Ini adalah hari senin, dimana semua sekolah akan melaksanakan upacara bendera. Begitupun dengan SMA 88 yang berada di Kota Bandung.
Resya, si anak manja yang masih bergantungan pada kedua orang tuanya. Kini perlahan membuka mata, melihat jam dinding yang menunjukan pukul 05.40 Pagi.
"WHATTTT THEEE F----"
"Gue telatttt anjirrrr"
Dengan cepat, ia bergegas ke kamar mandi dan memulai kegiatannya pada hari ini. Menurut Resya, pukul 05.40 sudah bisa dikatakan terlambat. Karena ia harus memulai kegiatannya dengan sedikit sentuhan make up diwajahnya.
"Morning all" Resya turun dari singgahannya dan berjalan kearah meja makan. Terlihat Mami dan Papi nya yang sedang memakan sarapan dengan santai.
"Mih, kenapa ga bangunin eca?? telat nih"
"Mami udah bangunin kamu selama sejam, ga ada tuh tanda tanda kamu bangun"
"Kamu tuh anak kebo, mirip banget sama mami mu yang susah dibangunin" ujar sang papi, sembari menyuruput kopi buatan istri tercinta.
"Tapi, mami selalu bangun pagi"
"Ckckck sebelum kamu lahir sayang, papi aja sarapan jadi satu sama makan siang. Tuh sangking kebo nya mami mu"
"HAHAHAHA berarti papi nikah sama kebo dong?"
"Ngga sayang, soalnya papi juga kebo"
"HAHAHAHA"
Seperti ini lah suasana keluarga Resya di pagi hari. Membuat siapapun akan iri dengannya. Selain memiliki kepintaran dan wawasan yang cukup luas, ia juga memiliki kasih sayang serta dukungan dari kedua orang tuanya. Membuat ia tumbuh dewasa dengan baik.
࿙࿚࿙࿚࿙࿚࿙࿚࿙࿚࿙࿚࿙࿚࿙࿚࿙࿚࿙࿚࿙࿚࿙࿙࿚࿙࿚࿙࿚࿙࿚࿙࿚࿙࿚࿙࿚࿙
Tepat pada pukul 06.50 Resya sampai disekolah, untungnya SMA 88 ini masuk pada pukul 07.00. Ia pun bergegas untuk memasuki lorong sekolah dan menaruh tas dikelasnya. Fyi, Resya berangkat menggunakan ojek online. Karena arah sekolah dan kantor Papi nya berlawanan.
"Keberuntungan lagi ada di pihak gue nih" Ia pun memasuki kelas dan menemui teman nya yang sedang cemas.
"Kenapa nih, ko panik gitu muka lo?"
"RESYAA KAMBING!! gue nyariin lo, tumben tumbenan sampe sekolah jam segini" Dia adalah Maya, teman sebangku dan seperjuangan nya Resya selama ini. Bahkan ia tau, jika ini bisa dikatakan telat untuk Resya, walaupun masih tersisa 10 menit.
"Macet tadi gue, udah ayo ke lapangan. Dikit lagi upacara"
"Bentar, tapi perasaan gue ga enak. Lo udah makan belum?" Perasaan cemas masih dirasakan oleh Maya.
"Udah udah, bareng mami papi"
"Tapi muka lo pucet"
"Soalnya gue cuma pake lipbalm, udah ayo" Resya pun menyeret Maya dan berbaris dilapangan.
Upacara berjalan dengan lancar, sampai pada saat penaikan bendera. Pandangan Resya perlahan buram, dan tubuhnya jatuh.
Maya yang melihat kejadian tersebut, sangat panik. Temannya yang lain langsung memanggil anggota PMR untuk mengambil Tandu. Tetapi, mereka semua terlambat. Karena, tiba tiba ada seorang lelaki berpostur tinggi yang menggendong Resya dan membawanya ke UKS dengan penuh hati hati.
Maya yang masih terbingung, lantas mengikuti langkah lelaki tersebut. Resya dibaringkan, tak lupa sosok lelaki itu membenarkan rambut Resya yang berantakan. Tanpa basa basi, ia berjalan kearah pintu meninggalkan Resya dan Maya.
"Thanks, Dylan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Stalker Falling in Love [ On Going ]
Teen FictionApa yang kamu lakukan, jika di awasi oleh seorang penguntit? melaporkan polisi? atau memviralkan penguntit tersebut? Sebenarnya, apa tujuan ia melakukan itu? apakah karena suruhan seseorang? atau memang kemauan nya sendiri? Seperti itulah kira kira...