Eli kini sampai di kamar yang sudah di siapkan oleh Hedi untuk ia tempati.
ia pun berbaring di kasur dengan tenang.
"Huft~ nyaman nya. Untung saja ada Freya, kalau tidak aku sudah gagal kemarin." gumam Eli.
Di ruangan lain.
Hedi tengah bersama dengan Celine membahas tentang Eli.
"Tuan. Sekeras apapun memikirkan nya, saya masih kurang paham dengan permintaan dari nona Freya, bukannya berbahaya merekrut orang yang berbohong tentang usia nya? kemampuan nya juga mencurigakan." ucap Celine.
Hedi yang tengah fokus membaca biodata tentang Eli pun menghela nafasnya.
"Helisma putri, usia 17 tahun, berhenti SMA, tinggal di jakarta pusat. Meski membuat adel pingsan dalam satu kali serangan, dia tetaplan bocah biasa." jawab Hedi.
"Meski begitu, apa dia punya alasan khusus?" tanya Celine.
"Sudah dua kali Freya di culik, ada 24 laporan tentang adanya mata - mata mencurigakan di sini, dan semua itu bukanlah orang biasa, karena mereka selalu waspada dengan keberadaan para pengawal, dan juga kita tak mudah untuk menangkap mereka." Jawab Hedi.
"Kalau begitu..." ucapan Celine terhenti
"Aku memenuhi permintaan Freya karena dengan adanya Eli, mungkin tak akan ada yang menyangka bahwa ia adalah seorang pengawal. Sebenarnya aku tak ingin melakukan hal ini, tapi mereka bergerak secara terencana dan terorganisir. Bila mereka mengganggu ku, bagaimana pun caranya aku akan menangkap, menyeret dan membasmi mereka." Sambung Hedi.
Di sisi lain.
Eli saat ini sedang berjalan - jalan dengan santai seraya memperhatikan setiap sudut rumah.
Saat tengah berjalan ia di hadang oleh salah satu pengawal senior.
"Kau tersesat gadis muda?" tanya pengawal senior tersebut.
Eli memandang nya sedikit ngeri karena tubuhnya yang kekar dan kuat.
"Ha-halo kak, saya pengawal baru nona Freya." jawab Eli.
Tiba-tiba ekpresi pengawal senior itu berubah.
"Halo Eli, aku Dedek salah satu pengawal juga, salam kenal ya." ucap dedek.
Dedek Arka Wijaya merupakan pengawal senior yang ahli di bidang angkat berat, terlebih memiliki kekuatan tangan yang sangat kuat.
Terlihat juga dua orang yang sedang duduk memperhatikan mereka.
"Mentang - mentang cewek, kok beda banget dah." sindir salah satu dari mereka.
"apa sih Adit? iri aja dah." bantah Dedek.
"Hey kau pengawal baru, jika kamu menganggap pekerjaan ini mudah, lebih baik kau keluar. Benarkan medi? " ucap Adit seraya menunjuk Eli dengan katana kayu miliknya.
Orang yang bernama medi hanya mengangguk saja.
Medivandra Kusumah
Ia merupakan pengawal senior yang satu tim dengan Dedek, ia lebih banyak diam di karenakan ia adalah orang yang irit dalam berbicara.Praditsa Giandra Kusumah
Ketua dari tim mereka yang terkenal ahli dalam menggunakan katana atau senjata jarak dekat lainnya."Hey anak baru, selama 1 bulan kami akan mengawasi mu, terlebih jangan terlalu dekat dengan nona." ucap Adit.
Eli pun hanya bisa mengangguk saja.
"Nih, setiap pengawal butuh ini untuk kondisi tertentu." ucap Dedek seraya memberikan sebuah pena pelacak.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ticket Soul
FanficDisclaimer : cerita ini terinspirasi dari webtoon Dengan judul yang sama... "Keluarga ku sudah mati" Ucap seorang gadis yang langsung melompat dari atas jembatan.