7-losing virginity? (hot)

66 1 0
                                    

Setelah itu, James mengangkatku kembali berdiri. Menyalakan shower, dan airnya mengguyur kita berdua. Jarinya membersihkan cairan putih itu dari mukaku. Mengusap-usap pipi dan bibirku, lanjut menciumku.

Lalu ia berkata, "I'm so satisfied, Fruity."

Aku tersenyum. Aku hanya baru sadar, aku masih belum paham kenapa ia terus memanggilku 'Fruity', "Why do you keep calling me 'Fruity'?"

Ia terkekeh, "Hahaha... I don't know if you know this, but when I smelled your whole body, it tasted like fruits. I don't know what kind of fruit is that, but I like it."

Aku tidak pernah mendengar seseorang mengatakan bahwa wangi badanku seperti buah-buahan... mungkin karena selama ini tidak pernah ada orang yang mengendus dan mencium badanku seperti apa yang James lakukan.

"What? oh my god, please... you such a flirty man". tanggapku.

"Maybe I am"

James membalik paksa badanku, jadi kami tidak berhadapan lagi. Ia memeluku dari belakang, membuat tanda merah di punggungku, lalu turun kebawah sampai berlutut, hanya untuk membuat tanda merah yang sama di bokongku.

Membuka lebar kakiku, memasukan 2 jari ke dalam vaginaku dan mengocok-ngocok isinya. Suara becek itu kembali keluar, entah berasal dari vaginaku yang basah atau suara air shower yang masih menyala.

Aku tidak bisa menahan desahanku, suara yang sudah cukup nyaring itu mengisi seluruh kamar mandi, "Ahhh...haahhh... eummhhh... ahhh arhgg... ah h..ahh".

Selagi tangannya masih mengocok vaginaku, ia lanjut berdiri dan tangan yang lainnya meremas payudaraku. Oh Tuhan, aku takut menjadi ketagihan sex. Rasanya begitu nikmat. Apa semua sex seperti ini? Apa karena aku bermain dengan James saja? Aku terus mendesah, badanku pun sampai bergetar.

"Eunghh... ahh... Ja..messs.... James... jamess.. eughh"

Akhirnya aku keluar. James berhenti sejenak. Menarik mukaku, dan menciumku lagi dan lagi.

"If I put my dick inside you... are you ready, Fruity?"

Deg! Apa ini sungguhan akan terjadi padaku? Apa aku siap memberikan kartu perawanku pada James?

"I don't know, James. I don't know..."

Kami saling menatap satu sama lain, mencoba membaca pikiran masing-masing.

"But, do you want it to?

Semua keputusan sekarang ada di tanganku, pikiranku berkabut, dan aku jujur tidak tahu ingin jawab apa. Aku tidak yakin apa aku mau atau tidak. Ah, aku yakin James kecewa padaku sekarang.

James mengusap pipiku dan berkata, "Don't force yourself... I know it's hard for you to think of it, so we'll do it slowly."

Jawaban itu sungguh menenangkanku, lalu ia melanjutkan kalimatnya, "I won't put it inside, I'll just rub it... let me show you..."

Posisi kami kembali seperti tadi, aku membelakangi James. Dimulai dengan meraba seluruh badanku, dan reaksi badanku kembali bergetar. Lalu James makin menempelkan badannya padaku, dan bisa kurasakan bendanya menekan bokongku. Ia membuat celah dari belakang bokongku, dan membuka sedikit kakiku. James menyelipkan miliknya, dan itu menembus sampai menggesek vaginaku.

Ah, jadi ini maksudnya 'rub', ia hanya ingin menggesekan miliknya denganku. Aku merasa ini solusi yang tepat, aku senang.

Tangan James juga tidak tinggal diam, malahan terus mencubit dan menarik-narik putingku. Aku sungguh meracau, sesekali teriak.

"Ahh ahh... eumhhh enghhh.. Jamess... Ahh ahhh... Jamess... sso..so.. gooddhh...eughnn"

James juga ikut mendesah, karena ia terus mempercepat tempo gesekannya. Mungkin karena faktor badannya yang tinggi, jadi posisi penisnya lebih tinggi dibanding vaginaku. Sesekali, saat James memaju-mundurkan penisnya, ujung penisnya menyodok bibir vaginaku. Terasa sungguh nikmat.

Tempo bermain kita sangat cepat, sampai tubuhku menabrak-nabrak tembok di hadapanku. Anehnya aku tidak merasa kesakitan, justru sebaliknya, aku sudah ada di tahap ingin mencapai puncakku.

James makin mendesah, dan beberapa gesekan kemudian, kami berdua keluar secara bersamaan. Aku merasakan ada cairan yang keluar dari vaginaku, dan kulihat ada cairan putih di tembok.

Aku membalik badan menghadap James, lalu bersandar di tembok karena aku sangat-sangat lelah. James juga terlihat lelah, ya aku bisa bayangkan, dia mengambil kontrol dari awal sampai akhir. Sebagai penutup, James menciumku, dan melumat bibirku.

Mengingat James ada kerja siang ini, kita berdua lanjut mandi bersama. Selesai mandi, James bersiap-siap ganti baju

One Only Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang