07

27 12 3
                                    

Selamat membaca chapter 7🌷

Julian terbangun dengan rasa kantuk yang masih menggantung di pelupuk matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Julian terbangun dengan rasa kantuk yang masih menggantung di pelupuk matanya. Di hadapannya, Veronica sudah rapi dengan gaun hitam elegan, rambutnya ditata sempurna. Dia membungkuk dan mencium bibir Julian dengan lembut, meninggalkan jejak parfum yang manis.

"Aku ada urusan pekerjaan," katanya pelan, tersenyum kecil sebelum berbalik dan berjalan keluar dari apartemen.

Julian mengangkat alis, mencium ada sesuatu yang tidak biasa. Dia bergegas bangun, memakai pakaian dengan cepat, dan mengikuti Veronica dari jarak aman. Dia tahu bahwa dia harus tetap waspada, tidak boleh melepaskan pandangannya dari Veronica.

Veronica mengemudi cepat ke arah Brooklyn, tujuan yang jarang dia kunjungi. Julian mengikuti dengan hati-hati, memastikan langkah-langkahnya tidak menimbulkan masalah. Veronica tiba di sebuah kafe kecil dan menemui seorang pria yang tampak seperti target barunya. Mereka berbincang santai, sesekali Veronica tersenyum menggoda, membuat pria itu semakin terpikat.

Di tengah percakapan, ponsel Veronica berdering. Dia melirik layar dan wajahnya berubah. Dengan nada serius, dia mengangkat telepon. "Mama, ada apa?"

Suara di ujung telepon terdengar cemas. "Adikmu masuk rumah sakit, Veronica. Dia butuh kamu sekarang."

Veronica terdiam sejenak, kemudian berkata, "Aku akan segera ke sana."

Dia menutup telepon dan berpamitan pada targetnya dengan senyum manis. "Maaf, aku harus pergi. Ada urusan keluarga mendesak. Kita bisa bertemu lain waktu?"

Pria itu mengangguk dengan kecewa. "Tentu saja, kapan pun kau mau."

Veronica segera keluar dari kafe, berjalan dengan langkah cepat. Julian yang mengamati dari luar, merasa bingung dengan perubahan mendadak itu, tapi dia tetap mengikutinya.

Veronica mengambil mobilnya dan menuju ke tempat masa kecilnya. Julian mengikuti dari jauh, menggunakan mobil miliknya untuk memastikan dia tidak ketahuan. Mereka tiba di sebuah rumah sakit kecil di pinggiran kota. Veronica turun dan bergegas masuk, sementara Julian tetap menunggu di luar, menunggu momen yang tepat untuk mengikuti.

Setelah beberapa saat, Julian memutuskan untuk masuk ke rumah sakit. Dia berpura-pura menjadi pengunjung biasa, matanya terus mencari Veronica. Dia menemukannya di ruang tunggu, berbicara dengan seorang dokter. Wajah Veronica terlihat khawatir.

Saat itu, seorang anak muda, sekitar 13 tahun, keluar dari kamar rumah sakit dengan wajah pucat. Dia melihat Julian yang mencoba bersembunyi di balik sudut. Anak itu mendekati Veronica dan berbisik, "Siapa pria itu?"

Veronica melihat ke arah yang ditunjuk adiknya, dan matanya bertemu dengan Julian. Ada sekejap kejutan di wajahnya sebelum dia memasang ekspresi tenang. "Dia... seorang teman," jawab Veronica dengan tenang, meskipun hatinya berdebar.

ManeaterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang