Sudah 4 bulan Pavel akhirnya bekerja di club tempat sai bekerja, karena dia tidak punya pilihan lainKebutuhan nya tidak pernah berhenti meski dia berhenti bekerja. Jadi untuk menyambung hidupnya dia harus bekerja walau dia sangat tidak suka dengan tempat ini
Pavel hanya bertugas mengelapi meja dan beberapa barang. Karena keahliannya hanya itu.
Jika dia berada di dapur, dia akan merasa mual lagi. Baru baru ini bumbu masakan cukup membuat dia kesulitan,
Jika dia ditempatkan di dapur minuman, dia akan merasa pusing karena aroma alkohol yang menyengat
Untuk itulah dia lebih memilih menjadi orang yang disuruh untuk mengerjakan pekerjaan ringan dan mudah seperti ini.
"Pavel .. kemarilah kita makan dulu"ujar sai memanggil dari arah dapur
"Hm baik phi"Pavel mengambil lap mejanya dan berlalu pergi mengikuti sai ke dapur.
***
Ujian akhir semester sudah semakin dekat, Pooh sedang fokus belajar di perpustakaan.
Namun dia merasa tidak tenang karena orang di sebrang sana terus menatapnya.
"Ada apa Kim?"tanyanya
"Sekarang kau menjauh dari gem? Kenapa? bukankah ujian sudah semakin dekat"
"Apa hubungannya dengan gem?"
"Kau mungkin tidak akan mendapatkan contekan lagi "
Pooh menutup bukunya kasar hingga menimbulkan suara.
Lalu atensinya mulai menatap Kim
"Apa kau masih mengira aku merebut tempatmu karena mendapat contekan?""Hm.. aku sudah banyak bertanya pada guru. Dan melihat ringkasan nilaimu di sekolah lain, kau bahkan tidak masuk 10 besar, wajar bukan jika aku curiga "
Pooh menghela nafas kesal.
"Yahh dulu aku kurang tertarik dengan belajar ""Lalu kenapa sekarang tertarik?"
"Ey Kim... Apa aku harus mengatakannya juga?"
"Tidak perlu... hahh...Baiklah. Kita bersaing secara sehat saja, aku hanya harus mengalahkan gem atau kau, itu tidak sulit"
"Yah Kim.. terserah kau saja, semoga beruntung!"ujar Pooh lalu mengambil tasnya dan pergi darisana.
Pooh pulang dengan berjalan kaki, ayahnya sengaja mengambil mobilnya agar Pooh bisa bertindak seperti siswa pada umumnya
Walau dia Mempunyai SIM dan tidak pernah membuat masalah tapi ayahnya tetap khawatir, dia masih melihat Pooh nya adalah anak kecil yang suatu saat akan merajuk dan menggunakan mainan besarnya itu untuk hal lain
Jadi dia memilih untuk menyita sejenak kendaraan nya itu.
Untuk itulah Pooh menjadi terbiasa dengan jalan kaki.Alasannya , itu membuat Pooh punya banyak pikiran tenang sambil berjalan, tubuh nya juga terasa lebih bugar dari biasanya.
Pooh berjalan dengan semangat untuk menjemput pacarnya yang masih bekerja.
"Phii"ujarnya saat melihat Pavel yang mengelap meja luar
"Oh Pooh?sedang apa kau disini?kau masih memakai seragam"ucap Pavel seraya menarik Pooh agar sedikit jauh dari depan club
"Phi ini masih siang. Kalian belum bukakan?"
"Hm, satu jam lagi akan buka. Ngomong ngomong kenapa kau kesini?"
"Aku ingin menjemput mu"
"Bukankah kita sudah janjian di terminal kenapa repot repot datang?"

KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My destiny
Fanfictionkarena kejadian tak terduga membuat pavel harus menghindari muridnya yang bernama pooh. namun di tahun ajaran baru, dirinya malah menjadi wali kelas dimana pooh berada hingga akhirnya dirinya mau tidak mau harus bertemu dengan anak itu setiap hari...