End

8.6K 244 13
                                    

Hubungan Tito dan Ataya sudah  berjalan 5 tahun, dan banyak berubah dari kehidupan keduanya. Dari terakhir kali kejadian kedatangan mantan Tito meteka berdua memutuskan untuk hidup di desa. Bukan desa tempat Ataya dan Tito bertemu, tapi sebuah desa yang menurut mereka menenangkan. Satu atau dua kali dalam sebulan mereka akan pergi ke kota untuk melihat kantor Tito atau menjual hasil panen kebun mereka jadi walau mereka di kampung tetap saja mereka tidak kekurangan uang.

Letak desanya tidak jauh dari kota tetapi tetap sebuah pedesaan kira kira hanya memakan waktu satu jam untuk pergi ke kota.

Sekarang kondisi Ataya makin gede nenennya soalnya dia kan sering mengASIhi Tito, pernah ada pemikiran atau cari cara menghentikan produksi asi nya tapi sejauh ini belum ada dan mereka menyerah. Lebih tepatnya Tito yang menyerah soalnya dia gak rela kalau asi kesukaannya harus di berhentikan dari sumbernya.

Mereka tinggal di desa tidak hanya berdua tapi ber empat. Tiga tahun lalu mereka menemukan dua anak jalanan sepertinya daik beradik karena mukanya mirip yang sedang meringkuk kedinginan di teras indomei yang udah tutup. Karena mereka kasihan akhirnya Tito dan Ataya merawat kedua anak tersebut.

"Rico tolong dong panggilin mas mu sama bapak suruh mereka kesini, kita makan habis ini"

"Iya buk"

Rico anak kecil yang sekarang berumur 6 tahun, dulu waktu dia di temukan dengan mas nya dia badannya kurus, dekil, item tapi sekarang dia badannya bersih, berisi, dan wangi tapi kadang kecut.

"PAK... MAS SURUH MAKAN SAMA IBUK"

"IYO SEBENTAR CABENYA TINGGAL DIKIT INI, NANGGUNG"

Rico ke dalam rumah melaporkan semuanya kepada ibuknya.

"Buk kata Bapak nanggung cabenya tinggal dikit yang mau di panen"

"Yasudah di tunggu aja ya, kita makan sama sama"

Fyi Rico dan mas nya Rio nggak tau awalnya kalau Ataya ini seorang laki-laki. Karena memang sejak pindah ke desa ini Ataya memanjangkan rambut dan berpenampilan layaknya perempuan. Tubuhnya juga mendukung soalnya kan dada dia agak menonjol walaupun gak banyak tapi harus di pakein bra yang buat tambah gede, juga rambut yang agak panjang dan muka manis. Penampilan itu makin mendukung sisi perempuan Ataya.

Tapi sekarang mereka berdua sudah tahu karena menganggap Ataya sejenis Waria padahal kan gak pernah potong titit.

"Bapak sama Rio cuci tangan dulu ya, soalnya kotor. Tadi lumayang cabenya dapet 3 karung capek aku"

"Kalo cape istirahat pak jangan di paksain tuh liat si rio muka nya sampe merah hijau karena kepananasan"

Tito merangkul bahu Rio dengan bangga.

"Gak apa apa yo le? Masih jam 9 sinar mataharinya masih ada vitamin D nya"

Rio anak 10 tahun itu hanya mengangguk paseak karena memang sangat kecapekan.

"Udah udah ayo makan"

Mereka makan bersama di meja makan layaknya krluarga sesunggugnya, kadang di selingi dengan canda tawa.

Hidup memang seperti itu kadang kita hanya butuh kesabaran untuk mendatangkan kebahagiaan.

Hidup akan berkesan kalau si pemilik jiwa menjalaninya dengan iklas dan senang hati. Tak apa apa mengeluh dalam menjalani hidup tapi jangan sampai berputus asa. Manusia yang datang ke dunia sejatinya sudah di tanyai berkali kali apakah dia sanggup menjalani pahitnya dunia dan mereka menyanggupi. Percayalah akan ada kebahagiaan yang menanti setelah kepahitan yang tertelan.






Dah ya pek ini sesuai janji nanti aku bakal dateng dengan cerita baru. Mumpung libur kulyah aku bisa buat cerita-cerita gak jelas. Kalau udah masuk kulyah aku gak bakal sempet.

MAS TITOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang