2-meeting James

193 1 0
                                    

Aku susah tidur semalaman, perasaanku campur aduk. Bayangkan betapa cepatnya hal ini terjadi? Seorang stranger akan datang ke rumahku besok, dan ia akan mengajarkanku oral? Apa aku gila?! Aku hanya berharap dia bukan seorang psikopat gila yang sedang mencari mangsa, atau orang freak.

Lalu kupaksa diriku untuk tidur, agar aku bisa siap siap untuk besok.

***

Akibat jadwal tidurku yang rusak semalam, aku bangun siang hari ini. Setelah itu aku melakukan rutinitasku sehari-hari, seperti masak, bersih-bersih apartemen, dan beristirahat sebelum malam ini tiba.

Menjelang jam 7 malam aku sudah mulai menyiapkan diriku. Aku mandi sebersih mungkin, menggunakan lotion alpukat ke seluruh tubuhku, dan mengenakan pakaian dalam terseksi yang kupunya (set bh kait depan dan thong berwarna hitam).

Setelah itu aku memilih baju yang akan kukenakan. Bagian memilih baju inilah yang tersulit bagiku. Apa yang harus kupakai? Baju seksi? Baju formal? Baju tidur? Argh! Merepotkan saja. Pilihan terakhirku jatuh pada daleman tali spageti berwarna hitam, dengan outer kemeja linen putih, dan di tutup dengan skort coklat. Jujur saja, ini seperti pakaian yang biasa kupakai jika kuingin pergi hangout dengan teman-temanku.

Waktu sudah menunjukan jam 7.56, aku sedikit deg deg an, namun aku harus mengontrol reaksiku nanti. Jangan akward, just let it flow. Here we go.

Bel kamarku berdering, segera kubuka pintu itu. Kulihat seorang lelaki tinggi, badan sedikit kekar, rambut ikal berwarna dirty blonde, dan wajah Prancis dengan cukuran brewok yang rapih.

Ia mengenakan kemeja putih lengan panjang dengan kancing pertamanya terbuka, dan celana khaki. Sepertinya ia baru selesai pulang kerja? Aku tidak paham. Ia juga membawa buket mawar putih, tidak terlalu besar, cukup untuk masuk kedalam vas.

"Bonsoir, are you Lina?", inilah kalimat pertama yang keluar dari mulutnya.

"Bonsoir, oui, I'm Lina. Come in". Jawabku

Ia masuk dan membuka sepatunya. Ia memberikan mawar itu padaku, dan kuletakan itu di meja makan. Aku melirik padanya, kurasa ia sedang memperhatikanku. Aku merasa sedikit akward, apa yang harus kita lakukan skrg? Ah, akan kumulai dengan basa basi, batinku.

"James, do you want to have some tea or coffee?"

James menatapku dengan intens, dan menggelengkan kepalanya. "I have enough drinks today, I did take some alcohol before I came here. You know, some afterwork drinks".

Lalu dia mendekatkan diri denganku, aku hanya bengong saat itu. James menatapku dari atas sampai bawah, tersenyum, dan makin mendekat. Saking dekatnya, ia mulai berbisik.

"Can we just move to your room and start everything?"

Dia menyentuh leherku, dan mengendusku. Dari kedekatan ini jujur membuatku turn on, sedikit merinding, tapi aku menyukainya.

"If you just stay still like this, I'll do it here in the kitchen, and your neighbor could see everything." Lanjutnya, sambil menunjuk jendela dapurku yang lumayan besar dan menghadap ke balcon orang lain. Ditambah, ia lanjut mencium telingaku. Hingga akhirnya ia menjilatinya, dan aku mulai pasrah.

"Ahh please stop, James. Let's move". Jawabku setelah akhirnya bisa berpikir jernih. Aku tidak mau pengalaman pertamaku menjadi tontonan orang

James melepaskan tubuhku dan aku menggandengnya ke dalam kamarku.

One Only Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang