11. Hari hari tanpamu..

24 3 0
                                    

Satu Minggu berlalu, Jihoon tetap menjalani aktivitas nya walau Tanpa hyunsuk selama beberapa waktu kedepannya, beberapa hari lalu teman temannya sudah datang untuk menjenguk hyunsuk di rumah sakit.

Jihoon akhir akhir ini menjadi seorang pendiam, jarang makan, sulit berbicara, setiap hari ia dan kedua orangtuanya bergantian untuk menjaga hyunsuk di rumah sakit, walau kadang Jihoon yang lebih banyak waktu untuk menjaga hyunsuk karna kan kedua orangtuanya tidak setiap hari ada di rumah.

Apalagi? Ya bekerja.

Tringg!

Jam istirahat telah tiba, Jihoon menutup bukunya, lalu ia pergi menuju rooftop, ia butuh udara sekarang, rasanya pengap diam di kelas dengan orang orang yang nada suaranya seperti sirenhead.

Jihoon terduduk di ujung rooftop sambil menikmati angin sepoi-sepoi, ia melihat kakak kelasnya sedang olahraga di lapangan sana, rasanya emang ada yang kurang..

"Jihoon.." panggil doyoung.

Jihoon berbalik menatap si pemilik suara, Jihoon tersenyum tipis sementara doyoung berjalan dan duduk di dekatnya.

"Aku dengar hyunsuk Hyung koma, kau pasti sedih?" Ujar doyoung

"Hmm.. dia seperti itu karna kesalahan ku sendiri.." jawab Jihoon.

"Jangan seperti itu, aku turut sedih, semoga saja Hyunsuk hyung cepat bangun dari masa komanya, kau pasti merindukannya..!"

"Hmm terimakasih.., ada apa doyoung?" Tanya Jihoon.

"Begini.., Jihoon.. sebenarnya aku sudah lama menyukaimu dari kelas sepuluh dulu, tapi aku ragu untuk mengucapkannya padamu, jadi hari ini aku berusaha untuk mengucapkannya, maaf jika aku membuat mu tidak nyaman apalagi kau sedang sedih.." ujar doyoung

"....." Jihoon diam, ia sendiri syok bila mengetahui bahwa tenyata doyoung menyukainya sejak lama.

"Jadi bagaimana?, Tidak apa apa jika kamu tidak mau, aku tau hyunsuk Hyung dan Ayahmu tidak mengijinkan mu berhubungan sampai lulus kuliah, aku hanya ingin mengungkapkannya saja agar aku merasa tenang:).."

Jihoon masih diam, ia jadi tidak enak tapi ia juga bingung harus menjawab apa, karna jujur ia hanya menganggap doyoung teman plus sahabatnya saja, tidak lebih.

"M-maaf doyoung, aku tidak berniat menolak atau meragukanmu, seperti yang kau tau..aku belum mendapatkan izin lagi untuk berhubungan, jadi aku hanya ingin kita berteman saja.." jawab Jihoon

"Haha tidak apa apa Jihoon, aku mengerti, aku hanya mengungkapkannya saja, setelah mengungkapkannya aku jadi merasa lega, kalau begitu aku pergi dulu ya, aku tidak ingin mengganggumu terlalu lama.."

"Maaf doyoung.."

"Kau bicara apa?, Sudahlah tidak apa apa, aku mengerti:)..!"

Setelahnya doyoung pergi dari rooftop meninggalkan Jihoon yang termenung sendiri, gara gara itu pikiran Jihoon semakin bingung, Jihoon tau kalau doyoung itu orang yang sebenarnya rapuh, Jihoon juga tau kalau kalimat penolakannya akan menyakiti hati doyoung, ia benar Benar stress memikirkan hidup.

Akhirnya Jihoon memutuskan untuk tiduran di atas rooftop dengan tenang.

Sedangkan di tempat lain, doyoung berusaha menahan air matanya di toilet, ia melihat pantulan dirinya di kaca, untung toilet sepi, jadi ia bisa menangis sekencang-kencangnya.

"Huuh.. tidak apa doyoung.., setidaknya hatimu merasa lega:)" monolog doyoung

Doyoung terus terisak sampai akhirnya ada seseorang yang membuka pintu toilet, doyoung langsung membasuh wajahnya dengan air agar jejak air matanya tidak terlihat.

Bertolak Belakang || Sukhoon✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang