seminggu aja toh." Sahut Putra.

"Ya tau, tapi kan aku juga cape!" Bentak Irfak.

"Santai dong, kan aku cuma bilang!!" Sambung Putra dengan nada menyindir.

"Sutt, udah ayo lanjut!" Ucap Faizin sembari berjalan.

"Tau tuh daripada ribut." Wahid menyusuli Faizin dari belakang.

Mereka pun melanjutkan penelusuran. Beberapa menit kemudian penelusuran mereka pun telah selesai dan mereka kembali ke titik awal yaitu sanggar. Saat sedang berjalan menuju sanggar, mereka bercanda sehingga...

"Yang bisa tangkap aku dapat 100rb." Ucap Reza menantang para sahabatnya lalu melarikan diri.

"Gampang, buruan lari yang jauh." Ferrie pun mengejar Reza.

"Gausah banyak omong, cepat kejar!!" Sindir Reza sambil berlari menoleh ke arah Ferrie.

_PLANGGGG!!!_
Suara pecahan benda terdengar. Reza pun berhenti dan melihat ke arah kakinya.

Faizin yang pada saat itu sudah ketakutan pun berari sekencang-kencangnya, hal itu membuat yang lain ikutan takut dan ikut berlari. Sesampainya disanggar.

"Kamu kenapa lari?" Tanya Putra kebingungan.

"Emang kalian gak denger ada benda pecah?" Tanya Faizin.

"DENGERLAH!!" Sahut Ferrie, Irfak dan Wahid secara bersamaan, lalu mereka pun menoleh ke arah Reza.

"Hehe, aku? Aku kayaknya nginjek sesuatu." Ucap Reza yang tersenyum-senyum.

"AELAH!" Teriak Faizin yang terdengar sangat lega.

"Kaget gw njir." Kaget Putra yang daritadi melamun.

"Kigit gw njir, sok jaksel lu." Sindir Wahid dengan wajah bombastic.

"Udah gausah ribut kalian tuh." Ucap Faizin sembari menarik selimut.
"Aku mau tidur." Lalu dia memejamkan mata.

"Yaudah lah ayo tidur, besok kita pergi liat." Ucap Putra lalu tidur.

"Liat apa?" Tanya Wahid.

"BENDA YANG PECAH ITU WAKHID!!" Teriak mereka di sekeliling Wahid.

"Dih orang nanya doang." Ucap Wahid dengan muka cemberut lalu ikut tidur bersama yang lainnya.

Keesokan paginya, suasana dibuat heboh oleh Reza yang berteriak dari belakang sanggar.

"Guys!! Guys!!" Teriak Reza memanggil para sahabatnya.

"Ck, apalagi sih Reza tuh!" Keluh Faizin lalu melanjutkan tidurnya.

"Mau apalagi sih dia? Heboh banget." Ucap Wahid lalu pergi menghampiri Reza.

Sesampainya dibelakang sanggar. Wahid melihat Reza yang sedikit kebingungan.

"Ada apa? Pagi-pagi dah heboh, heran." Tanya Wahid.

"Ini coba liat, kendi nya pecah." Jawab Reza dengan santai.

"HAH?! Yang bener?" Wahid terkejut mendengar jawaban dari Reza.
"Buruan kasih tau mas Ado!!"

"Gausah, lagian kendi yang lain masih ada." Bantah Reza.

"Hah? Kendi apa?" Tanya Irfak yang tiba-tiba datang dari belakang Wahid.

"WAARRGGHHH!!!" Teriak Wahid yang terkejut pada saat itu.

"Ini lho kendi nya pecah, tapi gapapa sih masih ada yang lain." Sahut Reza.

"Gapapa gimana?" Tanya Irfak.
"Kendi itu kan untuk benteng sanggar ini yang berarti pertahanan kan?" Jelasnya.

"Iya terus kenapa?" Tanya Reza santai.

"Kalo satu kendi pecah berarti makin berkurang benteng pertahanan kita!!" Sambung Wahid menjelaskan semuanya.

"Oh iya!!" Teriak Reza yang baru sadar akan segalanya.

Tanpa berfikir panjang, mereka pun langsung berlari ke Basecamp untuk menemui Ado. Sesampainya disana mereka langsung menceritakan segalanya.

"Jadi gimana mas Ado?" Tanya Reza ketakutan.

"Seperti yang Wahid bilang, pertahanan akan berkurang."
"Jadi kalian hati-hati aja, menjelang maghrib jangan sesekali keluar dari sanggar!!" Jelas Ado memperingati mereka.

Mereka mengangguk tanda mengerti. Lalu mereka berjalan kembali ke sanggar.

"Menurut kalian, kita masih bisa lanjut penelusuran itu gak?" Tanya Irfak.

"Lanjut aja, nanggung banget 2 hari lagi." Ucap Putra.

"Iya, malam ini sama malam 2 harinya lagi." Sahut Ferrie.

"Bisa gak ya? Ditunda 1 hari aja." Tanya Faizin.

"Ya gabisa lah, kan seminggu berturut-turut dan kata mas Ado gaboleh ditunda." Jelas Reza.

Malam pun tiba, seperti biasa mereka melakukan penelusuran sekitar sanggar.

Ketika sedang berjalan, secara tidak sengaja Ferrie melihat gerbang tua yang sangat besar. Langkah kakinya terhenti pada saat itu, terlihat para sahabatnya sudah jauh didepan.

"Gerbang? Tapi gerbang apa ya?" Ucap batin Ferrie yang kebingungan.

"Per? Ayo!!" Teriak Wahid memanggil. Sayangnya Ferrie tak mendengarnya.

"FERRIE PURNOMO!!" Teriak Faizin menyebut nama penuh Ferrie dengan kencang.

"Eh?? Iya bentar." Sahut Ferrie lalu berlari menghampiri.

Sepanjang perjalanan, Ferrie masih saja memikirkan tentang gerbang itu. Dia sama sekali tak memberitahu tentang itu kepada sahabat-sahabatnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Gerbang ghaib? Apa maksud dari kemunculan gerbang itu? Akankah mereka selamat atau mereka akan menghilang selamanya?

ig: amicallll
tt: fans_gwsm_15

Jangan lupa vote, salam srotooooppppp👐

𝑺𝒊𝒏𝒅𝒆𝒏 𝑴𝒂𝒈𝒉𝒓𝒊𝒃Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang