Peperangan antara Astrevant dan Alterniamon yang tidak pernah berhenti sejak zaman Raja Pertama, membuat beberapa korban berpotensi menjadi penjahat. Dari sekian banyaknya penjahat yang membangun kelompok untuk mengacaukan kerajaan, Five Fenomous Pe...
Himari menghela napas kasar, perkataan Theo kemarin terlalu mengusiknya sejak Theo mengatakannya, di latarbelakangi oleh pertengkaran mereka berempat malam itu.
Gadis itu jadi pusing sendiri, apalagi dengan kondisi Yonezawa dan Theo yang sama-sama berada di ambang kematian, dan hubungan persaudaraan ia serta kakak-kakaknya yang berada di ambang kehancuran.
Ingin sekali Himari merengek dan meraung-raung di pelukan Ibunya, tapi apalah dayanya, Ibunya hanyalah tinggal bayangan saat ini.
Sebenarnya tentang ia menjadi penanggung jawab kondisi Theo, Nyonya Melty memberinya pilihan. Ia bisa menolak, karena mengurusnya memang sulit, tapi demi menghindari interaksi dengan Kai, jadi Himari memutuskan untuk menerimanya.
"Uhuk! Uhuk!"
Himari tersentak ketika suara batuk Theo menginterupsinya, lalu bergegas mengambil sapu tangan di atas meja nakas untuk menyeka darah di sekitaran mulut Theo.
"Mi-num." Ujar Theo pelan, membuat Himari meletakkan sapu tangan tadi di atas meja dan segera membantu Theo untuk duduk bersandar.
Sebelah tangannya meraih gelas di atas meja nakas, dan membantu Theo minum. Pria itu menghela napas saat Himari meletakkan gelasnya.
"Anda harus melanjutkan makan siang Anda, Yang Mulia." Ujar Himari seraya duduk di sisi ranjang, mengambil mangkuk sup, dan menyodorkan satu suapan.
Theo memakan suapan yang di berikan Himari dengan perlahan, matanya dengan cermat mengamati Himari yang duduk berhadapan dengannya. Bentuk matanya, senyumnya, bentuk alisnya, jari-jari lentiknya, rambut panjangnya yang terlihat halus, tatanan poninya, bahkan diamnya dia..
