9-third lesson (veryy hott)

59 1 0
                                    

-siap2 ngocok all <3

Aku merasa begitu malu, kenapa dia harus datang tiba-tiba? Penampilanku saat ini sungguh aneh, baju tidur, sendal boneka, rambut dicepol, ditambah lagi aku sedang maskeran! Oh Tuhan... why James? whyy??

"Fruity.. is that you?", ia bertanya.

"Oh my God.. James! Yes, this is me! I know I look so weird right now. Please come in!". Jawabku sambil membuka pintu itu lebih lebar lagi.

James masuk, dan meletakkan barang bawaannya di meja makan. Dia membawa paperbag yang ukurannya tidak terlalu besar, aku tidak tahu apa itu, dan mungkin bukan untukku juga kan.

"You can seat anywhere, I leave you for a second please. I need to wash off this face mask first", mintaku padanya.

"On it."

Aku berlari kecil ke kamar mandi, dan membersihkan wajahku secepat mungkin. Langsung aku bilas dan keringkan. Sekaligus aku merapihkan rambutku. Setelah itu aku bergegas kembali menemui James. Ternyata dia sedang duduk di sofa, menatapi laptopku yang masih menyala.

Karena aku bingung dengan kedatangannya, aku tidak malu untuk bertanya, "You came so suddenly... did something happen? I mean, why didn't you tell me first?", tanyaku sambil mendekatinya.

James meliriku, dengan raut wajah yang tidak bisa kutebak. Apa yang terjadi?

"I thought I'd given you the message that I'd be home from Italy early, so I wanted to meet you sooner. But there's no reply from you, that's why I wanted to check on you, Fruity."

Ah iya! Benar! Chat James sudah tenggelam, dan aku belum membuka aplikasi itu lagi. "I'm so sorry, James. I didn't mean to do that, trust me.. I just started to stop opening those dating apps anymore, a lot of guys started to hit on me...", lalu aku keluarkan hpku, dan kutunjukan padanya bahwa chatnya tenggelam.

James tersenyum saat kutunjukan padanya bahwa tidak ada satupun pesan dari laki-laki dating apps itu yang kubalas. Dia bilang tidak apa-apa, namun sebagai gantinya aku harus memberikan nomorku agar kita tidak lost contact. Kali ini aku setuju, karena aku merasa tidak enak.

Setelah itu James berdiri dan mengambil paperbag yang ia bawa tadi. Ia mengeceknya terlebih dahulu, sebelum akhirnya menunjukannya padaku.

"I also brought a little souvenirs from Italy, especially for you. I hope you like it."

Dia menyerahkan paperbag itu kepadaku. Aku berterima kasih dan mencium pipinya. James memberi sinyal untukku membuka paperbag itu, aku menurut saja. Di dalamnya ada sebuah kardus lumayan besar, dan aku mencoba mengeluarkannya. Saat kardus itu sudah dikeluarkan, betapa kagetnya aku melihat isinya.

Aku tidak bodoh, tidak juga polos, aku tahu persis apa itu. Isinya satu set penuh berisi dildo. Ya! Berbagai macam bentuk mainan sex! Aku memelototi James, dan dia hanya terkekeh saat melihatku begitu kaget. Ia mendekatiku dan berbisik, "I'll use this to teach you the third lesson... B.. D.. S.. M.. you will like it."

Aku merinding mendengarnya, namun disaat yang bersamaan aku merasa bagian vaginaku mulai basah. Badanku tidak bisa menolak, aku kangen merasakan kenikmatan itu lagi.

"James... oh my god..."

Dia langsung menciumku dan melumat bibirku. Tak tinggal diam, kubalas ciuman itu. Lidah kita saling beradu, dan benang-benang saliva mulai terlihat. Tangan James meraba tengkuk leherku, lalu turun ke pundakku, dan ia menarik tali tanktopku ke bawah. Karena aku tidak mengenakan BH, saat James menarik talinya kebawah, payudaraku langsung mencelat keluar. Aku menahan James sejenak.

"Should we move?", tanyaku.

James menggeleng, dan malah melempar badanku ke sofa. "We've played in your rooms, also in your bathroom... I want to try it here, Fruity... Let's be a little naughty today, don't you think?".

James benar-benar sudah kerasukan, apa dia baru saja minum alkohol? Apapun itu, kurasa James sangat nakal hari ini. Aku tidak menentangnya, jadi aku terus mengikuti arusnya.

Tangan James kembali menurunkan kedua tali tanktopku, dan lanjut mengemut kedua putingku. Kali ini ia menggigit putingku, aku mulai mendesah.

