Selamat membaca chapter 10🌷
Tak terasa sudah dua minggu Julian berpura-pura berpacaran dengan Veronica. Dia tahu bahwa sisa dua minggu lagi adalah waktu yang sangat berharga untuk mengumpulkan lebih banyak informasi. Semakin hari, Julian semakin merasa bahwa ada sesuatu yang lebih besar di balik semua ini. Dia mulai mencurigai James, teman dekat dan rekan Veronica.
Namun, saat Julian mencoba mencari informasi tentang James di internet, hasilnya nihil. Tidak ada satu pun informasi yang bisa ditemukan. Seolah-olah James tidak pernah ada. Ini membuat Julian semakin penasaran dan curiga.
Suatu sore, saat Veronica sedang sibuk dengan urusannya, Julian duduk di sofa apartemen Veronica, berusaha menyusun rencana berikutnya. Veronica keluar dari kamar dengan senyum di wajahnya, membawa dua gelas anggur.
"Minum sedikit untuk meredakan stres?" tawar Veronica, memberikan satu gelas kepada Julian.
Julian menerima gelas itu dan tersenyum. "Terima kasih. Aku butuh ini."
Mereka berdua duduk di sofa, menikmati anggur mereka sambil berbincang-bincang. Julian tahu dia harus berhati-hati dengan apa yang dia katakan, tapi dia juga tidak bisa menahan diri untuk tidak menggali lebih dalam.
"Kau tahu," kata Julian sambil menatap Veronica, "aku selalu penasaran bagaimana kau bisa begitu pandai dalam segala hal yang kau lakukan."
Veronica tersenyum misterius. "Mungkin karena aku selalu tahu apa yang aku inginkan dan tidak pernah takut untuk mengejarnya."
Julian mengangguk. "Dan bagaimana dengan James? Dia terlihat sangat dekat denganmu."
Veronica sedikit tersentak mendengar nama itu. Namun, dia dengan cepat menguasai dirinya dan tersenyum. "James? Dia hanya teman lama. Kami sudah mengenal satu sama lain sejak lama."
Julian mencoba membaca ekspresi Veronica, tetapi seperti biasa, dia sulit ditebak. Mereka melanjutkan percakapan mereka, tetapi Julian tahu dia harus lebih cerdik untuk mendapatkan informasi yang lebih dalam.
Esok harinya, Julian memutuskan untuk berjalan-jalan sendiri. Dia butuh udara segar dan sedikit waktu untuk berpikir. Saat dia berjalan di sekitar pusat kota, tanpa sengaja dia bertemu dengan Ken, pria yang seminggu lalu membuat Veronica terlihat sangat takut.
Ken mendekati Julian dengan senyum di wajahnya. "Julian, bukan?" tanyanya.
Julian mengangguk, sedikit waspada. "Ya, itu aku. Dan kau pasti Ken."
Ken tertawa kecil. "Kau benar. Jadi, bagaimana hubunganmu dengan Veronica?"
Julian tahu dia harus berhati-hati. "Kami baik-baik saja."
Ken mengangguk pelan. "Kau tahu, kunci dari semua ini bukan di Veronica."
Julian mengerutkan kening. "Apa maksudmu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Maneater
RomanceDi tengah gemerlap kota metropolitan, Veronica Hayes, seorang wanita cantik dan memikat, dikenal sebagai "Maneater" di kalangan sosialita karena kemampuannya dalam merayu dan menghancurkan hati pria-pria kaya dan berpengaruh. Di balik topeng kecanti...