Takut Gelap

17.9K 491 4
                                    

Ataya pov

Malam ini adalah hari ke 9 aku bekerja dengan Pak Tito dan setelah tawaran kapan hari di rumahku yang aku setujui itu aku tidak ada waktu untuk keluar dari rumah Pak Darmo sedikitpun. Pak Tito terus terusan mengurungku di kamarnya dengan segala alasan yang dia buat. Aku sih sebenarnya tidak merasa keberatan karena ya pekerjaan ini menggunakan pakaian yang Nyaman, tapi orang mana yang nyaman terus terusan di tatap saat bekerja.

Malam ini waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam, hujan deras di luar sana jadi aku tidak bisa pulang karena kalau aku pulang pasti besoknya tidak bisa bekerja sebab meriang terkena hujan. Aku sekarang hanya duduk menonton orang yang sedang menekan keyboard laptopnya, entahlah apa yang di kerjakan tetapi Pak Tito mengerjakannya dengan serius, terkadang alisnya akan berkerut sesekali.

"Pak ini sudah malam, besok saya harus bekerja membuat sarapan pagi-pagi buta. Kalau saya terus di sini saya tidak bisa beristirahat"

"Yaudah kamu istirahat di sini aja, gitu aja kok repot"

"Saya kan butuh bersih bersih badan juga Pak, badan saya sudah lengket dan bau asem ini"

"Mana? Coba cium"

Nah ini nih yang ndak aku suku, pasti setiap perkataan yang aku lontarkan di hadapan Pak Tito selalu menjadi boomerang untukku. Ya kalau mau nyium gak apa-apa si sebernya tapi kok ya kesannya seperti gampangan banget. Masa aku harus jawab 'iya nih cium aja badan saya' kan ya gak etis bolo.

"Pak saya serius ini, gimana saya mau bersih bersih kalu kondisinya seperti ini pak, tolong lah pak biarin saya pulang ke rumah. Gak papa deh besok meriang dikit tapi yang penting saya bisa pulang"

"Janga nanti kamu sakit kalau pulang sekarang mending kamu bersih bersih di sini aja nanti malem tidur di sini juga"

Sebenarnya aku bisa saja untuk langsung keluar, tapi kamar ini di kunci sama Pak Tito jadinya auu ndak bisa keluar. Tadi aku mencoba untuk keluar tapi malah di suruh buat ngambil kuncinya di saku celananya, tadi juga langsung udah ku ambil di saku celananya tapi malah kesenggol itunya Pak Tito dikit, jadi mau ambil lagi takut.

"Udah deh apa salahnya kamu nurut sama saya, sekarang cepet mandi gih"

"Pak saya belum ganti baju"

"Pake aja daster kamu toh itu tadi gak terlalu kotor"

Mau gak mau aku akhirnya nurutin dia tap ini maunya lebih banyak daripada gak maunya. Aku bergegas untuk mandi dan memilih tidak mengganti baju ku, toh nanti tidur malah gak bisa kalau aku ganti baju jadi aku tetap pake daster aja, tapi nanti kalau di apa apain gimana? Aduh gak apa apa lah, kan aku juga pengen dari kemarin.

Aku mandi, kali ini mandinya gak lama lama karena kan alat mandiku ada di rumah toh jadi aku mandi dengan seadanya. Waktu mandi itu aku teringat sesuatu yang sangat penting.

"Waduh ini aku kan gak ada celana dalam, terus gimana? Masa aku pinjem celana dalam ke Pak Tito, ih jorok ah"

"Gimana ya? Apa aku gak pake celana dalam aja?"

"Nani burung emprit ku ini gelambir gak sih kalo gak pake celana dalam"

Aku mencium celana dalamku yang tadi ku pakai, untuk memastikan kotor apa tidaknya.

"Ih baunya bau asem,kalo di pake pasti gatel"

"Yaudah lah mau nggak mau aku ya gak pake, jorok juga kalau harus pinjem celana dalam Pak Tito emang celananya gak longgar ap? Tadi aja kesenggol gede banget"

Akhirnya kau tidak memakai celana dalam dan keluar kamar mandi dengan sedikit mengatupkan kedua kakiku, soalnya aku malu toh walaupun tertutup tapi tetap aja sensasinya itu agak lain kalau di rumah aku sudah biasa tapi ini kan rumah orang lain.

MAS TITOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang