Selamat membaca chapter 9🌷
Veronica mengembuskan napas dalam-dalam setelah melihat Julian menunjukkan sikap berani. Mereka berbagi senyum penuh arti sebelum suasana kembali tegang saat suara ketukan keras di pintu apartemen memecah keheningan.Veronica membuka pintu dan berdiri kaku ketika melihat sosok yang familiar dari masa lalunya. Pria itu tinggi, dengan rambut hitam dan mata tajam yang membuat Veronica membeku di tempat.
"Veronica," suara pria itu dalam dan tegas, membawa kenangan buruk yang kembali menghantuinya.
Julian, yang mengamati dari jauh, merasakan ada yang tidak beres. Dia berdiri dan berjalan mendekat, menyadari perubahan ekspresi di wajah Veronica. Tanpa ragu, Julian merangkul Veronica dari belakang, memberikan kesan protektif.
"Ada masalah di sini?" tanyanya, suaranya terdengar tenang namun penuh waspada.
Pria itu menatap Julian dengan tajam sebelum kembali menatap Veronica. "Siapa dia, Veronica?" tanyanya dengan nada curiga.
Veronica tersentak, berusaha keras menjaga ketenangannya. "Dia... dia adalah kekasihku," jawabnya, meskipun jantungnya berdetak kencang.
Julian mengangguk setuju, meremas lembut bahu Veronica sebagai tanda dukungan. "Benar, aku kekasihnya. Ada yang bisa saya bantu?"
Pria itu terlihat tidak percaya, tetapi tidak bisa berbuat banyak dengan kehadiran Julian. "Aku akan kembali nanti," katanya dengan nada ancaman sebelum berbalik dan pergi.
Setelah pria itu pergi, Veronica berbalik menghadap Julian, matanya penuh rasa terima kasih. "Terima kasih, Julian. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika kau tidak ada di sini."
Julian menatap Veronica dengan serius. "Siapa dia? Apa yang dia inginkan darimu?"
Veronica menghela napas panjang sebelum menjawab. "Dia adalah seseorang dari masa laluku. Namanya Ken, dia pernah terlibat dalam hidupku ketika aku masih sangat muda dan naif. Dia adalah alasan aku menjadi seperti ini sekarang."
Julian mengangguk, mencoba memahami situasi yang baru saja terjadi. "Apakah dia berbahaya?"
Veronica menggigit bibirnya, menahan ketakutan yang ingin keluar. "Ya, dia bisa sangat berbahaya."
Julian mengangguk lagi, memastikan Veronica merasa aman. "Aku di sini untukmu, Veronica. Kita hadapi ini bersama."
Veronica tersentuh dengan kata-kata Julian. Sedikit demi sedikit, benteng pertahanan yang dia bangun selama ini mulai runtuh. Dia merasakan debaran di dadanya setiap kali Julian menunjukkan perhatian dan keberanian.
Malam itu, mereka berbicara lebih dalam tentang kehidupan masing-masing. Julian menceritakan masa lalunya sebagai detektif muda yang penuh semangat dan ambisi. Veronica, di sisi lain, membuka sedikit tentang masa lalunya yang kelam dan penuh luka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maneater
RomanceDi tengah gemerlap kota metropolitan, Veronica Hayes, seorang wanita cantik dan memikat, dikenal sebagai "Maneater" di kalangan sosialita karena kemampuannya dalam merayu dan menghancurkan hati pria-pria kaya dan berpengaruh. Di balik topeng kecanti...