"ahh haaa..ahhh.Jamess.... eughhhh ahh ahh"

James berhenti dan membuka tantopku, lalu membuangnya ke lantai. Kemudian ia menarik kedua celana pendek dan celana dalamku, terus dibuangnya lagi ke lantai. Sekarang aku benar-benar telanjang sendirian.

Ia mengemut kembali putingku, sambil memasukan jarinya ke vaginaku. Vaginaku sudah basah dari tadi, jadi kedua jari James bergerak lebih cepat. Aku mendesah dan meneriakan namanya berkali-kali, dan ia membuat temponya makin kencang.

Lalu James berhenti. Aku sangat kecewa karena aku belum puas. James berdiri dan mengambil box dildo itu. Memilih benda mana yang ingin dia pakai. Akhirnya ia memilih benda yang tidak terlalu besar. Bentuknya seperti kapsul, sebesar ibu jari, dan berwarna pink. Benda itu punya benang di ujungnya, dan juga sebuah remot.

James memintaku untuk duduk di sofa dengan kaki terbuka lebar. Ia memasukan benda itu ke mulutnya, lalu iya berlutut menghadap vaginaku. Sesekali James melirikku jahil, aku merinding melihatnya.

Dia memegang kedua pahaku, makin membuka kakiku, lalu memasukan benda itu kedalam vaginaku cukup dalam. Rasanya cukup geli, tidak menyakitkan sama sekali. Aku rasa, kedua jari James jauh lebih besar dibanding ini. Setelah itu James berdiri.

"I want you to stay still and enjoy this little toy. The remote I'm holding right now, is usefull for adjusting the vibration. While you play, I'll strip myself."

Apa? Aku tidak salah dengarkan? Aku bengong, sambil mencerna ucapannya. Tak lama, James menyalakan mainan itu. Mainan itu mulai dengan sangat pelan, aku merasakan getarannya, tapi tidak seberapa. Aku yakin James bisa melihatnya dari rauh wajahku, jadi, dengan isengnya, ia menekan tombol itu berkali-kali, sampai getarannya bertambah drastis. Mulanya tidak seberapa, sampai benda itu bergerak menyentuk titik sensitifku. Kakiku reflek menutup dengan sendirinya. Benda kecil itu menyerangku!

"jjaa jammesss... aughhhh eunhhhhgg ahh ahh eughhhmnnn jj aajamesss"

Desahanku sungguh tidak karuan, badanku ikut bergetar. Tanganku meremas-remas sofaku lebih erat, badanku naik turun, payudaraku memantul-mantul, sedangkan James disana tersenyum melihatku. Aku merasa banyak cairan mengucur keluar dari vaginaku, suara getaran mainan itu membuat suara becek juga.

James juga sudah menelanjangi dirinya, ia mendekati vaginaku. Aku pikir dia akan menarik alat itu keluar, ternyata ia malah mendorongnya lebih dalam lagi, juga menambah getarannya lewat remot.

Mataku terpenjam, badanku lemas, kakiku semakin rapat, vaginaku juga akhirnya mneyemprotkan cairan. Tapi mainan itu tidak berhenti juga. Aku bisa gila, gila kenikmatan.

James tidak tinggal diam, ia melumat bibirku dan beradu lidah lagi, seperri sedang menahan desahanku agar tidak keluar. Tangannya meremas kedua payudaraku, menarik-narik putingku dan memelintirnya. Ia tidak mau berhenti, malah terus menambah energinya. James melakukan itu sangat lama sekitar 10 menit, sampai akhirnya aku keluar untuk yang kedua kalinya. Vaginaku menyemprotkan cairan dua kali lipat banyaknya.

Badanku masih ikut bergetar akibat mainan itu. James menghentikan aksinya dan berlutut, mengeluarkan mainan itu dengan mulutnya. Lidahnya menggali-gali vaginaku, aku tidak tahan, maka tanganku meremas rambutnya dan mendorong-dorong kepalanya.

"AAHHHH JAMESS...MMHHHMMM.....EUNGHHH AHH AHHH.. JAMESS JAMESSS", aku bukan lagi mendesah, tapi teriak. Deru napasku pun tidak beraturan.

Akhirnya alat itu keluar, dan tubuhku sedikit-sedikit mulai normal. Sofa itu sangat basah, dari tubuhku yang berkeringat, juga dari cairan vaginaku yang banyak. Untungnya sofaku terbuat dari kulit, jadi tidak menyerab basah.

James tersenyum, lalu ia menjilati vaginaku dan menjilati cairan yang tersemprot di sofa. "Fruityy... good game, you ace it."

Ia lanjut memeluk tubuhku sangat erat, mengendus leherku, mengusap pipiku, dan mengecup keningku. James membiarkanku istirahat sejenak, lalu ia berkata, "Just by watching you, my dick is starting to get hard.."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

One Only Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang