Bel pulang, telah berbunyi. Dylan berencana untuk pulang bersama Resya, sekaligus mengajaknya untuk pergi ke suatu tempat. Diseberang sana, terlihat Resya yang sedang memainkan handphone nya. Tanpa berlama lama lagi. Dylan langsung menghampirinya.
"Pulang" Ujar Dylan.
Resya yang mendengar suara itu, hanya membiarkannya. Saat ini, ia tidak berminat untuk berbicara dengan laki laki tersebut.
"Pulang bareng cha" Ucap Dylan, sekali lagi. Merasa geram karena ucapannya tidak ditanggapi. Ia mengambil handphone Resya dan menyimpan nya dikantong celana.
"Sok asik banget, balikin sini!"
"Mau? Ambil di motor gue" Setelah itu Dylan tertawa kecil dan menuju ke arah parkiran. Tentu, dengan seorang gadis yang sedang menahan kesal dibelakangnya.
"Mana sini, balikin. Gue mau pulang!"
"Yaudah naik" Ucap Dylan, dengan nada yang mengejek.
"Gak!"
"Naik atau gue gendong?"
Resya yang mendengar pertanyaan itu, langsung buru buru naik ke motor. Dylan pun meraih tangan Resya untuk memeluknya.
Apakah Resya menolak? Tentu, tidak. Karena Dylan sudah lebih dulu mengancamnya.
"Kalo sampe lepas, lo gue turunin dijalan" Mendengar pernyataan itu, Resya terdiam dan mengikuti ucapan Dylan.
Sampai akhirnya mereka tiba di suatu tempat yang indah. Seperti taman, dengan pemandangan gedung yang tinggi. Resya berdecak kagum.
"Lo tau tempat ini dari mana?" Tanya Resya.
"Ntah, ini tempat favorit gue. Ga sembarang orang bisa gue bawa kesini" Ucap Dylan, sambil menuntun Resya.
"Terus, kenapa lo bawa gue?" Pertanyaan Resya membuat Dylan terdiam.
"Lo bakal tau sendiri nanti"
Jelas, jawaban Dylan membuat Resya mengerutkan alisnya. Ia semakin dibuat penasaran dengan sosok lelaki yang membawanya kesini.
"Gue beli minum dulu, tolong pegangin handphone gue" Dylan memberikan handphone nya kepada Resya, dan menyuruhnya untuk tidak pergi kemana mana sebelum ia datang. Resya yang ditugaskan oleh Dylan, hanya mengangguk dan tersenyum.
Beberapa menit telah berlalu, tetapi Dylan tidak menampakkan dirinya. Tiba tiba saja, bunyi notifikasi terdengar dari handphone Dylan. Resya yang tak sengaja lihat, dan membaca sebuah pesan itu membuatnya bingung.
Felix
hati hati aja, aurel bakal balik secepatnyaTak lama kemudian, Dylan kembali dengan membawa dua botol minuman dan beberapa snack. Mereka menikmati sunset sambil mengobrol santai.
Setelah itu mereka memutuskan untuk pulang. Tetapi, Dylan mengantarkan Resya terlebih dahulu hingga sampai didepan rumahnya. Tak lupa, Resya ber terimakasih untuk hari ini. Dylan pun pulang dengan senyum yang tertutup helm full facenya.
Saat sampai dirumah, Dylan memarkirkan motornya dan masuk ke dalam rumah.
Terlihat seorang pria paruh baya sedang duduk disebuah sofa. Ia memanggil anak semata wayangnya untuk duduk sementara.
"Dylan, bunda sama ayah mau pisah"
Pernyataan itu membuat Dylan terdiam. Seperti ia sudah menduga bahwa hal ini akan terjadi.
"Bunda sekarang udah pindah dan tinggal di apartemen. Ayah akan kasih alamatnya" Lanjutnya. Pria paruh baya itu bernama Kenan Pramana, selaku ayah kandung Dylan.
Sebenarnya, Dylan sebagai anak tunggal sudah muak dengan semua ini. Kericuhan yang terjadi dalam keluarganya membuat ia tumbuh dewasa dengan penuh masalah yang ia pendam selama ini. Sang bunda sudah beberapa kali memergoki ayahnya yang sedang selingkuh. Mungkin ini adalah batas akhir dari kesabaran bunda nya.
Dylan sudah mengetahui hal ini sejak ia berusia 8 tahun. Bahkan, saat ia menginjak umur 11 tahun. Dylan menjadi pelampiasan ayahnya, dengan wajah dan tubuh yang penuh luka.
Saat ia hampir dibuang oleh ayahnya, Om kevin menemukan Dylan. Dengan begitu, ia memutuskan untuk menjadi anggota Genk Motor hingga saat ini berkat kebaikan mereka.
Setelah pernyataan itu keluar dari ayahnya. Dylan pergi dan berjalan ke arah kamar miliknya. Ia duduk diatas kasur dengan sebuah foto yang memang ia simpan selama ini.
"Rel. Miss you" Ucap Dylan. Ia merasa sedang merindukan gadis yang ada di foto tersebut.
࿙࿚࿙࿚࿙࿚࿙࿚࿙࿚࿙࿚࿙࿚࿙࿚࿙࿚࿙࿚࿙࿚࿙࿙࿚࿙࿚࿙࿚࿙࿚࿙࿚࿙࿚࿙࿚࿙
Terlihat jam sudah menunjukkan pukul 22.09 tetapi Resya belum memejamkan matanya. Ia teringat dengan kejadian hari ini. Ah! Ia tersenyum lagi untuk kesekian kalinya.
Resya pun memilih untuk turun kebawah dan menonton tv diruang tamu. Mengingat orang tuanya yang sudah tidur, ia mengecilkan volume nya. Tiba tiba, ada suara ketukan pintu dengan panggilan "Permisi... Paket makanan atas nama Resya"
Buru buru ia membuka pintu. Dan benar saja, seorang pengantar makanan dengan jaket berwarna hijau ada dihadapannya.
"Buat siapa ya mas?" Tanya Resya. Karena ia merasa tidak memesan makanan hari ini.
"Makan malam buat non Resya ini"
"Dari siapa mas? Saya ga pesan makanan"
"Oh ini dari orang mbak. Maaf saya gak bisa kasih tau orangnya. Tolong diterima ya mbak"
Setelah mengambil makanan tersebut, ia ber terimakasih dan masuk kembali kedalam rumahnya. Resya memandangi paket yang baru saja ia terima.
Notifikasi handphone nya berbunyi. Ia membuka pesan yang diduga pelaku dari pemesanan makanan ini.
"Siapa sih dia? gue malah tenang kalo lo ngilang, sialan" Resya terlihat geram dengan pesan tersebut.
Tanpa basa basi, ia keluar rumah dan membawa makanan nya. Resya berjalan menuju pos satpam yang berada diarea komplek perumahan nya. Ia memberikan makanan itu dengan senyum ramah yang ia punya. Menurutnya, daripada ia membuang makanan. Lebih baik ia memberikan nya kepada bapak satpam.
GoodJob Resya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Stalker Falling in Love [ On Going ]
Teen FictionApa yang kamu lakukan, jika di awasi oleh seorang penguntit? melaporkan polisi? atau memviralkan penguntit tersebut? Sebenarnya, apa tujuan ia melakukan itu? apakah karena suruhan seseorang? atau memang kemauan nya sendiri? Seperti itulah kira kira...